Sukses

5 Naskah Al-Quran Tertua di Dunia, Ada Mushaf Masa Nabi Muhammad SAW

Melewati ribuan tahun, dengan media yang digunakan tentu membuat tak banyak arsip Alquran yang benar-benar bisa bertahan melewati perubahan zaman.

Liputan6.com, Jakarta Al-quran merupakan kitab suci utama dalam agama Islam. Dalam kitab suci ini berisi wahyu dari Allah SWT yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW untuk umat Muslim.

Pada zaman Nabi Muhammad, Al-quran tentunya belum terbentuk kitab seperti sekarang ini. Menurut ahli sejarah para sahabat nabi yang menuliskan kembali wahyu Alah berdasarkan hafalan mereka. Penyusunan kembali Alquran ini diprakarsai oleh Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq atas usulan dari Umar bin Khattab dan sejumlah sahabat Nabi lainnya. 

Pada zaman itu, media yang digunakan untuk mengarsipkan Al-quran berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit hewan, daun layu, pelana, hingga potongan tulang binatang. 

Melewati ribuan tahun, dengan media yang digunakan tentu membuat tak banyak arsip Al-quran yang benar-benar bisa bertahan melewati perubahan zaman. Berikut merupakan ulasan tentang 5 naskah Al-quran tertua di dunia yang masih dapat terselamatkan. Dirangkum dari berbagai sumber oleh Liputan6.com, Jumat (8/5/2020).

2 dari 6 halaman

1. Naskah Al-quran tertua di dunia disimpan di University of Birmingham, Inggris

Beberapa waktu yang lalu, naskah Al-quran tertua di dunia ternyata tersimpan di Universitas Birmingham, Inggris. Penemuan naskah ini sebenarnya tak disengaja. Naskah tersebut tergabung dalam Mingana Collection.

Mingana Collection terdiri atas 3.000 dokumen dari Timur Tengah yang dikumpulkan oleh Alphonse Mingana, seorang Imam Kasdim (Chaldeans) yang lahir dekat Mosul, Irak pada 1920-an.

Kemudian, oleh seorang ahli dilakukan uji penanggalan radiokarbon yang akhirnya mengungkap fakta bahwa naskah kuno tersebut setidaknya berusia 1.370 tahun, menjadikannya salah satu Al-quran versi paling awal. Manuskrip tersebut ditulis dengan huruf Hijazi -- versi awal huruf Arab.

Dosen pengetahuan tentang Kristen dan Islam di Universitas Birmingham, Professor David Thomas mengatakan, berdasarkan data penanggalan radiokarbon, dimungkinkan orang yang menulis naskah tersebut hidup di masa yang sama dengan Rasulullah.

"Sosok yang menulis naskah tersebut mungkin mengenal sosok Nabi Muhammad. Ia mungkin bertemu dengan Sang Rasul, mungkin juga mendengar langsung syiarnya. Penulis itu bisa jadi mengenal sosok Nabi secara pribadi," kata dia.

3 dari 6 halaman

2. Tübingen fragment disimpan di Universitas Tübingen, Jerman

Selanjutnya ada Tübingen fragment yang disimpan di Universitas Tübingen, Jerman. Naskah ini diperkirakan ditulis pada tahun 649 M – 675 M, yang merupakan 20 - 40 tahun setelah meninggalnya Nabi Muhammad.

Naskah ini telah berada di Jerman sejak abad ke 19 ketika Konsulat Prusia pertama untuk Damaskus, Johann Gottfried Wetzstein menerima sejumlah manuskrip Arab kuno. Bertahun-tahun kemudian, dilakukanlah uji penanggalan radiokarbon yang menunjukkan bahwa naskah ini merupakan salah satu Alquran tertua di dunia.

4 dari 6 halaman

3. Manuskrip Sana'a di Masjid Agung Sana, Yaman.

Sampai saat ini, manuskrip Sana diyakini sebagai salah satu Alquran tertua yang masih bisa terselamatkan. Naskah ini pertama kali ditemukan pada tahun 1972 saat renovasi Masjid Agung Sana'a di Yaman. Para pekerja konstruksi menemukan banyak sekali naskah dan perkamen Al-Quran dan non-Al-Quran yang kurang terpelihara dan rusak berat.

Naskah tersebut diidentifikasi sebagai bagian dari Al-Quran pada tahun 1981 dan sejak itu, Departemen Kepurbakalaan Yaman - dengan bantuan dari universitas asing - telah bekerja untuk memulihkan pecahan-pecahan itu. Berdasarkan uji penanggalan radiokarbon, manuskrip ini diperkirakan ada sejak tahun 632 M - 671 M.

5 dari 6 halaman

4. Codex Parisino-Petropolitanus yang bagiannya tersebar di Rusia, Perancis, Vatikan, dan London.

Codex Parisino-Petropolitanus adalah sebuah manuskrip Al-quran yang terdiri dari 98 folio. Naskah ini diperkirakan berasal dari akhir abad ke-7 atau awal abad ke-8. Naskah ini juga ditemukan bersama dengan beberapa fragmen Al-Quran di Masjid Amr di Fustat, Mesir.

Selama ekspedisi Napoleon pada akhir abad ke-18, sarjana Prancis Jean-Joseph Marcel membeli beberapa folio dan Jean-Louis Asselin de Cherville membeli beberapa halaman lagi beberapa tahun kemudian.

Penelitian yang dilakukan oleh Yassin Dutton menunjukkan bahwa naskah itu mungkin telah ditulis di Suriah sebagaimana ditulis dalam qira'at (bacaan / bacaan) dari Ibnu Amir dari Damaskus, Suriah. Saat ini, bagian dari manuskrip disimpan di 4 institusi yang berbeda.

Yakni 70 folio di Bibliothèque nationale de France, Paris; 26 folio di Perpustakaan Nasional Rusia di Saint-Petersburg, Rusia; 1 folio di Perpustakaan Vatikan; dan 1 folio di Khalili Collection di London.

6 dari 6 halaman

5. Naskah Topkapi di Museum Istana Topkapi, Istanbul, Turki

Berbeda dengan sejumlah Al-quran di atas yang hanya berupa fragmen-fragmen atau bagian, naskah Topkapi merupakan embrio dari Al-quran yang kita baca saat ini. Naskah ini berisi lebih dari 99% teks Alquran. Dengan hanya dua halaman (23 ayat) yang kurang. Hal ini membuat naskah Topkapi ini adalah yang naskah Quran tertua yang paling lengkap.

Naskah Topkapi kini disimpan di Museum Istana Topkapi, Istanbul, Turki. Diperkirakan naskah yang berukuran 41 cm x 46 cm ini ditulis pada pertengahan abad ke-8 dan dikaitkan dengan masa pemerintahan Khalifah Utsman Bin Affan.