Liputan6.com, Jakarta Operasi caesar adalah operasi besar yang dilakukan untuk proses melahirkan. Operasi ini akan sangat direkomendasikan ketika dalam keadaan darurat dan sebagai prosedur yang direncanakan. Operasi ini akan dilakukan ketika kehamilan sudah memasuki minggu ke-38. Sebelum melakukannya, pahami risiko operasi caesar agar memiliki pertimbangan lebih matang.
Baca Juga
Advertisement
Risiko operasi caesar sebenarnya lebih besar dibanding melahirkan normal. Hal inilah yang membuat dokter lebih merekomendasikan ibu hamil untuk melahirkan normal. Namun, hal ini tidak berlaku bagi ibu hamil yang memiliki kondisi medis tertentu.
Bagi ibu hamil yang diharuskan melakukan, mengenali risiko operasi caesar bisa untuk persiapan. Operasi ini harus dilakukan ketika bayi memiliki ukuran sangat besar dan panggul ibu hamil kecil. Posisi janin sungsang, jantung ibu hamil lemah, terdapat lebih dari satu janin, dan masih banyak lagi. Pastikan ibu hamil selalu melakukan konsultasi dengan dokter sebelum memutuskan operasi caesar selain memertimbangkan risikonya.
Berikut Liputan6.com ulas risiko operasi caesar dari berbagai sumber, Jumat (12/6/2020).
Pembekuan Darah, Reaksi Anestesi, dan Cedera Pembedahan
Pembekuan Darah
Pembekuan darah akan juga termasuk risiko operasi caesar. Bekuan darah akan semakin diperparah ketika bekuan menyumbat pembuluh darah vena. Apalagi jika sumbatan terjadi pada tungkai, deep vein thrombosis akan terjadi. Ibu akan merasakan nyeri di kaki, kemerahan pada kulit kaki, dan kaki terasa hangat. Parahnya lagi jika bekuan darah bisa sampai ke paru-paru ibu.
Reaksi Anestesi
Ibu akan menjalani proses anestesi dengan obat bius sebelum menjalani operasi caesar. Risiko operasi caesar akan berdampak pada efek samping obat bius, seperti pusing dan mati rasa yang bertahan lama. Namun, kondisi ini biasanya akan hilang dengan sendirinya beberapa hari setelah persalinan.
Cedera Pembedahan
Risiko operasi caesar yang sangat berbahaya meski jarang terjadi, yakni cedera pembedahan. Bisa jadi ada organ dalam ibu yang tidak sengaja tersayat. Apalagi jika operasi caesar sudah dilakukan berulang kali. Beberapa kasus, ada kandung kemih ibu yang tidak sengaja terkena sayatan.
Advertisement
Human Error, Infeksi, dan Perdarahan
Human Error
Human error ini sedikit berbeda dengan cedera pembedahan. Risiko operasi caesar ini bahkan bisa disebabkan oleh dokter yang sudah beberapa kali melakukannya. Namun, terjadinya human error sangat jarang terjadi. Jika cedera pembedahan menyebabkan luka sayatan organ lain, human error bisa berupa tertinggalnya kasa di rahim ibu. Benda asing ini tentu akan sangat menyakitkan bagi ibu usai melahirkan.
Infeksi
Infeksi merupakan risiko operasi caesar, terutama infeksi pada luka operasi. Infeksi akan semakin diperparah jika kebersihan di area luka atau perawatan luka operasi tidak dilakukan dengan benar. Luka sayatan yang terinfeksi akan terasa nyeri, bengkak, kemerahan, dan mengeluarkan nanah. Infeksi juga bisa terjadi pada jaringan atau lapisan rahim (womb lining). Perut akan terasa nyeri, demam, keluar cairan keputihan tidak normal, dan perdarahan hebat.
Perdarahan
Perdarahan bisa terjadi setelah operasi caesar. Selain perdarahan, dampak risiko operasi caesar akan membuat ibu kekurangan darah. Hal ini bisa terjadi ketika ada infeksi pada lapisan rahim. Darah yang keluar akan lebih banyak dibanding setelah melakukan kelahiran normal. Pada kondisi seperti ini, ibu akan diminta melakukan transfusi darah untuk mengatasinya.
Obesitas dan Sistem Imun Lemah
Obesitas
Bayi yang dilahirkan dengan operasi caesar memiliki risiko mengalami obesitas. Obesitas ini bisa terjadi ketika mereka masih anak-anak sampai dewasa. Risiko obesitas tidak berdampak pada semua bayi. Hanya bayi dengan kondisi ibu yang sudah menderita obesitas atau diabetes yang akan mengalami. Risiko ini muncul karena ibu yang melakukan operasi caesar kebanyakan yang obesitas dan menderita diabetes. Jadi, hal ini bisa dijadikan antisipasi agar perawatan bayi lebih diperhatikan agar tidak mengalami hal serupa yang dialami ibunya.
Sistem Imun Lemah
Sistem imun bayi yang dilahirkan dengan operasi caesar dikatakan lebih lemah dibanding bayi yang dilahirkan normal. Hal ini sangat dipengaruhi dengan komposisi mikrobiota saluran cerna yang cukup pada bayi yang dilahirkan normal. Kandungan ini secara aktif akan menjadi imunnitas bayi terutama dalam oral dan mengurangi resiko alergi.
Usus bayi juga memerlukan kolonisasi beberapa bakteri tertentu untuk mencapai perlindungan maksimal. Operasi caesar akan membuat bayi memiliki kandungan mikrobiota lebih sedikit. Bayi ini membutuhkan waktu 6 bulan untuk memiliki kandungan cukup mikrobiota yang setara dengan bayi lahir normal.
Advertisement
Gangguan Pernapasan dan Kulit Tergores
Gangguan Pernapasan
Risiko operasi caesar tidak hanya dialami oleh ibu, tetapi juga bayinya. Risiko bayi mengalami gangguan pernapasan setelah operasi caesar akan lebih tinggi. Apalagi jika bayi yang dilahirkan belum berusia 38/39 minggu.
Hal ini disebabkan karena paru-paru bayi belum berkembang dengan sempurna. Jika sampai memburuk mungkin ini menjadi hal yang sangat membahayakan. Namun, sebenarnya pemulihan akan terjadi dengan sendirinya.
Kulit Tergores
Ibu yang melakukan operasi caesar sudah pasti mendapat luka sayatan. Risiko operasi caesar seperti luka ternyata juga bisa terjadi pada bayi. Hal ini juga biasanya karena human error atau ketika sengajaan tenaga medis. Namun, tidak perlu khawatir karena goresan ini jarang sekali terjadi. Meskipun terjadi, pasti goresannya ringan dan tidak membahayakan.
Â