Liputan6.com, Jakarta Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur tempat usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Penting bagi kehidupan masyarakat, tak heran jika fungsi pasar untuk masyarakat terutama masyarakat tradisional sangat penting.
Baca Juga
Advertisement
Di pasar, masyarakat bisa melakukan kegiatan jugal beli atau transaksi baik dalam bentuk barang maupun jasa. Beberapa contoh jenis pasar antara lain adalah pasar tradisional dan pasar modern. Jika biasanya di pasar didominasi oleh pria dan wanita. Berbeda dengan pasar yang di India satu ini.Â
Di salah satu negara di Asia Selatan yakni India terdapat pasar tradisional unik. Pasar tersebut bernama pasar Ima Keithel yang berada di Manipur, Imphal Barat, India. Keunikan dari pasar ini adalah hanya terdapat wanita sebagai penjual dan pembelinya.Tak herna jika pasar ini juga populer dengan sebutan Pasar Ibu.Â
Bukan hanya sebagai pasar tempat transaksi jual-beli, pasar Ima Keithel juga menjadi daya tarik wisatawan asing yang berkunjung ke wilayah tersebut. Kabarnya, pasar Ima Keithel sudah ada sejak 5 abad lalu dan menjadi pasar wanita terbesar di Asia.Â
1. Sudah Dibangun Sejak 5 Abad Lalu
Awalnya, pasar Ima Keithel dibangun di kota Imphal selama bertahun-tahun dan saat ini terletak di Bazaar Khawairaband. Pasar ini didirikan sekitar abad ke-16 dan menampung sekitar 5.000-6.000 penjual wanita yang menjual berbagai produk, dikutip dari culture trip oleh Liputan6.com, Sabtu (16/5/2020). Produk-produk yang dijual seperti sayuran, buah-buahan, tekstil, mainan ikan, rempah-rempah dan peralatan tersedia di pasar tersebut.
Saat awal dibangun pasar ini menerapkan sistem kerja paksa atau yang dikenal sebagai Lallup-kaba. Pada tahun 1533 para kaum pria di India diwajibkan untuk bekerja melayani para tentara. Akibatnya, para kaum wanita harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.Â
Pekerjaan yang harus dilakukan wanita mulai mengolah ladang, menenun tekstil dan kemudian menjual produk di pasar improvisasi. Di mulai dari itulah wanita mulai mengorganisir terbentuknya pasar Ima Keithel.Â
Advertisement
2. Hanya untuk Wanita yang Sudah Menikah
Saat mulai terbentuk pasar wanita ini, para kaum wanita ini sempat terganggu dengan sistem kerja dari Inggris. Dari gerakan wanita tersebut muncul kesetaraan gender untuk memperjuangkan hak mereka agar tetap bisa bekerja. Aksi-aksi mereka pun akhirnya sukses.
Seiring berjalannya waktu pasar dikelola oleh persatuan wanita. Ada satu kebiasaan yang harus dilakukan yakni mengelilingi Pasar Ibu ini dan anya wanita yang sudah menikah yang diizinkan untuk berdagang dan membuka kios di sana. Tradisi ini diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya.
Para penjual wanita yang berada di Pasar Ima Keithel ini juga berjualan dengan busana tradisional mereka. Menurut beberapa pengunjung asing yang datang, di pasar itu mereka disuguhkan dengan aroma jajanan tradisonal serta suara candaan khas ibu-ibu yang ramah, dikutip dari Culture Trip, 5 Januari 2020 lalu.
3. Jadi Pasar Wanita Terbesar di Asia
Pasar Ima Keithel juga menjadi kebanggan warga sekitar. Bagaimana tidak, pasar ini tercatat sebagai pasar wanita terbesar di Asia. Menurut peneliti independen, Dr. Shristi Pukhrem mengatakan eksistensi pasar Ima Keithel masih mendapat banyak ancaman karena kehadiran produk murah dengan jumlah besar. Ke depannya ia berharap Ima Keithel menjadi simbol permberdayaan wanita Manipur.
Hal tersebut karena pasar ini telah menjadi sumber penghasilan banyak wanita yang bekerja secara mandiri. Salah satu penjual bernama Y Memcha yang berusia lebih dari setengah abad itu berhasil menyekolahkan anaknya secara mandiri. Suaminya telah lama meninggal dan dirinya harus menghidupi keempat anaknya.Â
Advertisement
4. Pernah Hampir Ditutup
Jadi pasar wanita terbesar di Asia, rupanya pasar ini pernah mendapat ancaman penutupan. Mulai dari serangan pihak militer, perang, hingga rencana penutupan pernah mendera pasar tersebut. Terakhir adalah gempa berskala 6,8 magnitudo pada awal bulan Januari 2016 lalu yang membuat pasar ini nyaris gulung tikar.
Bahkan hingga kini, pemerintah setempat juga sempat merencanakan penutupan pasar Ima Keithel dan menggantinya dengan supermarket modern. Namun, para pedagang wanita memprotes putusan tersebut dan berhasil mempertahankan pasar. Hanya saja, pasar ini kini menempati bangunan baru yang disediakan pemerintah.
5. Sebagai Roda Perekonomian dan Simbol Pemberdayaan Wanita
Studi menunjukkan sebagian besar pedagang di Ima Keithel menghasilkan 1.000 sampai 3.000 USD per tahun atau sekitar Rp 13-39 juta.
"Meski barang dagangan laku banyak, para pedagang wanita tidak mendapat banyak untung karena uang yang didapat digunakan untuk membeli bahan baku dan logistik lainnya," ujar Dr. Yumkhaibam Shyam Singh, seorang profesor sejarah.
Pasar Ima Keithel kini dibagi menjadi empat bagian yang menjual berbagai aneka barang-barang kebutuhan. Ima Keithel yang telah berjalan sejak abad ke-16, hingga hari ini tetap menjadi pusat kegiatan sosial ekonomi di Imphal dan menjadi simbol unik dari pemberdayaan perempuan.
Advertisement