Sukses

Penyebab Anosmia atau Kehilangan Penciuman dan Cara Mencegahnya

Anosmia adalah kondisi gangguan pada indra penciuman.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab anosmia adalah berbagai gangguan yang memengaruhi indra penciuman. Kondisi ini bisa dipengaruhi oleh masalah hidung tersumbat akibat pilek, alergi, infeksi sinus, atau kualitas udara yang kurang baik, sehingga menimbulkan kehilangan kemampuan penciuman.  

Anosmia adalah kondisi gangguan pada indra penciuman yang ditandai dengan hilangnya kemampuan menghidu secara sepenuhnya. Kondisi ini berbeda dengan Hiposmia, yang membuat kemampuan menghidu mengalami penurunan, namun tidak hilang sepenuhnya.

Tidak hanya itu, pada seseorang yang mengalami anosmia, rasa makanan yang dikonsumsi juga dapat dipersepsi secara berbeda. Tetapi, anosmia bukanlah merupakan penyakit tersendiri. Kondisi ini merupakan suatu gejala atau kondisi yang dapat menjadi penanda adanya gangguan kesehatan lainnya.

Gejala ini banyak dicari setelah berdasarkan penelitian, setengah dari jumlah pasien positif virus Corona atau COVID-19 mengalami gejala anosmia atau hilangnya kemampuan indera pencium. Walaupun begitu, gejala anosmia pada sebagian besar pasien COVID-19 hanya bersifat sementara. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (29/9/2020) tentang penyebab anosmia.

2 dari 5 halaman

Gejala Anosmia

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gejala anosmia adalah hilangnya kemampuan menghidu secara sepenuhnya. Hal ini dapat dikenali apabila seseorang merasa familiar dengan aroma suatu obyek, tapi kemudian tidak dapat tercium lagi saat keluhan mulai timbul.

Proses penciuman terjadi ketika bau yang masuk ke dalam hidung diterima oleh sel-sel saraf pembau. Sel-sel saraf pembau ini kemudian mengirim sinyal tersebut ke otak untuk diolah dan dikirimkan kembali sehingga bau terindentifikasi. Anosmia terjadi ketika ada gangguan dalam proses penciuman tersebut.

3 dari 5 halaman

Penyebab Anosmia

Penyebab anosmia adalah adanya berbagai gangguan yang memengaruhi indra penciuman. Berbagai keadaan seperti masalah kesehatan yang ringan hingga berat, paparan zat kimia, pengobatan tertentu, hingga faktor usia bisa memengaruhi faktor penyebab anosmia.

Berikut beberapa penyebab anosmia yang perlu kamu ketahui:

- Penyebab anosmia yang ringan bisanya disebabkan oleh hidung tersumbat akibat pilek, alergi, infeksi sinus, atau kualitas udara yang kurang baik.

- Polip hidung, yang dapat ditandai dengan adanya benjolan jinak pada rongga hidung yang menghambat aliran udara melalui hidung.

- Cedera pada hidung dan saraf penciuman akibat trauma atau tindakan pembedahan.

- Paparan zat kimia yang beracun, seperti pestisida atau pelarut yang mengandung zat kimia tertentu.

- Pengobatan tertentu, termasuk beberapa jenis antibiotik, antidepresan, pengobatan antiradang, pengobatan jantung, dan sebagainya.

- Riwayat penggunaan obat-obatan terlarang, misalnya kokain.

- Beberapa kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, sklerosis multipel, defisiensi nutrisi, serta gangguan hormonal.

- Riwayat pernah mendapatkan terapi radiasi untuk menangani kanker pada daerah kepala dan leher.

- Faktor usia, yaitu ketika kemampuan indra penciuman, seperti halnya indra penglihatan dan pendengaran, juga dapat melemah seiring dengan bertambahnya usia. Kemampuan indra penghidu diketahui mulai menurun setelah usia 60 tahun.

Penyebab Anosmia ini juga bisa dikarenakan kamu mengalami infeksi virus corona atau COVID-19. Walaupun hanya bersifat sementara, hal ini bisa membuat kamu sadar lebih awal akan kondisi kesehatanmu.

4 dari 5 halaman

Cara Mengatasi Anosmia

Cara mengatasi anosmia bergantung dari penyakit yang memicu terjadinya keluhan tersebut. Misalnya, jika kamu diduga mengalami infeksi pada rongga hidung, sinus, atau sejenisnya, dokter dapat meresepkan pengobatan yang dibutuhkan untuk masalah spesifik tersebut.

Demikian pula apabila ditemukan adanya polip hidung. Dokter dapat melakukan evaluasi untuk menentukan apabila dibutuhkan tindakan lebih lanjut untuk mengatasinya. Dokter mungkin akan memberi saran untuk melakukan tindakan operasi pengangkatan polip. Tindakan ini diharapkan dapat mengembalikan fungsi indra penciuman penderita anosmia. Jadi, selalu berkonsultasi dengan dokter tentang kondisi kesehatanmu.

 

5 dari 5 halaman

Cara Mencegah Anosmia

Seperti cara mengatasinya, pencegahan anosmia tentunya harus sesuai dengan penyebab anosmia yang menyerangmu. Penyebab anosmia cukup bervariasi, karena itu pencegahannya pun bergantung dari masalah kesehatan yang menjadi pemicu timbulnya anosmia.

Beberapa kondisi seperti usia lanjut, terapi radiasi, penyakit berat macam Alzheimer, Parkinson, atau cedera hidung misalnya, memang tak bisa dicegah begitu saja. Tetapi anosmia yang bukan disebabkan oleh kelainan lahir bisa dicegah.

Caranya adalah dengan menghindari faktor-faktor yang dapat memicu anosmia, sebagai berikut:

- Menerapkan kebersihan diri untuk mencegah pilek dan flu

- Menghindari paparan alergen, yaitu zat yang bisa memicu alergi

- Menjauhi penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya, serta tidak sembarangan mengonsumsi dan menjadi ketergantungan pada jenis obat-obatan keras lainnya.

- Melakukan konsultasi terlebih dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan yang bisa memicu anosmia

- Menghentikan kebiasaan merokok dan sebisa mungkin menghindari paparan asap rokok

- Jaga pula organ penciuman dari terlalu banyak paparan zat kimia pada aroma artifisial wewangian tubuh, pewangi ruangan, pembasmi serangga, pestisida, serta zat kimia beracun lainnya.

Walaupun terdengar ringan, anosmia merupakan kondisi yang tidak boleh dianggap sepele. Jika kamu mengalami gejala anosmia, segera konsultasi dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.