Liputan6.com, Jakarta Banyaknya hewan yang masuk dalam kategori hampir punah atau langka membuat mereka jarang sekali ditemukan. Meski telah berada dalam sebuah lahan konservasi, rupanya hal tersebut tak membuat para hewan langka tersebut cukup aman.
Baca Juga
Advertisement
Pasalnya, tindak perburuan liar di dalam area konservasi masih bisa ditemukan. Baru-baru ini, seekor jerapah putih betina dan anaknya ditemukan mati oleh pemburu liar pada Selasa (10/3/2020) kemarin. Penemuan tersebut terjadi di sebuah konservasi alam di Garissa, Kenya Timur.
Jerapah berwarna putih sendiri memang tergolong dalam hewan langka. Kondisi jerapah berwarna putih sendiri bukan diakibatkan oleh albinismo atau alibino akan tetapi karena kondisi leucism. Jerapa putih mulai menjadi minat besar para pecinta setelah ditemukan pertama kali pada 2017 lalu.
Namun, mayat kedua jerapah putih yang ditemukan beberapa hari lalu menyisahkan kesedihan mendalam bagi banyak orang. Hal ini dikerenakan, hewan herbivora satu ini tak bisa ditemui di tempat lain di dunia.
Diburu oleh pemburu liar
Dilansir Liputan6.com dari Dailymail, Kamis (12/3/2020) Ishaqbini Hiroma Community Consevacy mengumumkan jika mayat kedua jerapah putih yang ditemukan dikarenakan dibunuh oleh pemburu bersenjata. Kematian dua jerapah putih yang tengah berada dalam pelestarian tersebut pun menyebabkan kesedihan mendalam bagi banyak orang.
"Ini adalah hari yang sangat menyedihkan bagi komunitas Ijara dan Kenya secara keseluruhan," ujar sang manajer konservasi seperti yang dilansir Liputan6.com dari Dailymail, Kamis (12/3/2020).
Karena hal itu pula, saat ini hanya tersisa satu jerapah putih jantan yang masih berada dalam konservasi. Konservasi tersebut merupakan satu-satunya komunitas di dunia yang menjaga spesies langka jerapah putih.
Advertisement
Jerapah putih merupakan penemuan unik
Jerapah putih yang berada di Kenya pertama keali ditemukan oleh pihak konsevasi Hirola pada 2017. Bahkan, menurut salah satu pengakuan petugas, jerapah-jerapah tersebut sangat tenang bahkan ketika para penjaga hutan berada tak jauh dari mereka.
Penemuan jerapah putih tersebut sebelumnya telah dilaporkan di Taman Nasional tarangire Tanzania pada 2016. Kondisi jerapah yang berwarna putih ini pun menjad salah satu daya tarik para wisatawan yang berkucjung. Bukan karena albino, akan tetapi kondisi ini dikarenakan leucism atau kondirisi dimana seekor hewan dilahirkan dengan warna berbeda dari induknya. Para hewan dengan kondisi ini pun mengalami kekurangan di semua jenis pigmen kulit.