Liputan6.com, Jakarta Aparat kepolisian dikenal tegas dan berwibawa saat bertugas di lapangan. Mereka bertugas untuk menjaga ketertiban, memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat. Baru-baru ini seorang polisi bernama Sucipto ini mendapat pujian atas aksi heroiknya.Â
Baca Juga
Bukan tanpa alasan, polisi berpangkat Aiptu ini telah menolong ibu berusia 35 tahun dalam proses persalinan. Anggota Polsek Sawah Besar ini membantu ibu hamil yang akan melahirkan saat ia hendak melakukan kegiatan apel wajib bagi anggota Bhabinkamtibmas setiap Selasa pagi di Polres Metro Jakarta Pusat.
Advertisement
"Sebelum apel, saya berpakaian preman dari rumah kan harus ganti baju ke Pos Polisi Karang Anyar tempat kami tugas. Sambil berjalan melintas di Jalan Karang Anyar Raya tiba-tiba di gang satu itu ada anak-anak lari minta tolong, kebetulan saya ada lagi tengak-tengok, ya sudah turun dari motor," kata Sucipto yang dikutip dari Merdeka.com pada Rabu (11/3/2020).
Melihat anak-anak yang berlari dan minta tolong, Aiptu Sucipto penasaran dan memeriksa lokasi tersebut. Setelah dilihat, rupanya ada seorang ibu yang akan melahirkan. Kondisi ibu yang bernama Anna Mauliana ini bahkan sudah tidak kuat lagi untuk memijakkan kakinya.
Untuk cerita selengkapnya, berikut Liputan6.com ulas dari Merdeka.com, aksi heroik polisi bantu persalinan ibu di gang hamil, Rabu (11/3/2020)
1. Membantu Ibu melahirkan di Gang Sempit
Melihat kondisi Anna yang tak kuat lagi untuk berdiri, ia pun langsung mengambil tindakan untuk membantu menyelamatkan ibu serta bayi yang masih berada di dalam perut. Mengingat kendaraan umum yang agak susah dan lama untuk didapatkan, akhirnya Sucipto membantu persalinan Anna di gang sempit.Â
Tak sendiri, Sucipto dibantu warga sekitar untuk menyelamatkan ibu serta bayi yang masih berada di dalam perut. Tak berlangsung lama, ia dan warga sekitar hanya membutuhkan waktu sekitar 3 hingga 5 menit saja untuk proses persalinan.Â
"Kemudian, ya sudah kasih instruksi sama ibu-ibu yang lain, dibantu ibu-ibu yang lain, sudah tidurkan di aspal itu, aspal gang kecil. Setelah ditidurkan, ya sudah kita bantu proses untuk melahirkannya. Kita harus cari kain, cari bantal untuk sementara kepalanya agak tinggian dari pada aspal, terus kakinya ditekuk untuk dibuka, sudah sambil pegangan tangan, ibu itu dengan kekuatan yang tersisa untuk fisiknya dia karena lemah fisiknya dia, sudah bisa lahir dibantu dengan kakaknya juga," cerita Sucipto.
Â
Advertisement
2. Mengumandangkan Adzan untuk Bayi
Sukses akan proses persalinannya,warga meminta Sucipto untuk mengumandangkan adzan serta qomat di telinga bayi perempuan tersebut. Ia juga meminta bantuan warga untuk memanggil bidan terdekat.Â
"Kita qomat selesai, sambil dibersih-bersihin. Datanglah bidan dari klinik untuk memotong ari-arinya, karena kan enggak mungkin harus diterlentangin di situ terus. Karena kan harus ari-arinya belum keluar juga, setelah dipotong. Karena masih berkaitan dengan ari-ari di dalam perutkan, setelah dipotong ari-arinya sudah. Bayinya langsung kita bawa ke klinik," ujarnya.
3. Diminta Memberi Nama Buah Hati
Setelah selesai membantu proses persalinan, Sucipto langsung meneruskan perjalanannya ke Polres Metro Jakarta Pusat untuk melakukan kegiatan apel wajib. Merasa sangat tertolong atas kehadiran Sucipto saat proses persalinan, keluarga Anna pun langsung mengucap rasa terimakasih.Â
Tak hanya rasa terimakasih saja, kakak Anna meminta tolong untuk memberikan nama pada bayi perempuan tersebut. Meski memohon, namun Sucipto menolak permintaan tersebut.Â
"Oh jangan, bapaknya saja, saya enggak mau kasih nama anaknya, karena ada bapaknya kan. Akhirnya dia tetap mohon, tetapi saya tetap enggak mau. Pokoknya saya bilang, yang penting ibu selamat, anak selamat, semoga menjadi anak yang sholehah saya bilang, berbakti sama orang tua, sama bangsa dan negara, jadi anak pintar, saya bilang begitu," ungkapnya.
Advertisement
4. Belum Punya Pengalaman Bantu Proses Persalinan
Sukses membantu persalinan, rupanya Sucipto tak mempunyai pengalaman dalam membantu proses persalinan. Kejadian tersebut menjadi awal Sucipto dalam menolong seorang ibu untuk melahirkan anak.
"Kalau pengalaman atau pendidikan enggak ada, cuma pengalaman dalam tugas, polisi itu kan kalau masyarakat menilai polisi itu super, harus bisa segalanya. Nanya alamat walaupun enggak tinggal di situ, orang nanyanya ke polisi seperti itu," ujarnya.
"Jadi polisi harus bisa seperti itu fleksibel, bisa segala macam. Kalau hanya sekedar menolong orang melahirkan, kan harus kakinya ditekuk, harus ngeden, dia tangannya harus pegangan, biasanya perempuan itu pegangan laki," sambungnya.
Usut punya usut, ibu yang dibantu proses persalinan oleh Sucipto ini belum waktunya untuk melahirkan. Semestinya, ia melahirkan anak tersebut seminggu kemudian.