Liputan6.com, Jakarta Beberapa hari ini ada kabar yang cukup meresahkan dunia. Pasalnya ada sebuah asteroid yang dijuluki Asteroid 2016 HP6 tengah mendekati Bumi. Hal ini dibuktikan dengan disaksikannya asteroid tersebut melalui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasonal (Lapan) pada pukul 04.48 WIB pada hari Jumat 8 Mei 2020.Â
Baca Juga
Asteorid yang dikategorikan Apollo ini berjarak 4,33 jb (jarak bulan) atar sekitar 1.660.000 kilometer dari Bumi. Ditambah berita hoaks yang muncul di masyarakat tentang 15 Ramadhan akan ada asteroid yang menabrak Bumi, membuat kabar ini semakin meresahkan saja.
Advertisement
Namun keresahan masyarakat dijawab langsung oleh Lapan yang menyatan bahwa Bumi masih aman dari Asteorid. Asteorid ini memiliki jarak perpotongan orbit minimum sebesar 805 ribu kilometer terhadap orbit Bumi. Hal tersebut membuat Bumi bisa dikatakan masih aman dari potensi berbahaya.
Meski dikatakan masih aman, namun nyatanya asteoroid yang menabrak bumi atau yang bisa disebut meteor terbukti pernah menewaskan seseorang. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, bukti ada manusia yang kejatuhan meteor, Jumat (8/5/2020).
Â
Para ilmuwan temukan bukti manusia kejatuhan meteor
Meteor merupakan istilah dari meteoroid yang bertabrakan dengan atmosfer sebuah planet. Sementara meteroid adalah asteroid kecil atau remah-remah komet atau planet yang pecah. Meteor yang menghantam bumi memang dikhawatirkan akhir-akhir ini setelah asteroid Apollo terlihat mendekat bumi.
Meski Lapan mengatakan jarak asteoroid tersebut cukup aman, namun studi terbitan Meteoritics & Planetary Science yang dilakukan oleh ahli fisika Ozan Ünsalan dan peneliti lain dari Universitas Ege, Turki, menyebutkan ada bukti bahwa manusia pernah kejatuhan meteor. Dalam studi tersebut dijelaskan bahwa peristiwa manusia kejatuhan meteor terjadi pada 22 Agustus 1888.
Advertisement
Berlokasi di Irak dan diperkuat dokumen berbahasa Turki Ottoman.
Pada 22 Agustus 1888, para ilmuwan melaporkan tentang kematian manusia akibat kejatuhan meteor. Kejadian tersebut terjadi di kawasan Sulaymaniyah, Irak. Ahli fisika Ozan Ünsalan menuliskan dalam studi tersebut bahwa ada seorang pria yang meninggal dan beberapa orang lumpuh karena kejatuhan meteor.
Bukti tersebut diperkuat dengan dokumen berbahasa Turki Ottoman saat Sultan Utsmani Ottoman Abdul Hamid II berkuasa. Saat itu Sultan Ottoman mendengarkan kabar jatuhnya meteor yang menewaskan orang dari Gubernur Sulaymaniyah, Irak.Â
Dokumen itu menuliskan bahwa telah terjadi hujan meteor selama 10 menit. Selama itu tumbuhan banyak yang rusak dalam skala besar. Seorang pria yang berada di desa Cisane bahkan dinyatakan tewas. Tak hanya itu, banyak orang yang lumpuh karena peristiwa tersebut. Sayangnya, pada dokumen tersebut tidak disebutkan nama korbannya.
Â
Setelah kasus meteor di Irak 1888, masih ada kasus kejatuhan meteor lainnya.
Bukan hal baru jika kejatuhan meteor termasuk bencana maha dashyat bagi Bumi. Bahkan hujan meteor disebut sebagai alasan mengapa dinosaurus sampai punah. Setelah terbuktinya ada manusia yang tewas pada 1888 di Irak, ada beberapa kasus lainnya yang mengatakan tentang kejatuhan meteor.
Seperti kejadian di Siberia pada 1908 yang terkenal dengan sebutan Ledakan Tunguska. Ledakan ini menumbangkan sekitar 80 juta pohon. Namun kurangnya bukti membuat peristiwa ini diragukan NASA kebenarannya. Selain di Siberia, masih ada pengakuan lain yang nyatanya tidak terbukti secara dokumen hingga sekarang.
Advertisement