Liputan6.com, Jakarta Penyakit pengapuran kerap kali disalahartikan sebagai pengeroposan tulang. Pengapuran dan pengeroposan merupakan jenis masalah tulang dan sendi yang kerap terjadi di usia lanjut.
Pengapuran dikenal dengan istilah osteoartritis (OA). Osteoartritis adalah penyakit degeneratif yang progresif lambat, dan kronis. Sementara pengeroposan dikenal dengan istilah osteoporosis (OP).
Advertisement
Baca Juga
Gejala pengapuran dan pengeroposan tulang kerap disamakan sebagai kondisi yang sama. Kedua masalah ini memang nampak serupa. Namun, sebenarnya pengapuran dan pengeroposan tulang adalah kondisi yang berbeda.
Perbedaan pengapuran dan pengeroposan terletak pada penyebab, lokasi, gejala, dan penanganannya. Berikut perbedaan pengapuran dan pengeroposan tulang, dilansir Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa(18/8/2020).
Penyebab pengapuran dan pengeroposan tulang
Pengapuran
Pengapuran disebabkan oleh kerusakan sendi. Pengapuran terjadi ketika tulang rawan pelindung yang menjadi bantalan ujung tulang melemah seiring waktu. Tulang rawan adalah jaringan yang keras dan licin yang memungkinkan gerakan sendi terjadi tanpa adanya gesekan. Ketika tulang rawan melemah, gesekan bisa terjadi dan menyebabkan pengapuran.
Usia adalah salah satu penyebab utama kerusakan sendi yang menyebabkan osteoartritis. Osteoartritis adalah bentuk radang sendi yang paling umum. Penyakit ini bisa memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.
Pengeroposan
Pengeroposan tulang atau osteoporosis terjadi ketika kepadatan tulang menurun. Osteoporosis adalah penyakit kerangka sistemik yang ditandai dengan penurunan kepadatan mineral tulang. Pada penderita osteoporosis, tulang menjadi keropos dan melemah sehingga meningkatkan risiko patah tulang.
Osteoporosis terjadi ketika pembentukan tulang baru tidak sejalan dengan hilangnya tulang lama. Kepadatan tulang mencapai puncaknya saat seseorang berusia akhir 20-an, dan mulai melemah sekitar usia 35 tahun. Pengeroposan tulang paling banyak terjadi pada orang di usia tua.
Â
Advertisement
Lokasi pengapuran dan pengeroposan tulang
Dilansir Liputan6.com dari Perhimpunan Reumatologi Indonesia, Secara umum, perbedaan penyakit pengapuran sendi dan pengeroposan tulang terletak pada bagian tubuh yang diserang.
Pengapuran
Pengapuran sebagian besar terjadi karena proses penuaan (degeneratif) yang menyerang persendian tubuh terutama sendi-sendi penyangga berat badan seperti lutut, panggul dan pergelangan kaki.
Pengapuran dapat terjadi pada sendi manapun. Namun, area tubuh yang paling sering terkena termasuk tangan, ujung jari, lutut, panggul, dan tulang belakang (biasanya di leher atau punggung bawah).
Pengeroposan
Sementara pengeroposan menyerang tulang-tulang dalam tubuh terutama tulang belakang dan pinggul yang mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Gejala pengapuran dan pengeroposan tulang
Pengapuran
Gejala osteoartritis sering berkembang perlahan dan memburuk seiring waktu. Namun, gejala awal pengapuran masih bisa dikenali. Gejala pengapuran bisa meliputi nyeri sendi saat bergerak atau setelah bergerak, kekakuan sendi, hilangnya fleksibilitas, letupan sendi, taji tulang, dan pembengkakan.
Pengeroposan
Gejala pengeroposan tulang terkadang tidak terasa sampai keadaan memburuk. Biasanya tidak ada gejala pada tahap awal keropos tulang. Osteoporosis berkembang perlahan, dan seseorang mungkin tidak menyadarinya sampai mereka mengalami patah tulang.
Patah tulang sering terjadi di pinggul, pergelangan tangan, atau tulang belakang. Gejala osteoporosis yang bisa dirasakan di antaranya adalah nyeri punggung yang disebabkan oleh tulang belakang yang retak, kehilangan tinggi badan seiring waktu, postur tubuh buruk, dan tulang mudah patah.
Advertisement
Penanganan pengapuran dan pengeroposan tulang
Pengapuran
Osteoartritis tidak dapat disembuhkan. Tetapi perawatan yang baik dapat mengurangi rasa sakit dan membantu seseorang bergerak lebih baik. Penanganan pengapuran berfokus pada cara mengatasi gejala yang ada.
Jenis pengobatan yang paling tepat akan sangat ditentukan oleh tingkat keparahan gejala dan lokasinya. Perubahan gaya hidup, obat-obatan yang dijual bebas, dan pengobatan rumahan bisa meredakan nyeri, kekakuan, dan pembengkakan. Terapi fisik juga bisa membantu mengurangi gejala pengapuran sendi.
Pengeroposan
Tidak ada obat untuk osteoporosis, tetapi perawatan yang tepat dapat membantu melindungi dan memperkuat tulang. Perawatan ini dapat membantu memperlambat kerusakan tulang. Beberapa perawatan juga bisa memacu pertumbuhan tulang baru.
Ketika seseorang didiagnosis osteoporosis, dokter bisa meresepkan obat-obatan serta perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup ini dapat mencakup peningkatan asupan kalsium dan vitamin D, serta berolahraga yang aman.
Cara mencegah pengapuran dan pengeroposan tulang
Pengapuran
Sejumlah faktor gaya hidup bisa memengaruhi risiko pengapuran. Membuat perubahan gaya hidup tertentu dapat membantu meningkatkan kesehatan sendi dan mencegah pengapuran.
Cara mencegah pengapuran di antaranya adalah membatasi aktivitas yang memberatkan sendi, olahraga, menjaga berat badan, istirahat cukup, dan mengontrol kadar gula darah.
Pengeroposan
Pencegahan pengeroposan tulang berfokus dalam meminimalisir faktor risikonya. Meski ada faktor risiko osteoporosis yang tidak dapat dikendalikan seperti usia, jenis kelamin, dan genetik, ada juga ada beberapa faktor yang bisa dikendalikan.
Beberapa cara terbaik untuk mencegah osteoporosis meliputi mendapatkan jumlah kalsium dan vitamin D cukup, olahraga rutin, berhenti merokok, dan membatasi asupan alkohol.
Advertisement