Liputan6.com, Jakarta Ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020) tentunya masih menyisakan kesedihan mendalam bagi seluruh dunia. Kondisi Beirut yang rata dengan tanah membuat seluruh masyarakat tak henti memberikan doa dan dukungan untuk masyarakat Lebanon.
Baca Juga
Advertisement
Seperti yang diketahui, ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon beberapa hari lalu juga disertai dengan gelombang seismik yang setara dengan gempa berkekuatan magnitudo 3,3 SR. Ledakan dahsyat tersebut terdengar dan terasa hingga Siprus. Adapun jarak antara Beirut dengan Siprus adalah lebih dari 200 km (180 mil) jauhnya.
Setelah kejadian tersebut tentunya banyak kisah haru dari masyarakat yang tentunya merasakan dan terkena dampak dari ledakan tersebut. Saat terjadinya ledakan, seluruh masyarakat saling membantu dan memberikan perlindungan kepada masyarakat yang membutuhkan khususnya anak-anak, wanita, dan lansia.
Saat terjadinya ledakan, tentunya tak dapat terbayangkan bagaimana kondisi pasien yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit. Seorang perawat di salah satu rumah sakit di Lebanon berupaya untuk melindungi tiga bayi yang baru lahir dari ledakan Beirut ini. Aksi heroik yang dilakukan perawat tersebut tentunya membuat salut.
Kisah seorang perawat yang melindungi bayi baru lahir dari ledakan Beirut, Lebanon ini dirangkum Liputan6.com dari Mirror pada Jumat (7/8/2020).
Perawat yang Selamatkan Bayi dari Ledakan Beirut
Ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon tentunya menggemparkan seluruh masyarakat. Ledakan dahsyat yang sudah menjatuhkan banyak nyawa ini membuat seluruh masyarakat dunia khawatir akan kondisi Beirut saat ini.
Seorang perawat di salah satu rumah sakit di Lebanon melindungi dan menyelamatkan tiga bayi baru lahri di salah satu rumah sakit di Lebanon. Potret haru perawat yang menggendong tiga bayi baru lahir ini diunggah oleh salah satu fotografer yang kemudian mengabadikan momen mengharukan tersebut. Terlihat perawat tersebut berdiri di dekat meja resepsionis dalam kondisi rumah sakit yang sudah hancur akibat ledakan dahsyat tersebut.
Foto yang diambil oleh fotografer Bilal Marie Jawish di Pusat Medis Universitas Rumah Sakit Saint George, ibu kota Lebanon. Fotografer tersebut menuturkan dalam Facebooknya bahwa dirinya sudah sering meliput kejadian serupa. Namun dirinya menyebutkan jika sebelumnya dia belum pernah melihat seorang pahlawan mulia yang berusaha menyelamatkan nyawa seorang bayi baru lahir.
"Saya dapat mengatakan saya belum pernah melihat apa yang saya lihat hari ini di daerah Ashrafia, terutama di depan rumah sakit. Pahlawan wanita ini saya lihat di dalam rumah sakit, dan saat itu saat mempercepat untuk menelpon bantuan, meskipun terdapat penundaan komunikasi. Perawat tersebut menggendong tiga bayi baru lahir dan dikelilingi oleh puluhan orang yang tewas dan orang yang terluka.”
Advertisement
Kondisi Rumah Sakit
Ledakan itu menewaskan empat perawat dan melukai sekitar 200 pasien, pengunjung, dan staf saat menyebabkan rumah sakit tidak beroperasi. Rumah sakit tersebut mengalami kerusakan yang siginifikan, dan menyebabkan aliran listrik putus beberapa jam setelah ledakan.
Dokter dan perawat yang ada di rumah sakit ini pun merawat pasien di parkiran lantaran rumah sakit penuh dengan pecahan kaca dan puing-puing gedung. Palang Merah Lebanon pun mengangkut pasien ke rumah sakit lain.
Seorang dokter di tempat kejadian menuturkan kepada Al Arabiya, “Kami membawa pasien ke gedung gawat darurat, setelah itu kami mencoba mengirim mereka ke rumah sakit yang berbeda karena perawatan darurat juga penuh. Apa yang bisa kita lakukan?"
Sleiman Haroun, kepala Sindikat Rumah Sakit di Lebanon, mengatakan cedera massal yang terjadi di tengah pandemi Covid-19 adalah sebuah bencana besar. Rumah sakit sangat kewalahan, sehingga korban yang mengalami luka kerap ditolak. Petugas medis terlebih dahulu fokus pada mereka yang cedera dan yang mengancam nyawa atau luka yang sangat serius.