Sukses

Viral Foto Minyak Goreng Dipenuhi Semut Merah, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Netizen dihebohkan dengan foto semut merah yang memenuhi sebungkus minyak goreng.

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini viral sebuah foto yang dibagikan salah satu netizen di media sosial Twitter. Lewat akun Twitter @Chocomintheee sang pemilik akun mengunggah dua foto yang memperlihatkan kondisi sebungkus minyak goreng yang dipenuhi semut merah yang sudah mati.

Dalam foto tersebut tampak ribuan semut mati menggenang di dalam minyak goreng yang masih terisi setengah bungkus tersebut. Foto-foto itu diunggah pada Selasa (23/6/2020) yang kemudian viral.

"DEMI APAPUN INI GILA BGT GUE MAU GORENG TELUR CEPLOK MINYAKNYA ISI SEMUT MERAH DOANG PLS BANYAK BGT.. KONSPIRASI DARIMANA SEMUT SUKA MINYAK A*JGG," tulis sang pemilik akun yang hingga kini sudah meraih 13,2 ribu kali retweets dan 47,6 ribu disukai.

Banyak netizen yang meninggalkan komentar yang turut merinding melihat semut-semut yang telah mati tersebut. Tak hanya yang dibuat terkejut, beberapa netizen juga penasaran bagaimana bisa semut menyukai minyak gireng yang secara umum bukan obyek yang disukai semut.

Ternyata setelah ditelusuri ada beberapa penjelasan ilmiah terkait semut mati bersamaan atau disebut dengan "bunuh diri massal". Berikut ini Liputan6.com rangkum penjelasan ilmiah soal semut mati di minyak goreng dari berbagai sumber, Rabu (24/6/2020). 

2 dari 3 halaman

Ants Circle of Death

Semut dikenal sebagai hewan kecil yang bisa hidup di mana saja. Mulai dari di alam bebas hingga di dalam rumah, lingkungan kering maupun basah sekalipun. Selain keunikan semut yang jalan berbaris bersama kawanannya, ternyata semut juga memiliki keunikan lainnya yakni bunuh diri massal.

Semut membunuh diri secara massal bukan karena merasa stres atau kalah karena bertarung melawan koloni lain. Ada sebuah penjelasan ilmiah yang dilakukan peneliti asal Amerika, William Beeebe pada 1921 di Guyana.

Penemuannya ini ia beri nama Ants Circle of Death. Dalam penuturannya semut-semut akan berkumpul dan mulai membentuk lingkaran. Tentara semut yang terpisah dari koloninya akan bergerak dalam lingkaran yang kemudian diikuti oleh semut lainnya. Ada sebuah peraturan sederhana di dalam kehidupan semut yakni jika terpisah dari koloni, "ikuti semut di depannya".

Maka dari itu, akan semakin banyak semut berkumpul seperti membentuk black hole. Semut ini setidaknya membutuhkan waktu 2,5 jam untuk melengkapi lingkaran yang mereka buat, dikutip dari Naviri.

Gerakan melingkar seperti gasing ini bisa berlangsung selama 2 hari sampai sebagian besar semut meninggal karena kelelahan atau kehausan.

3 dari 3 halaman

Meledakkan Diri atau Colobopsis Explodens

Selain teori Ants Circle of Death, peneliti juga menyebutkan jika semut memiliki kebiasaan unik yaitu meledakkan diri yang teorinya ditemukan sekitar tahun 1935. Semut 'bom bunuh diri' ini memiliki nama ilmiah Colobopsis explodens. Dilansir dari jurnal Zookeys, semut yang memiliki tubuh kemerahan ini ditemukan tinggal di atas pohon di pedalaman hutan pulau Kalimantan.

Salah satu anggota tim peneliti, Alice Laciny asal Austria, mendeskripsikan bagaimana semut-semut ini meledakkan diri dan kemudian mengeluarkan racun berwarna kekuningan untuk menyelamatkan anggota koloninya. Saat berada di tempat berbahaya, semut ini akan meledakkan diri dengan cara menggelembungkan perutnya hingga akhirnya perut semut itu ‘meledak’.

Namun, ternyata tidak semua semut peledak memiliki kemampuan meledakkan diri. Hanya para pekerja ‘kasta rendah’ yang terdiri dari betina yang tidak bisa berkembang biak lagi yang akan bertugas meledakkan dirinya saat ancaman tiba.

Video Terkini