Sukses

Ibunya Terinfeksi Covid-19, Pria Ini Rela Panjat Tembok Rumah Sakit Demi Menemani

Pria ini rela memanjat tembok rumah sakit agar bisa menghabiskan waktu bersama ibundanya yang terinfeksi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta Seorang anak tentunya akan melakukan ragam cara untuk membahagiakan dan menghabiskan waktu bersama orang tua. Kehangatan dan kebersamaan bersama orang tua tentunya selalu dirindukan ketika sedang terpisah karena jarak ataupun waktu.

Orang tua tentunya sudah banyak melakukan hal luar biasa dan penuh kasih sayang kepada anaknya. Oleh sebab itu banyak anak-anak yang ingin membalas budi orang tuanya dengan penuh kasih sayang. Walaupun hal tersebut tidak sepenuhnya dapat membalas jasa yang telah dilakukan orang tua kepada anaknya.

Seorang pria yang berasal dari Palestina rela memanjat tembok rumah sakit agar tetap bisa menemani sang ibunda dan menghabiskan waktu bersama. Hal tersebut merupakan pengorbanan kasih sayang seorang anak kepada ibunya. Ragam cara dilakukan agar tetap bisa menemani sang ibunda melawan rasa sakitnya.

Pria tersebut ingin menghabiskan waktu bersama ibundanya sebelum ibunya meninggal dunia. Ibunda pria ini didiagnosis menderita kanker dan terinfeksi virus Corona Covid-19. Seperti diketahui, penyebaran virus Corona ini membuat rumah sakit membatasi jumlah pengunjung yang ingin membesuk keluarga atau kerabat yang dirawat di rumah sakit.

Oleh karena itu, pria tersebut rela memanjat tembok rumah sakit agar tetap bisa menemani sang ibunda. Berikut Liputan6.com melansir dari Mirror.co.uk tentang kisah haru seorang pria yang ingin menemani sang ibunda dengan memanjat tembok rumah sakit, Jumat (24/7/2020).

2 dari 4 halaman

Rela Panjat Tembok Rumah Sakit

Pria bernama Jihad Al-Suwaiti ini rela memanjat tembok rumah sakit setiap harinya untuk menemani sang ibunda yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit. Pria berusia 30 tahun ini berasal dari Hebron, Palestina. Pria tersebut ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama ibunda sebelum ibundanya meninggal dunia.

Ibunda Jihad Al-Suawiti didiagnosis menderita kanker dan terinfeksi virus Corona. Penyebaran virus Corona di hampir seluruh negara membuat seluruh tempat umum, salah satunya rumah sakit membatasi jumlah pengunjung yang datang. Hal tersebutlah yang membuat pria berusia 30 tahun ini rela untuk memanjat tembok rumah sakit.

Menurut petugas rumah sakit, pria yang bernama Jihat Al-Suwaiti ini duduk di ambang jendela mengawasi ibunya ketika dia berjuang melawan kanker dan virus Corona. Jihad sudah iperintahkan untuk tidak memanjat bagian luar gedung karena alasan keamanan, tetapi menolak untuk mendengarkan dan terus duduk di luar jendela ibunya.

"Dia memanjat pipa di gedung untuk bangun ke tempat untuk melihat ibunya, yang berada di lantai dua,” tutur salah satu petugas rumah sakit.

"Dia menghabiskan sebagian besar harinya di sana, mengamati kondisi ibunya dari luar jendela. Dia baru turun setelah dia yakin ibunya sudah tertidur," tambahnya.

3 dari 4 halaman

Ibunya Berjuang Melawan Kanker dan Virus Corona

Ibu Jihad Al-Suwaiti ini bernama Rasmi Suwaiti yang sudah berusia 73 tahun. Rasmi Suwaiti berjuang melawan leukimia sebelum didiagnosis terinfeksi virus Corona. Menurut situs berita Says, ibunda Jihad Al-Suwaiti ini mengahabiskan waktu lima hari di rumah sakit sebelum menghembuskan napas terakhirnya.

Menurut penuturan saudara laki-laki Jihad Al-Suwaiti, pria berusia 30 tahun ini memang sangat dekat dengan ibundanya.

“Dia sangat dekat dengan ibu kami, terutama sejak ayah kami meninggal 15 tahun yang lalu." tutur saudara laki-lakinya.

Menurut laporan, Jihad Al-Suwaiti mencoba memasuki kamar ibundanya di rumah sakit, setelah mengetahui bahwa kondisi ibundanya semakin memburuk.  Pada 16 Juli, merupakan hari terakhir Jihad memanjat tembok untuk terakhir kalinya untuk mengucapkan selamat tinggal kepada ibunya melalui jendela Unit Perawatan Intensif (ICU).

4 dari 4 halaman

Berusaha Menerima

Setelah saudara laki-lakinya memberitahu bahwa ibundanya sudah meninggal, Jihad merasa kaget dan berusaha menerima kenyataan.

"Ibu kami juga berjuang melawan leukemia sebelum didiagnosis dengan COVID-19 beberapa minggu yang lalu. Ketika Jihad diberitahu tentang kematian ibu kami, ia marah dan kaget," tutur saudara laki-laki Jihad

"Sekarang dia tampaknya telah menerima kenyataan," tambahnya.