Sukses

Niat Puasa Arafah dan Keutamaannya, Amalan Menjelang Idul Adha yang Luar Biasa

Niat Puasa Arafah dan keutamaannya perlu kamu pahami agar kamu tidak merugi.

Liputan6.com, Jakarta Niat Puasa Arafah dan keutamaannya perlu kamu pahami agar kamu tidak merugi. Pasalnya, Puasa Arafah ini memiliki keutamaan yang begitu luar biasa, sehingga termasuk ke dalam puasa sunah yang sangat dianjurkan atau sunah muakkad.

Puasa Arafah ini dilaksanakan pada 9 Zulhijah, yaitu hari ketika jamaah haji sedang melaksanakan wuquf di Arafah. Hari itu bertepatan dengan hari ke-2 dalam rangkaian ibadah haji. Puasa ini sangat dianjurkan bagi kamu yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. 

Niat Puasa Arafah dan keutamaannya tentunya akan sangat rugi jika kamu lewatkan. Puasa sunah yang dilaksanakan sehari sebelum Hari Raya Idul Adha ini pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan ibadah puasa pada umumnya. Perbedaanya hanya terletak pada niat puasa saja.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (26/7/2020) tentang niat puasa arafah dan keutamaannya.

2 dari 4 halaman

Niat dan Tata Cara Puasa Arafah

Seperti puasa pada umumnya, kamu bisa melafalkan niat Puasa Arafah di malam hari sebelum menjalankan ibadah puasa ini. Kamu bisa melafalkan niat Puasa Arafah setelah Salat Isya ataupun sebelum tidur. Namun, berhubung puasa ini bukanlah puasa wajib, maka kamu tetap diperbolehkan mengucapkan niat tersebut di siang hari. Tentunya dengan catatan kamu belum sempat makan atau minum sepanjang hari.

Sedangkan terkait tata cara Puasa Arafah, secara umum pelaksanaannya sama dengan puasa pada umumnya. Rukunnya pun tidak beda dengan puasa sunah lainnya. Puasa ini dimulai dengan niat, dan tetap disunahkan untuk makan sahur sebelumnya. Setelah terbit fajar, maka seseorang sudah diharuskan menahan diri dari segala yang membatalkan puasa hingga waktu maghrib tiba.

Dalam pembacaan niat Puasa Arafah, berbeda jika kamu melafalkan niatnya pada malam hari sebelum berpuasa dengan saat melafalkannya pada siang hari setelah melaksanakan puasa.

3 dari 4 halaman

Niat Puasa Arafah

Kamu bisa melafalkan niat Puasa Arafah pada malam hari sebelum berpuasa maupun pada siang hari. Berikut lafal niat puasa arafah di malam hari sebelum berpuasa dan siang hari:

Lafal niat puasa Arafah di malam hari:

Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.

Artinya, “Saya berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”

Lafal niat puasa Arafah di siang hari:

Nawaitu shauma haadzal yaumi ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah SWT.”

Itulah niat Puasa Arafah pada malam hari sebelum berpuasa dan siang hari saat sudah berpuasa. Jadi, jika kamu lupa melafalkan niat di malam hari, kamu tidak perlu khawatir karena kamu masih bisa melafalkannya di siang hari saat berpuasa. Tentunya dengan catatan kamu belum makan dari waktu subuh.

4 dari 4 halaman

Keutamaan Puasa Arafah

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, keutamaan Puasa Arafah ini sangat besar, sehingga ia termasuk ke dalam puasa sunah yang sangat dianjurkan (sunah muakkad). Bagaimana tidak, hanya dengan berpuasa selama 1 hari saja, dosa kamu selama dua tahun, yaitu satu tahun sebelum, dan satu tahun yang akan datang akan dihapuskan.

Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat Muslim:

"Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa satu tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu," (HR Muslim).

Tidak hanya Puasa Arafah, pada bulan Zulhijah ini kamu juga bisa melaksanakan berbagai amalan puasa lainnya, yaitu pausa Zulhijah. Puasa Zulhijah ini dilaksanakan di awal Bulan Zulhijah, yaitu dari hari pertama hingga hari ke-8, yang dilanjutkan dengan hari ke-9 yaitu Puasa Arafah.

Sedangkan pada Bulan Zuhijah, kamu dilarang untuk berpuasa pada tanggal 10 Zulhijah, yaitu pada Hari Raya Idul Adha. Selain itu, berpuasa pada tanggal 10, 12, dan 13 Zulhijah juga dilarang karena merupakan Hari Tasyrik. Hari tasyrik merupakan salah satu hari di mana umat Islam dilarang berpuasa karena pada hari tasyrik adalah hari untuk makan dan minum (HR. Thabrani).