Sukses

Ditolak Calon Mertua Gara-Gara Jadi Petani, Pria Ini Buktikan Bisa Sukses

Ia pernah dihina oleh ibu mantan kekasihnya karena hanya seorang petani.

Liputan6.com, Jakarta Setiap orang memiliki jalan rezekinya masing-masing. Ada yang mendapat rezekinya dengan berprofesi sebagai pegawai, menjadi pedagang, seniman dan lain sebagainya. Namun terkadang ada beberapa profesi yang dipandang sebelah mata meski menghasilkan uang yang halal. Seperti petani, pemulung dan lain sebagainya.

Sering kali orang-orang yang berprofesi seperti itu dianggap remeh dan tidak bisa berkembang hingga sukses. Namun anggapan demikian tidaklah tepat. Seorang petani atau pemulung juga bisa sukses dengan profesi yang ditekuni dengan serius.

Seperti yang dialami oleh Shahrizal Denci seorang petani asal Malaysia. Ia sempat diremehkan oleh calon mertuanya karena pekerjaannya sebagai petani. Namun anggapan remeh itu ia jadikan sebagai motivasi dan membuktikan bahwa dirinya bisa meraih kesuksesan.

Pria 38 tahun tersebut menuturkan bahwa sekitar tujuh tahun lalu dirinya pernah dihina oleh ibu mantan kekasihnya, karena hanya berprofesi sebagai seorang petani. Hubungan Shahrizal dengan kekasihnya itu pun tidak direstui karena hal tersebut.

"Kami telah dua tahun pacaran namun terhalang disebabkan pekerjaan saya sebagai petani dan juga agama kami yang berbeda. Memang hubungan kami tidak direstui," ungkap Shahrizal seperti dikutip oleh Liputan6.com dari Mstar, Selasa (14/4/2020).

2 dari 3 halaman

Bekerja Keras Meraih Kesuksesan

Menerima anggapan remeh tersebut, Syahrizal tidak menyerah begitu saja. Ia termotivasi dan berusaha meraih kesuksesannya di bidang pertanian. Beberapa tahun kemudian ia berhasil menjadi pengusaha tani yang sukses.

Ia memiliki perkebunan sendiri dengan luas 20 hektar yang terletak di Kundasang, Sabah, Malaysia. Setelah Syahrizal berhasil menjadi pengusaha pertanian yang sukses, sang ibu mantan kekasihnya yang dulu sempat meremehkannya menjadi terkejut dan heran melihat pencapaian pria tersebut.

"Beberapa tahun setelah itu, tante sempat datang ke kebun dan bilang 'walaowei... sangat luas ooo', saya hanya mampu tertawa bila melihat reaksinya," ujar Shahrizal.

Shahrizal merupakan lulusan salah satu Universitas di Malaysia yang menempuh jurusan berkaitan dengan komputer dan telah membuktikan bahawa dirinya bukanlah petani biasa. Namun kini ia merupakan seorang Agropreneur. Petani sukses itu juga menceritakan perjalanannya dari bertemu sang mantan kekasih hingga menjadi sukses.

"Saya kenal dia ketika kami bekerja di tempat yang sama di Kedah. Tidak lama setelah itu saya pulang ke kampung halaman untuk memulai usaha ini bersama adik saya," kata Shahrizal.

"Saya menjadikan kegagalan kisah cinta sebagai motivasi, dan adik saya menjalankan usaha ini memperlihatkan kami dibesarkan oleh ayah yang bekerja sebagai petani, dan kami tahu seluk-beluk untuk menanam tumbuhan," lanjutnya.

3 dari 3 halaman

Setelah Sukses Tak Lupa Membantu Sesama

Kini, Shahrizal mempunyai lebih dari 20 jenis tanaman sayur mayur seperti kubis, tomat, lada benggala, lobak putih dan lain sebagainya. Namun, karena penerapan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) di masa merebaknya Corona Covid-19 di Malaysia saat ini, permintaan terhadap hasil pertaniannya turut terkena imbasnya.

"Pengiriman sayur-sayuran ke Sarawak dan Brunei juga terpaksa dihentikan untuk sementara waktu kerana pada waktu ini mereka tidak menerima produk luar," ungkap Shahrizal.

Meskipun saat ini usahanya mengalami kerugian, Shahrizal tetap mengirimkan sumbangan kepada pekerja barisan garda terdepan dalam menangani waba Corona Covid-19.

"Beberapa waktu lalu saya sempat sumbangkan sayur-sayuran kepada staf medis dan penduduk di Pitas, Sabah. Mayoritas penduduk di situ adalah orang susah berdasarkan pengalaman dua orang pekerja saya yang berasal dari sana," ungkap Shahrizal.

"Buat orang di barisan depan, mereka boleh datang ke kebun saya untuk mendapatkan sayur secara gratis. Hanya perlu datang dan ambil saja tanpa membayar sepeserpun," lanjutnya.

Pengalaman Shahrizal menjadi bukti dan contoh, bahwa pekerjaan yang dianggap remeh sekalipun dapat menghantarkan seseorang kepada kesuksesan asal dikerjakan dengan tekun dan bersungguh-sungguh.