Liputan6.com, Jakarta Kadar gula darah yang tinggi kerap dikaitkan dengan diabetes tipe 2. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari keturunan hingga gaya hidup. Namun, tahukah Anda bahwa sebelum divonis mengidap diabetes, seseorang akan mengalami masa prediabetes.
Baca Juga
Advertisement
Prediabetes dan diabetes adalah kondisi yang berkaitan dengan insulin, salah satu hormon alami tubuh. Insulin membantu memindahkan gula dari darah dan masuk ke sel-sel, yang menggunakannya untuk energi. Ketika tubuh tidak memproduksi insulin yang cukup atau berhenti merespons insulin sebagaimana mestinya, kadar gula darah akan naik.
Kondisi inilah yang akan membawa seseorang pada fase pradiabetes dan diabetes. Menurut American Diabetes Association, diperkirakan 10 hingga 23 persen orang dengan prediabetes akan berisiko untuk mengembangkan diabetes tipe 2 dalam waktu 5 tahun.
Maka dari itu, penting bagi Anda untuk mengetahui apakah Anda masuk fase prediabetes atau malah sudah masuk diabetes tipe 2. Berikut perbedaan prediabetes dan diabetes yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (11/3/2020).
Mengenal prediabetes
Prediabetes berarti seseorang memiliki kadar gula darah lebih tinggi dari normal. Namun, kadar ini belum cukup tinggi untuk dianggap diabetes tipe 2. Jika menderita prediabetes, kerusakan jangka panjang diabetes terutama jantung, pembuluh darah, dan ginjal mungkin sudah mulai terbentuk.
Penyebab pasti prediabetes tidak diketahui. Tetapi sejarah keluarga dan genetika tampaknya memainkan peran penting. Kurangnya aktivitas fisik yang teratur dan kelebihan berat badan dengan kelebihan lemak di sekitar perut juga tampaknya menjadi faktor penting pemicu prediabetes. Jika memiliki prediabetes, seseorang berisiko terkena diabetes.
Advertisement
Perbedaan prediabetes dan diabetes
Perbedaan antara prediabetes dan diabetes adalah pada seberapa tinggi kadar gula darah. Prediabetes adalah ketika kadar gula darah (atau glukosa) lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes tipe 2.
Pada prediabetes Glukosa Plasma Saat Puasa berkisar pada 100-125 mg/dL sementara pada diabetes bisa mencapai 126 mg/dL atau lebih. PAda prediabetes Glukosa postprandial 2 jam berkisar 140-199 mg/dL dan pada diabetes mencapai 200 mg/dL atau lebih. Sementara itu pada prediabetes, pemeriksaan A1C akan menunjukkan angka 5.7%-6.4% sementara pada diabetes mencapai 6.5% atau lebih.
Gejala prediabetes dan diabetes
Komplikasi utama prediabetes adalah mengembangkan diabetes tipe 2. Dalam banyak kasus, pradiabetes tidak menyebabkan gejala yang nyata. Salah satu tanda prediabetes adalah kulit yang gelap di bagian tubuh tertentu. Daerah yang terkena dampak dapat mencakup leher, ketiak, siku, lutut, dan buku-buku jari. Gejala ini seiring waktu akan berkembang menjadi gejala diabetes tipe 2.
Gejala umum dari diabetes tipe 2 meliputi rasa haus yang berlebihan, kelaparan, dan buang air kecil. Dalam kasus yang lebih parah, gejala-gejala seperti penyembuhan luka yang lambat, penglihatan buram, dan kesemutan di tangan dan kaki dapat terjadi.
Advertisement
Cara mendiagnosis prediabetes
Prediabetes dan diabetes didiagnosis menggunakan tes yang sama diantaranya pengukuran:
Glukosa plasma puasa atau fasting plasma glucose (FPG).
Cara ini dengan mengukur kadar gula darah setelah puasa (tidak makan atau minum) selama 8 jam. FPG sering dilakukan pada pagi hari setelah tidur malam.
Glukosa postprandial dua jam atau two-hour postprandial glucose (PG)
Dilakukan dengan mengukur kadar gula darah 2 jam setelah makan.
Glycosylated hemoglobin (A1C)
Merupakan persentase yang mencerminkan kadar gula darah rata-rata selama 2 hingga 3 bulan terakhir.
The American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan penggunaan pedoman ini untuk menentukan apakah seseorang menderita prediabetes atau diabetes tipe 2.
Penyebab dan faktor risiko
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), serangkaian kondisi lain dapat meningkatkan risiko pradiabetes, termasuk obesitas, terutama obesitas perut, tekanan darah tinggi, kadar trigliserida, dan kadar kolesterol tinggi.
Faktor risiko lain termasuk tidak cukup berolahraga, memiliki riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2. Menurut American Heart Association, beberapa faktor gaya hidup berikut ini mungkin juga menjadi risiko pradiabetes pada beberapa orang termasuk peningkatan tingkat stres, merokok, terlalu banyak minum alkohol, dan Mengonsumsi minuman berkadar gula tinggi secara teratur.
Advertisement
Cara mencegah prediabetes berkembang menjadi diabetes
Tidak ada cara yang dapat diandalkan untuk mengetahui seberapa cepat seseorang dapat mengembangkan prediabetes menjadi diabetes. Itu tergantung pada tubuh, diet, tingkat aktivitas, dan tingkat keparahan penyakit.
Mengonsumsi makanan sehat, menjadikan aktivitas fisik sebagai bagian dari rutinitas harian dan mempertahankan berat badan yang sehat dapat membantu mengembalikan kadar gula darah menjadi normal.
Perubahan gaya hidup yang sama yang dapat membantu mencegah diabetes tipe 2 pada orang dewasa juga dapat membantu mengembalikan kadar gula darah anak-anak menjadi normal.
Pilihan gaya hidup sehat dapat membantu mencegah prediabetes dan perkembangannya menjadi diabetes tipe 2, bahkan jika diabetes diturunkan dalam keluarga.