Liputan6.com, Jakarta Penyebab herpes bisa beragam sesuai dengan jenisnya. Herpes sendiri merupakan nama kelompok virus herpesviridae yang dapat menginfeksi manusia. Infeksi virus herpes biasanya ditandai dengan munculnya lepuhan kulit dan kulit kering.Â
Penyebab herpes adalah virus, dan jenis virus herpes yang paling terkenal adalah herpes simplex virus atau HSV. Herpes simplex dapat menyebabkan infeksi pada daerah mulut, wajah, dan kelamin (herpes genitalia). Selain itu, ada juga virus Varicella-zoster yang mengakibatkan herpes zoster.Â
Baca Juga
Advertisement
Kedua virus tersebut memiliki siklus hidup untuk menggandakan diri yang pendek, serta berpotensi menjadi tersembunyi dan infeksi muncul kembali (infeksi laten) di sel saraf. Herpes Simplex Virus dan Herpes Zoster ini dikelompokkan pada Alfa Herpesvirus.
Penyebab herpes dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko yang ada pada seseorang. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (25/9/2020) tentang penyebab herpes.
Herpes Simplex Virus Tipe 1 (HSV 1)
Penyakit herpes yang pertama adalah jenis Herpes Simplex Virus Tipe 1. HSV tipe 1, tipe yang umumnya menjadi penyebab herpes dengan gejala luka atau lecet pada daerah sekitar mulut. HSV tipe 1 umumnya menular melalui kontak kulit, walaupun juga dapat menyebar ke daerah genital saat melakukan oral seks.
Herpes simplex virus tipe 1 (HSV 1) merupakan virus yang dapat menyebar dengan cepat, dan umumnya menjadi penyebab herpes oral (mulut). Akan tetapi HSV 1 juga dapat menjadi penyebab herpes kelamin (genital) jika menyebar dari mulut ke alat kelamin pada saat melakukan hubungan seksual melalui oral.
HSV 1 dapat menular melalui kontak langsung sederhana dari penderita herpes ke orang yang sehat. Contohnya adalah lewat berciuman (termasuk saat mencium bayi), berbagi pakai peralatan makan atau lipstik dan kosmetik. HSV 1 bahkan dapat ditularkan dari seseorang yang mengalami infeksi HSV 1 namun tanpa gejala.
Gejala Herpes Simplex Virus Tipe 1 (HSV 1)
Gejala yang dapat ditimbulkan oleh infeksi HSV 1 atau herpes oral adalah:
- Diawali dengan demam, nyeri otot, dan lemas.
- Muncul rasa nyeri, gatal, rasa terbakar atau ditusuk pada tempat infeksi.
- Lalu timbul blister, yaitu lesi kulit seperti melepuh yang pecah dan mengering dalam beberapa hari.
- Blister yang pecah tersebut mengakibatkan luka dengan rasa nyeri. Bila terjadi di mulut, bisa mengganggu makan.
Advertisement
Herpes Simplex Virus Tipe 2 (HSV 2)
Penyakit herpes kedua adalah jenis Herpes Simplex Virus Tipe 2. HSV tipe 2, tipe yang umumnya menjadi penyebab herpes genital. Virus dapat menular melalui kontak seksual maupun kontak kulit. HSV tipe 2 cukup umum ditemui dan sangat menular, walaupun seseorang tidak memiliki luka terbuka. Selain itu, HSV 2 juga dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya pada saat persalinan.
Baik HSV 1 maupun HSV 2 dapat menjadi infeksi laten di sel saraf dan berisiko muncul kembali saat seseorang mengalami demam, cedera, stres, dan menstruasi.
Penyebab herpes tipe ini terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko, sehingg kamu lebih rentan terkena infeksi HSV 2, yaitu:
- Berjenis kelamin perempuan.
- Bergonta-ganti pasangan seksual.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah.
- Sedang mengalami penyakit menular seksual selain herpes.
- Melakukan hubungan seksual di usia muda.
Gejala Herpes Simplex Virus Tipe 2 (HSV 2)
Sedangkan gejala yang biasanya muncul saat kamu menderita HSV 2 ini adalah:
- Gatal.
- Sakit pada saat buang air kecil.
- Keluarnya cairan dari vagina.
- Munculnya benjolan di selangkangan.
- Munculnya koreng yang menyakitkan pada kemaluan, pantat, anus, atau paha.
- Pada pria, herpes dapat menyebabkan kulit penis kering, perih, dan gatal.
Varicella-zoster Virus (VZV)
Penyakit herpes selanjutnya adalah jenis Herpes Zoster. Varicella-zoster virus (VZV) merupakan virus yang menjadi penyebab cacar air dan cacar ular (herpes zoster). Cacar air terjadi ketika virus varicella-zoster menginfeksi seorang anak pertama kali.
Sedangkan penyebab herpes zoster adalah ketika cacar air yang diderita seseorang sudah sembuh namun di tubuh orang tersebut masih ada virus varicella-zoster yang bersifat laten dan muncul kembali.
VZV utamanya menular melalui kontak langsung dengan penderita cacar air. Virus ini dapat menimbulkan bintil pada kulit penderita (vesikel) yang berisi cairan dan dapat menjadi perantara penularan virus. Selain itu, VZV juga dapat menular melalui percikan ludah, yaitu pada saat penderita cacar air bersin atau batuk.
