Liputan6.com, Jakarta Mitos tentang baterai smartphone mungkin menjadi salah satu kekhawatiran banyak orang dalam menggunakan gadget tersebut. Berbagai permasalah seperti baterai tiba-tiba habis atau tidak tahan lama menjadi salah satu masalah yang paling sering menjadi keluhan saat menggunakan smartphone.
Karena berbagai permasalah ini, banyak orang yang percaya pada mitos-mitos yang berkembang tentang baterai smartphone. Banyak mitos-mitos tentang baterai smartphone yang sebenarnya keliru, namun dipercaya banyak orang sebagai suatu hal yang benar.
Advertisement
Baca Juga
Mitos tentang baterai smartphone yang kerap dianggap benar padahal keliru ini perlu dikenali. Hal ini agar kamu tidak perlu lagi cemas dengan perawatan gadget yang kamu gunakan sekaligus bisa lebih mengerti masalah apa yang dialami oleh smartphone. Tidak melulu menyalahkan baterainya.
Berikut Liputan6.com rangkum tentang mitos tentang baterai smartphone dari berbagai sumber, Kamis (6/2/2020).
Mengisi Daya Semalaman Dapat Merusak Baterai
Mitos tentang baterai smartphone yang kerap dianggap benar padahal keliru yang pertama adalah mengisi daya semalaman dapat merusak baterai. Padahal, faktanya mengisi daya semalaman tidak akan merusak baterai.
Hal ini dianggap akan menimbulkan overcharging, atau smartphone akan terus terisi dayanya walaupun daya baterai sudah penuh.
Sekarang ini smartphone memang jauh lebih pintar. Termasuk dengan adanya teknologi pengelolaan daya yang akan secara bertahap dan otomatis memutus arus ketika baterai ponsel sudah terisi penuh.
Dengan begitu, walaupun kamu mengisi daya semalaman, baterai smartphone ahanya akan diisi saat diperlukan saja. Penurunan kapasitas dan usia baterai ponsel biasanya disebabkan oleh tegangan pengisian yang tidak sesuai dan sering mengalami overheat.
Advertisement
Penggunaan Charger Palsu Dapat Merusak Baterai
Mitos tentang baterai smartphone yang kerap dianggap benar padahal keliru selanjutnya adalah penggunaan charger palsu dapat merusak baterai. Penggunaan charger asli dari merek ponsel memang sudah terjamin akan kualitasnya.
Namun, kamu juga masih bisa mengisi daya baterai dengan menggunakan charger lain atau bukan charger bawaan dari smartphone tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas alat pengisi daya tersebut, selain itu pastikan tegangan antara pengisi daya dan baterai ponsel kamu sesuai.
Jangan Menggunakan Smartphone Saat Mengisi Daya
Mitos tentang baterai smartphone yang keliru selanjutnya adalah jangan menggunakan smartphone saat mengisi daya. Beberapa orang mengatakan bahwa menggunakan smartphone saat pengisian daya dapat membuat perangkat tersebut meledak, terbakar atau menyetrum.
Pernyataan tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya benar, asal ponsel yang kamu gunakan tidak mengalami overheat dan pengisian daya pada ponsel berjalan dengan baik.
Meskipun saat mengisi baterai smartphone dan daya yang dihasilkan berbeda dengan biasanya, hasil dan kinerja sirkuit selalu sama. Tapi yang perlu diperhatikan adalah jika kamu menggunakan aplikasi yang cenderung memerlukan banyak daya, maka pengisian baterai akan jauh lebih lambat dari semestinya.
Advertisement
Mengisi Daya Baterai Harus dari 0%
Mitos tentang baterai smartphone yang satu ini sangatlah keliru karena pada dasarnya, pengguna ponsel disarankan lebih baik mengisi daya ponsel sebelum benar-benar habis. Baterai ponsel akan berada di bawah tekanan paling berat saat terisi penuh dan ketika daya benar-benar kosong.
Sebaiknya, agar daya tahan baterai tetap terjaga selama mungkin, kamu bisa melakukan pengisian daya di titik 20 dan 80 persen. Dua kondisi tersebut diartikan sebagai batas maksimal untuk pengisian daya ulang dari ambang penuh dan kosong suatu daya baterai ponsel yang kamu miliki.
Harus Mengisi Daya Hingga 100%
Mitos tentang baterai smartphone selanjutnya adalah kamu harus menunggu bateraimu terisi sampai 100% sebelum mencabutnya. Padahal, pada faktnya seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, baterai HP bekerja paling optimal di kisaran 40% sampai 80%. Tidak masalah kalau kamu tidak mengisi daya bateraimu hingga maksimum.
Walaupun kamu baru membeli smartphone, kondisi ini tetap sama. Kebanyakan smartphone dijual dalam kondisi setengah terisi. Jadi, jika ketika kamu membeli sebuah smartphone tapi baterainya berada di bawah angka 40%, bisa jadi handphone tersebut sudah cukup tua.
Advertisement