Liputan6.com, Jakarta Beredar kabar menyebutkan bahwa mendiang Ashraf Sinclair mengalami serangan jantung karena GERD yang dialaminya. Asam lambung yang naik ke area dada disinyalir mengganggu ritme jantung.
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) terjadi ketika asam lambung naik kembali ke esofagus (kerongkongan). Kondisi asam lambung naik kembali ini menjadi perbincangan karena dihubungkan dengan kematian mendadak.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Ari Fahrial Syam selaku dokter spesialis penyakit dalam mengatakan bahwa kabar tersebut adalah hoaks. GERD sebenarnya termasuk penyakit kronis. Apabila penyakit tersebut berlanjut memang akan berujung gangguan pada paru-paru.
Namun, GERD sendiri tidak bisa menyebabkan langsung terjadinya kematian mendadak. Untuk meluruskan kabar tersebut, kamu perlu mengetahui bahwa GERD tidak ada kaitannya dengan serangan jantung dan kematian mendadak.
Berikut 5 fakta seputar GERD dan serangan jantung yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (20/2/2020).
GERD Bukan Jadi Penyebab Serangan Jantung
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Vito A Damay memberikan penjelasan bahwa informasi yang berbedar mengenai hal tersebut tidak benar.
"Tidak ada kaitan terjadinya serangan jantung dengan asam lambung naik ataupun GERD," tulis Vito kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat, Rabu (19/2/2020).
Advertisement
GERD dan Serangan Jantung Punya Gejala yang Mirip
Vito mengungkapkan, banyak orang yang salah mengartikan sakit lambung dengan gejala serangan jantung. Hal ini dikarenakan kondisi nyeri yang dialami penderita.
“Serangan jantung yang mengenai bagian bawah jantung seringkali dirasakan (sebagai) nyeri ulu hati yang mirip dengan GERD. Sehingga sering disalahartikan sakit maag atau lambung. Lalu berujung meninggal," ujar dokter yang berpraktik di Siloam Hospital Lippo Village, Karawaci, Tangerang, Banten.
"Padahal, (gejala nyeri) mungkin itu memang murni serangan jantung (tapi tidak berkaitan dengan sakit lambung)."
Sakit Lambung Tidak Menyebabkan Mati Mendadak
Tanda umum serangan jantung biasanya menimbulkan gejala berupa sakit lambung dan kejang-kejang yang disertai keringat dingin. Namun, keluhan seperti nyeri ulu hati bukan penyebab utama seseorang meninggal mendadak.
“Sakit lambung saja harusnya tidak menyebabkan kematian mendadak. Orang bisa meninggal mendadak secara alami penyebabnya ya serangan jantung, stroke, dan diseksi aorta (robeknya lapisan dalam pembuluh darah aorta),” papar Vito dalam laman situs pribadinya.
Advertisement
GERD Merupakan Penyakit Lambung Kronis
Dokter spesialis penyakit dalam Ari Fahrial Syam kepada Health Liputan6.com mengatakan lewat pesan singkat pada Rabu (19/2/2020) bahwa GERD sebenarnya termasuk penyakit kronis. Jika penyakit berlanjut memang bisa berujung gangguan pada paru-paru. Tetapi GERD sendiri tidak bisa menyebabkan langsung terjadinya kematian (kematian mendadak).
Dua Gejala Utama GERD
Ari menerangkan, ada dua gejala utama GERD, yaitu nyeri dada dan sensasi rasa panas pada dada, seperti terbakar (heartburn). Biasanya nyeri dada disertai mulut pahit. Ari dan tim pernah melakukan survei terkait GERD.
"Karena ada asam yang naik (regurgitasi). Dari hasil survei yang kami lakukan melalui media sosial sampai dengan Mei 2015, dari 1.200 sampel dengan menggunakan kuesioner GERD (GERD-Q) ternyata lebih dari 50 persen responden kemungkinan mengalami GERD," terang dokter yang berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.
"Penelitian yang kami lakukan di lapangan juga mendapatkan, 6 persen masyarakat yang menjadi responden kemungkinan menderita GERD."
Advertisement
Kenali Komplikasi GERD yang Perlu Diwaspadai
Penyakit GERD mengakibatkan berbagai komplikasi. Hal ini terjadi karena asam lambung atau isi lambung yang naik dapat menyebabkan luka pada dinding dalam kerongkongan. Pada awalnya hanya perlukaan biasa.
“Luka yang terjadi bisa makin luas dan menyebabkan penyempitan dari kerongkongan bawah. Bahkan GERD bisa mengakibatkan perubahan struktur dari dinding dalam kerongkongan yang berujung terjadinya penyakit Barrett’s (lesi prakanker),” Ari menambahkan.
Di luar saluran cerna, komplikasi GERD, yakni asam lambung yang tinggi dapat menyebar ke gigi (erosi dental), tenggorokan (faringitis kronis), sinus (sinusitis), pita suara (laringitis), saluran pernafasan bawah (asma), dan paru-paru (fibrosis paru idiopatik).