Faktor risiko terkena infeksi virus varicella-zoster antara lain, berusia di bawah 12 tahun, mengalami permasalahan sistem imun, baik akibat penyakit maupun obat-obatan, pernah mengalami kontak langsung dengan penderita cacar air, bekerja atau beraktivitas di sekolah atau fasilitas khusus anak-anak, hingga tinggal bersama anak-anak.
Herpes zoster dapat terjadi pada siapa saja yang pernah mengalami cacar air. Inilah beberapa faktor risiko terkena herpes zoster:
- Berusia 60 tahun ke atas.
- Sedang menjalani pengobatan kemoterapi atau radioterapi.
- Sedang menjalani pengobatan yang dapat memengaruhi atau melemahkan sistem imun (imunosupresan).
- Menderita penyakit yang dapat melemahkan sistem imun seperti HIV/AIDS atau kanker.
Â
Advertisement
Gejala Herpes Zoster
Gejala awal herpes zoster adalah rasa panas seperti sensasi terbakar. Sensasi tersebut seringkali disertai dengan gejala lain seperti sakit kepala, sensitif terhadap cahaya, dan demam.
Beberapa hari setelah gejala tersebut terasa, timbul ruam. Selanjutnya ruam akan berubah menjadi luka melepuh berisi air yang sangat gatal, mirip dengan bintil cacar air. Setelah beberapa hari luka lepuh akan mengering.
Berbeda dengan cacar air, gejala herpes zoster hanya akan muncul pada satu sisi tubuh sesuai dengan saraf yang terinfeksi. Umumnya, ruam muncul pada bagian tengah punggung hingga dada. Ruam juga dapat timbul di wajah pada area salah satu mata dan di lebih dari satu lokasi bagian tubuh.
Gejala yang umumnya dirasakan penderita sebelum ruam timbul, antara lain:
- Rasa nyeri, kesemutan, atau justru seperti mati rasa timbul di lokasi saraf yang terinfeksi beberapa hari atau bahkan, beberapa minggu sebelum ruam muncul. Rasa tidak nyaman biasanya terasa di dada, punggung, perut, kepala, atau leher.
- Merasakan gejala mirip dengan gejala flu (biasanya tanpa demam), seperti menggigil, nyeri perut, atau diare
- Kelenjar getah bening terasa sedikit bengkak
Gejalanya saat tahap aktif (ruam dan luka lepuh timbul) antara lain:
- Timbul ruam yang lokasinya bisa di mana pun bagian tubuh tetapi hanya satu sisi saja, kanan atau kiri. Lantas, ruam menjadi luka lepuh berisi cairan. Beberapa penderita tidak mengalami ruam atau ada ruam tetapi sifatnya ringan.
- Ruam mungkin timbul di dahi, pipi, hidung, atau area sekitar mata (herpes zoster opthalmicus).
- Rasa nyeri yang terasa seperti ditusuk jarum.
- Luka lepuh akan terbuka, mengeluarkan cairan, dan mengering. Biasanya berlangsung selama 5 hari. Ruam dapat hilang sepenuhnya setelah 2-4 minggu.
Penyebab Herpes zoster ini seringkali salah diagnosis menjadi penyakit lain yang memiliki gejala mirip. Ruam atau luka lepuh sering disangka sebagai infeksi yang disebabkan oleh virus herpes simplex atau impetigo.
Pengobatan Herpes Zoster
Tidak ada pengobatan atau perawatan khusus untuk menangani penyakit herpes zoster. Penanganan yang dilakukan adalah untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi risiko terjadinya komplikasi.
Penyakit herpes umumnya bisa diredakan dengan menggunakan beberapa obat antivirus berupa krim atau salep yang bisa dibeli di apotek dan anjuran dokter. Selain itu, kamu juga bisa menerapkan beberapa perawatan mandiri di rumah, sebagai berikut:
- Menjaga kebersihan ruam dan luka lepuh, ini akan mengurangi risiko ruam terkena infeksi bakteri
- Menggunakan pakaian longgar dan terbuat dari bahan yang lembut
- Tidak menggunakan obat oles antibiotik karena akan memperlambat proses penyembuhan
Apabila ruam terasa gatal, kamu dapat menggunakan losion kalamin untuk meredakannya. Jika cairan dalam ruam merembes ke luar, kompres dingin selama 20 menit beberapa kali sehari agar kebersihannya tetap terjaga.
Advertisement
Pencegahan Herpes
Untuk mencegah penyebaran virus herpes, dapat dilakukan langkah-langkah berikut ini:
- Menghindari kontak fisik dengan orang lain, terutama kontak dari koreng yang muncul akibat herpes.
- Mencuci tangan secara rutin.
- Mengoleskan obat antivirus topikal, misalnya acyclovir topikal, menggunakan kapas agar kulit tangan tidak menyentuh daerah yang terinfeksi virus herpes.
- Jangan berbagi pakai barang-barang yang dapat menyebarkan virus, seperti gelas, cangkir, handuk, pakaian, make up, dan lip balm.
- Jangan melakukan oral seks, ciuman atau aktivitas seksual lainnya, selama munculnya gejala penyakit herpes.