Liputan6.com, Jakarta Jerawat merupakan masalah kulit yang terjadi ketika folikel rambut atau tempat tumbuhnya rambut tersumbat oleh minyak dan sel kulit mati. Kondisi ini umumnya ditandai dengan munculnya bintik-bintik pada beberapa bagian tubuh, seperti wajah, leher, punggung, dan dada.
Jerawat merupakan masalah kulit yang sering dialami oleh siapa saja. Kondisinya dapat merusak penampilan seseorang. Tak heran, banyak orang yang tidak tahan untuk memencet jerawat agar segera hilang.
Advertisement
Baca Juga
Padahal memencet jerawat bisa membuatnya menjadi bengkak dan nyeri, dan risiko infeksi pun meningkat. Selain itu, memencet jerawat juga memungkinkan timbul jaringan parut atau timbul bekas jerawat yang menghitam dan akhirnya justru semakin merusak penampulan.
Apabila kamu tidak sengaja atau terlanjur memencet jerawat, kamu perlu segera melakukan langkah-langkah khusus agar tidak terjadi infeksi. Berikut tindakan atau langkah-langkah yang perlu dilakukan ketika terlanjur memencet jerawat yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (12/3/2020).
Menjaga Area Jerawat Tetap Bersih
Terlanjur memencet jerawat berarti menciptakan luka baru, apalagi bila sampai berdarah. Kondisi ini akan meningkatkan risiko infeksi, terutama oleh bakteri. Oleh sebab itu, penting untuk menjaga area jerawat yang pecah agar tetap bersih dengan tidak memegang-megang area tersebut apalagi bila kamu belum mencuci tangan.
Pastikan untuk mencuci area yang terdampak dengan menggunakan pembersih yang lembut. Jangan menggosoknya terlalu kasar atau mengganggu bekas luka atau koreng yang terbentuk.
Advertisement
Menjaga Kelembapan Area Tempat Jerawat Pecah
Apabila setelah memencet jerawat muncul perdarahan, kamu bisa menghentikan dengan memberi tekanan lembut pada area tersebut dengan kain atau tisu bersih. Setelah tidak berdarah lagi, bersihkan dan beri pelembap.
Jangan menggunakan bahan yang bisa mengiritasi kulit, seperti produk anti-penuaan atau produk eksfoliasi. Gunakan saja pelembap yang lembut.
Jangan Disentuh
Pastikan tidak memegang atau menyentuh bekas jerawat yang terpencet, karena bisa meningkatkan risiko infeksi dan membuat bekas jerawat menghitam (akibat terbentuknya jaringan parut).
Hal ini juga termasuk saat bekas jerawat tadi menjadi koreng. Pastikan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah memegang area kulit yang terdampak.
Advertisement
Tutup dengan Perban Khusus
Menutup luka bekas jerawat dengan perban khusus akan memperkecil risiko menyentuh luka sehingga risiko infeksi menurun. Pastikan untuk menggunakan perban khusus seperti perban hydrocolloid untuk menjaga kelembapan luka. Perban ini umumnya bekerja sebagai segel agar kelembapan tidak hilang lewat penguapan.
Kompres dengan Es
Kompres dengan es dapat menenangkan dan mengurangi peradangan, termasuk bengkak dan nyeri. Untuk melakukan tindakan ini, gunakan pembungkus dengan kain lembut dan bersih. Lalu letalakkan di area yang bengkak selama 10-15 menit.
Lakukan cara ini beberapa kali dalam sehari. Jika tidak bengkak dan koreng tidak terbentuk, perawatan tidak perlu dilakukan.
Advertisement
Oleskan Salep Antibiotik
Sengaja atau tidak sengaja pencet jerawat bisa menyebabkan luka terbuka, sehingga perlu pemberian antibiotik untuk mencegah risiko infeksi. Oleskan salep antibiotik langsung pada luka tersebut atau koreng yang terbentuk.
Terapi ini juga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan. Pastikan hanya mengoleskannya luka jerawat, jangan ke kulit di sekitarnya karena salep antibiotik ini bisa menyebabkan penyumbatan pori-pori kulit.
Hati-hati dengan Penggunaan Makeup
Ketika terlanjur memencet jerawat, sebaiknya kamu perlu libur dulu menggunakan makeup hingga luka sembuh. Namun, apabila kondisi mengharuskan kamu untuk menggunakan rias wajah, kamu perlu melakukan perawatan jerawat terlebih dahulu.
Advertisement
Tidak Mengganggu Koreng
Hal terpenting untuk mencegah terbentuknya jaringan parut adalah dengan tidak mengganggu koreng yang terbentuk akibat jerawat yang terpencet. Koreng terjadi karena regenerasi kulit.
Apabila proses ini diganggu, misalnya dengan menyentuh atau membukanya, maka akan memperbesar risiko bekas luka menetap. Koreng yang terbentuk setelah koreng pertama tidak akan sama. Ini akan meningkatkan risiko perubahan warn dan timbulnya jaringan parut.