Sukses

Usai Jalani Rapid Test Corona COVID-19, Ini 4 Kondisi Terbaru Dokter Tirta

Hasil Rapid Test negatif, Dokter Tirta masih menanti hasil dari Test Sweep untuk memastikan kondisinya.

Liputan6.com, Jakarta Dokter Tirta kini sedang ramai diperbincangkan oleh warganet. Sosoknya yang nyentrik dan tegas cukup vokal dalam berperang melawan Virus Corona COVID-19. Aksinya pun menarik banyak perhatian khalayak.

Selain aktif melakukan edukasi tentang virus ini, ia pun juga turun langsung ke jalanan untuk melakukan penyemprotan disinfektan di daerah rawan atau redzone. 

Namun, setelah 14 hari berada di jalanan, Dokter Tirta pun akhirnya tumbang. Melalui akun Instagramnya, ia mengalami demam dan batuk sehingga memutuskan untuk mengisolasi diri di rumah. 

Setelah 3 hari, kondisinya pun tak kunjung membaik. Sehingga pria berusia 28 tahun ini pun akhirnya memutuskan untuk mendapatkan pertolongan di Rumah Sakit Kartika Pulomas, Jakarta. Ia pun sempat ditetapkan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) akibat menunjukkan gelala-gelaja terinfeksi corona COVID-19.

Ia pun diharuskan untuk menjalani Rapid Test Corona COVID-19 karena sering bersinggungan dengan daerah yang dianggap sebagai redzone. Seperti apakah kondisi terbaru dari Dokter Tirta? Berikut berita selengkapnya, dirangkum dari berbagai sumber oleh Liputan6.com, Selasa (30/3/2020).

 

2 dari 5 halaman

1. Alami demam tinggi dan batuk-batuk, Dokter Tirta sedang di rawat di RS Kartika Pulomas

Pada postingan Instagramnya Jumat (27/3/2020), Dokter Tirta menyampaikan bahwa ia mengalami demam dan batuk. Ia sempat mencurigai bahwa sedang mengalami gejala awal infeksi Corona COVID-19. Setelah tak kunjung membaik, akhirnya ia pun memutuskan untuk mendapatkan perawatan di RS Kartika Pulomas.

Di rumah sakit, ia pun diwajibkan menjalani Rapid Test. Sembari menanti hasil keluar, ia ditetapkan sebagai PDP. Hal ini lantaran ia memiliki riwayat bersinggungan dengan area redzone. "PDP MERUPAKAN pasien dalam pengawasan. Yaitu, orng yg bergejala demam, batuk, dan ada riwayat kontak denan pasien covid / area area redzone. Namun paru2 masih aman, dan test rapid negatif. Kalo gejala ilang. Jadi ODP," tulis Dokter Tirta pada sebuah postingan videonya di Instagram pada Sabtu (29/3/2020.

3 dari 5 halaman

2. Kondisi membaik dan hasil Rapid Test Negatif, status Dokter Tirta berubah menjadi ODP

Setelah beberapa mendapatkan perawatan dan istirahat total di Rumah Sakit. Kondisi Dokter Tirta pun dilaporkan membaik. Hasil dari Rapid Test pun negatif. Meskipun demikian, untuk memastikan bahwa dirinya benar-benar bebas dari virus corona, Dokter Tirta masih menanti tes lanjutan.

"Rapid test kedua kalinya, NEGATIF, mau d lakukan swab, radang tenggorok sudah ga ada, cari lendir susah, hasil PCR keluar selasa, gejala ga ada lagi, cuma batuk ringan, demam turun tanpa obat," ungkap pria bernama lengkap Tirta Mandira Hudhi ini pada Minggu (29/3/2020).

Dengan kondisinya yang terus membaik, kini status Dokter Tirta pun berubah menjadi Orang Dalam Pemantauan (OPD).

4 dari 5 halaman

3. Batuk yang dialami Dokter Tirta diakibatkan kondisi paru-parunya yang kotor akibat merokok

Diketahui, Dokter Tirta memiliki riwayat penyakit bronchitis. Hasil x-ray atau rontgen terharap paru-parunya menunjukkan bahwa adanya kondisi emfisematous. Kondisi tersebut merupakan ditemukan adanya penumpukan udara di paru-paru. Sehingga Dokter Tirta kerap mengalami batuk ringan dan pengumpulan dahak di pagi hari.

Dilansir dari akun Instagramnya, ia menyatakan bahwa kondisi tersebut merupakan gambaran dari Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK). Ternyata PPOK tersebut, ia alami akibat dari aktivitasnya sebagai perokok aktif. "Batuk dan demam saya pertanda dari Allah, bahwa penyakit paru saya memburuk akibat kebodohan saya sendiri. Makasih ya Allah , karena diberi sakit , agar saya tersadar dari kebodohan saya sendiri," tulis Dokter Tirta sembari melaporkan kondisi terbarunya.

5 dari 5 halaman

4. Usai ditetapkan sebagai PPOK, Dokter Tirta menyatakan akan berhenti merokok

Setelah dinyatakan memiliki PPOK, pria berusia 28 tahun ini pun menyesali tindakannya sebagai perokok. Kini ia memiliki potensi tinggi untuk terjangkit kanker paru-paru.

Ia pun mengungkapkan bahwa tak ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit tersebut. Satu-satunya cara hanyalah dengan berhenti merokok dan menjauhi asap rokok. Dokter Tirta pun menyampaikan komitmennya untuk berhenti merokok dan aktif mengkampanyekan stop merokok. "Stelah ini, saya memutuskan membantu @kemenkes_ri kampanye stop merokok dan semoga kanker paru ga menghampiri saya," tulis Dokter Tirta pada postingannya di Instagram Selasa (30/3/2020).

Â