Sukses

Gagal Oplas, Kelopak Mata Wanita Ini Tak Bisa Tertutup Selama Setahun

Untuk menutup matanya, ia harus menggunakan selotip.

Liputan6.com, Jakarta Memiliki wajah yang rupawan adalah dambaan bagi sebagian besar orang. Seiring perkembangan teknologi, banyak cara untuk mendapatkan penampilan wajah yang rupawan. Mulai dari penggunaan kosmetik, perawatan dengan berbagai peralatan hingga operasi plastik.

Belakangan ini, operasi plastik semakin digemari oleh masyarakat. Tidak hanya kalangan wanita, banyak kaum pria yang juga melakukan operasi tersebut. Operasi plastik dianggap sebagai cara yang efektif untuk mendapatkan bentuk wajah sesuai keinginan.

Namun ternyata, operasi plastik juga memiliki dampak buruk jika dilakukan dengan sembarangan dan tidak sesuai prosedur. Seperti yang menimpa Ma, seorang perempuan asal Tiongkok. Ia menjalani prosedur operasi plastik untuk menciptakan gaya Barat pada lipatan kelopak mata atasnya.

Gaya tersebut kini sangat populer di kalangan wanita Asia yang tidak secara alami memilikinya. Prosedur operasi kelopak mata ganda itu dijalaninya di Jimei Plastic Hospital di Zhengzhou, provinsi Henan, pada September 2018 silam.

Dalam kasus Ma, prosedurnya tidak berjalan sesuai dengan harapannya dan hasilnya tidak memuaskan. Wanita itu kemudian menjalani prosedur untuk kedua kalinya dengan tujuan agar mencapai hasil sesuai keinginannya.

2 dari 3 halaman

Merogoh Kocek Hingga Rp 41 juta

Namun malang tak dapat ditolak, meski sudah menghabiskan biaya sebesar 20.000 Yuan atau sekitar Rp 41 juta, prosedur ini justru menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Operasi yang terbilang gagal tersebut mengakibatkan Ma tidak lagi bisa menutup kelopak matanya secara penuh.

Wanita itu pun terkejut ketika menyadari bahwa ia tidak lagi bisa menutup mata sepenuhnya.Pada sebuah video yang sempat viral di media sosial, Ma mengaku matanya tidak pernah sehat sejak operasi tersebut dan menjadi berair ketika cuaca berangin.

"Mata saya tidak pernah sehat sejak operasi perbaikan, saya tidak bisa menutup mata dengan benar dan akan mendapati mata berkaca-kaca pada hari-hari berangin,” kata Ma seperti dikutip oleh Liputan6.com dari Oddity Centarl, Sabtu (9/5/2020).

"Saya sudah menggunakan selotip itu selama lebih dari setahun sekarang. Aku tidak bisa menutup mataku jika aku tidak menggunakan selotip itu," lanjut Ma.

3 dari 3 halaman

Mengunjungi Rumah Sakit untuk Menyampaikan Keluhan

Wanita itu telah mengunjungi Rumah Sakit tempatnya menjalani operasi berulang kali untuk menyampaikan keluhannya tentang operasi kelopak mata ganda tersebut. Ma kemudian diberi pilihan antara operasi korektif kedua yang ia enggan untuk menerimanya atau dana sebesar 5.000 yuan atau sekitar Rp 10 juta sebagai kompensasi. Jumlah tersebut seperempat dari apa yang ia bayar dari prosedur aslinya.

Namun jika menerima salah satu pilihan tersebut, Ma juga harus menandatangani surat pernyataan yang membebaskan rumah sakit dari semua tanggung jawab masa depan yang berkaitan dengan kasus Ma.

“Jika saya mengalami masalah, saya tidak dapat menghubungi mereka. Itu tidak ada hubungannya dengan mereka lagi,” ungkap Ma.

Manajer rumah sakit tempatnya menjalani operasi, seorang pria bermarga Feng, menyangkal pernah membuat perjanjian seperti itu untuk Ma. Ia mengklaim bahwa dirinya telah meminta analisis hukum terhadap kondisi wanita itu, dan jika diputuskan bahwa operasi itu yang harus disalahkan atas masalahnya, rumah sakit itu akan bertanggung jawab penuh.

Untuk saat ini, Ma terus menggunakan selotip untuk dapat menutup mata secara penuh, tetapi ia mengatakan bahwa dirinya akan terus mencari tanggapan yang dapat diterima dari pihak rumah sakit tempatnya operasi plastik dan menyebabkan masalah ini dimulai.