Sukses

Kisah Pilot dan Insinyur Banting Stir Jadi Tukang Sate Ini Bikin Haru

Kedua lelaki ini bersyukur masih bisa menghidupi keluarganya.

Liputan6.com, Jakarta Wabah Corona Covid-19 yang merebak di sejumlah negara memberi dampak negatif bagi sebagian besar perusahaan. Di masa pandemi ini, banyak perusahaan yang mengurangi jam operasionalnya dan bahkan ada yang sudah tak beroperasi sama sekali. Akibatnya, banyak tenaga kerja yang dirumahkan untuk sementara waktu dan ada pula yang terpaksa diberhentikan dari tempatnya bekerja.

Menghadapi kondisi tersebut, para tenaga kerja harus berusaha memutar otak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Alhasil beralih profesi pun menjadi pilihan yang harus diambil. Seperti dialami oleh dua pria asal Malaysia ini, yang dulunya bekerja sebagai pilot dan insinyur di sebuah maskapai penerbangan.

Namun kini keduanya terpaksa banting stir menjadi penjual sate, karena telah diberhentikan dari pekerjaannya akibat terkena dampak dari pandemi Corona Covid-19. Kisahnya pun menjadi viral di media sosial dan membuat warganet bersimpati. Mantan pilot dan insinyur penerbangan itu membuat usaha jualan sate dengan nama Shazam yang merupakan gabungan dari nama mereka, yakni Shazaly dan Adam.

Awalnya, Muhammad Shazaly Ahmad atau yang akrab dipanggil Shazaly adalah seorang pilot di sebuah maskapai penerbangan. Lelaki berusia 32 tahun itu diberhentikan dari pekerjaannya pada bulan Juni lalu. Tak disangka nasib serupa juga dialami adik iparnya, Adam Zafran George Abdullah yang juga diberhentikan dari pekerjaannya sebagai insinyur perusahaan pesawat di Dhaka, Bangladesh.

2 dari 3 halaman

Mendapat Dukungan dari Keluarga

Kedua pria inipun berusaha mencari cara agar bisa menyambung hidup. Akhirnya, Shazaly dan Adam memutuskan untuk bekerja sama membuat usaha jualan sate. Kedua pria ini membuka sebuah lapak kecil untuk berjualan sate di tepi jalan Putra Heights di Subang Jaya, Selangor, Malaysia.

"Beberapa hari setelah berhenti kerja memang membuat saya terpuruk. Dari yang semula ada penghasilan, kemudian menjadi pengangguran. Sedangkan saya punya kewajiban untuk menafkahi keluarga," ujar Shazaly seperti dikutip oleh Liputan6.com dari mStar, Jumat (21/8/2020).

Kendati harus banting stir menjadi tukang sate, Shazaly tetap bersyukur karena keluarga khususnya sang istri, tetap mendukung agar ia bangkit dari masa sulit tersebut. Pria yang sudah bekerja selama 10 tahun di industri penerbangan itu mengaku dukungan keluarga membuatnya semangat dan mencari cara untuk meneruskan kelangsungan hidup.

Setelah memutar otak, ia terpikir sebuah ide untuk menjual sate. Menurutnya berjualan sate adalah ide yang cukup bagus karena makanan itu mampu dibeli oleh berbagai lapisan masyarakat.

Dengan bermodalkan uang Rp 10,6 juta termasuk biaya peralatan, ia kemudian membuka usaha jualan sate bersama adik iparnya, yang akrab disapa Adam. Shazaly dan Adam awalnya menjual sate hanya 300 sampai 400 tusuk sehari. Keduanya berjualan 6 hari seminggu kecuali hari senin. Seiring waktu, usaha sate itu cukup laris dan kini bisa mencapai 700 hingga 1.000 tusuk terjual dalam sehari.

"Saya akui berjualan sate sangat lelah, belum lagi faktor cuaca. Kalau dulu saya mengutamakan on time performance (OTP) saat membawa pesawat, tapi jualan sate ini saya mengutamakan menjaga kualitas (QC) demi memenuhi keinginan dan selera pelanggan," kata Shazaly.

3 dari 3 halaman

Sangat Bersyukur

Usaha sate yang diberi nama Shazam itu cukup menarik banyak pembeli. Tiap pelanggan ternyata juga memiliki selera sate yang berbeda-beda. Shazaly mengungkapkan bahwa ada pelanggan yang ingin satenya sedikit dibakar, namun ada pula yang ingin biasa-biasa saja dan ada juga yang ingin kuahnya lebih banyak. Namun bagaimanapun permintaan pelanggan, ia selalu memastikan bahwa sate yang disajikan di kedainya aman dikonsumsi. Sama seperti ia memastikan keselamatan penerbangan saat berprofesi sebagai pilot.

"Sebagaimana saya memastikan saat penerbangan agar penumpang dan awak pesawat bisa selamat, saya juga perlu memastikan jika sate yang dijual aman dikonsumsi," ungkap mantan pilot itu.

Shazaly mengaku sangat bersyukur karena usaha yang dibangunnya bersama Adam dapat memberikan keuntungan meskipun masih pemula dalam urusan berjualan. Bagi kedua pria beralih profesi ini, berjualan sate memberi dirinya pelajaran tentang arti kesabaran yang tinggi.

"Apa yang saya lakukan ini merupakan dunia baru secara menyeluruh. Lelah memang lelah tapi saya melangkah maju, malah merancang mengembangkan bisnis sate pada masa yang akan datang," kata Shazaly.