Liputan6.com, Jakarta Terdapat berbagai macam cara untuk menjaga kesehatan tubuh. Hampir semua bagian tubuh membutuhkan caranya masing-masing agar selalu terjaga kesehatannya. Begitu juga dengan telinga atau indra pendengaran.
Tak bisa dianggap sepele, menjaga kesehatan telinga perlu perlakukan khusus. Terdapat beberapa kebiasaan yang perlu kamu perhatikan agar kualitas kesehatannya tidak semakin menurun.
Advertisement
Baca Juga
Kebiasaan buruk yang tanpa sadar sering dilakukan ternyata dapat menurunkan kualitas pendengaran. Untuk itu, penting mengetahui kebiasaan buruk apa saja yang dapat menurunkan kesehatan telinga.
Berikut kebiasaan buruk yang bisa mengganggu kesehatan telinga yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (9/3/2020).
Memasukkan Jari ke Telinga
Kebiasaan buruk yang bisa ganggu kesehatan telinga pertama adalah memasukkan jari ke telinga. Brett Comer, MD, selaku asisten profesor THT di Universitas Kenctucky mengatakan bahwa membersihkan telinga dengan jari merupakan salah satu kesalahan besar.
Hal ini dikarenakan kuku cenderung menyembunyikan banyak bakteri mikroskopis yang dapat menyebabkan infeksi. Terutama jika kamu diabetes atau pradiabetes, kamu berisiko lebih besar untuk mengalami infeksi.
Advertisement
Sering Menggunakan Earphone
Kebiasaan buruk berikutnya adalah sering menggunakan earphone. Berdasarkan data National Institute on Deafness, sekitar 15% orang Amerika Serikat antara usia 20 sampai 69 tahun memiliki gangguan pendengaran akibat paparan suara keras.
Penelitian lalu menunjukkan bahwa musik keras yang didengar melalui earphone bisa menjadi penyebab utama. Richard Rosenfeld, MD, ketua THT di SUNY Downstate Medical Center, New York mengatakan bahwa alat pendengar itu bisa menyebabkan kerusakan pada telinga.
Oleh karena itu, jika kamu ingin menggunakan earphone, jangan lupa perhatikan volumenya. Apabila orang-orang di sekitar kamu dapat mendengar musik yang kamu dengarkan lewat earphone, itu berarti kamu memutarnya terlalu keras.
Menempel, Memasukkan, atau Menjepit Telinga
Kebiasaan buruk yang sering dilakukan pada telinga berikutnya dengan menempel, memasukkan, atau menjepit telinga dengan benda tertentu. Penjepit kertas, penjepit jemuran, dan tutup pulpen merupakan alat yang paling umum digunakan orang untuk mengorek-ngorek telinga. Semua cara tersebut dapat menyebabkan luka sayatan yang bisa menyebabkan infeksi.
Advertisement
Cara Membersihkan Telinga yang Salah
Terdapat berbagai upaya menjaga kebersihan tubuh yang terkadang dilakukan dengan cara kurang tepat, salah satunya kebiasaan membersihkan telinga. Beberapa orang merasa perlu membersihkan telinga menggunakan cotton bud.
Faktanya, kebiasaan tersebut malah sering kali mendorong kotoran telinga makin ke dalam, sehingga dapat menimbulkan sumbatan. Selain itu, kebiasaan ini kerap dilakukan setiap hari, yang kemudian berisiko menyebabkan gangguan pendengaran.
Kotoran telinga dan bakteri dalam telinga merupakan komponen penting yang berpengaruh terhadap kesehatan telinga. Keduanya berperan melindungi telinga dari infeksi yang merugikan.
Sedangkan kotoran telinga tersebut secara alami terdorong keluar telinga akibat pertumbuhan kulit telinga ke arah luar, serta pergerakan rahang sehari-hari. Sehingga, kebiasaan membersihkan telinga sebenarnya tidak diperlukan.
Makan Berlebihan
Berat badan yang berlebihan atau obesitas akibat nafsu makan yang tidak terkontrol dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Sebuah studi pada 2013 menemukan bahwa wanita dengan indeks masa tubuh (IMT) yang tinggi memiliki resiko lebih tinggi mengalami gangguan pendengaran.
Selain itu, obesitas ternyata memengaruhi timbulnya diabetes yang juga dapat menimbulkan kerusakan pembuluh darah kecil, seperti yang ditemukan pada telinga dalam.
Advertisement
Tidak Menjaga Kesehatan Gigi
Kebiasaan buruk berikunya yang dapat mengganggu kesehatan telinga adalah tidak menjaga kesehatan gigi. Hal ini dikarenakan bakteri pada mulut ternyata dapat menyebabkan infeksi dan pembengkakan pada area mulut. Kondisi ini dapat menimbulkan nyeri pada telinga.
Selain itu, bakteri ini dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan peradangan serta penyempitan pada pembuluh darah, termasuk yang berkaitan dengan otak. Akibatnya, bagian otak yang memproses suara dapat terganggu.