Liputan6.com, Jakarta Probiotik merupakan mikroorganisme menguntungkan bagi tubuh. Probiotik dapat dikonsumsi dalam bentuk suplemen atau makanan fermentasi seperti yogurt, kefir, kimchi dan kombucha. Probiotik sangat penting untuk pencernaan, kekebalan tubuh, dan mencegah penyakit kronis.
Baca Juga
Advertisement
Meskipun ada banyak manfaat kesehatan yang terkait dengan konsumsi probiotik, ada juga efek sampingnya. Konsumsi terlalu banyak probiotik misalnya, bisa menimbulkan sejumlah masalah.
Dampak negatif probiotik sebagian besar memang bersifat minor. Dampak ini juga hanya memengaruhi sebagian kecil orang. Namun, tetap penting mewaspadai dampak negatif probiotik, khususnya jika dikonsumsi berlebihan.
Orang yang berisiko lebih besar terkena efek samping probiotik adalah orang yang memiliki sistem kekebalan lemah atau penyakit serius. Berikut dampak negatif konsumsi probiotik berlebihan, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(7/10/2020).
Masalah pencernanan
Efek samping umum dari terlalu banyak probiotik adalah masalah pencernaan seperti kembung, gas, dan mual. Efek ini juga bisa terjadi sebagai reaksi sementara setelah mengonsumsi probiotik. Saat pertama kali mengonsumsi probiotik, beberapa orang mengalami gas, kembung, atau diare.
Perubahan mikrobiota usus dapat menyebabkan bakteri menghasilkan lebih banyak gas dari biasanya. Ini juga bisa menyebabkan kembung.
Mereka yang mengonsumsi probiotik berbasis ragi juga mungkin mengalami sembelit dan peningkatan rasa haus. Dampak negatif ini biasanya mereda setelah beberapa minggu. Jika gas, kembung, atau efek samping lainnya berlanjut selama lebih dari beberapa minggu, hentikan konsumsi probiotik.
Advertisement
Sakit kepala
Beberapa makanan kaya probiotik, seperti yogurt, sauerkraut, dan kimchi, mengandung amina biogenik. Zat ini terbentuk saat makanan yang mengandung protein terfermentasi oleh bakteri.
Amina yang paling umum ditemukan dalam makanan kaya probiotik termasuk histamin, tyramine, tryptamine dan phenylethylamine. Amina dapat merangsang sistem saraf pusat, meningkatkan atau menurunkan aliran darah dan dapat memicu sakit kepala pada orang yang sensitif terhadap zat tersebut.
Masalah kulit
Pada kasus yang jarang terjadi, probiotik dapat menyebabkan ruam atau gatal pada kulit. Masalah kulit ini bisa disebabkan oleh histamin yang bisa memicu gejala alergi pada kulit.
Jika timbul ruam atau gatal parah, hentikan penggunaan probiotik. Temui dokter jika ruam parah, terus-menerus, atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan.
Advertisement
Alergi
Siapa pun yang memiliki alergi atau intoleransi terhadap gluten, kedelai, telur, produk susu, atau laktosa mungkin perlu berhati-hati saat memilih probiotik.
Contohnya, beberapa suplemen mengandung alergen seperti susu, telur atau kedelai. Bahan-bahan ini harus dihindari oleh siapa saja yang alergi, karena dapat memicu reaksi alergi. Demikian pula, probiotik berbasis ragi tidak boleh dikonsumsi oleh mereka yang alergi ragi.
Pertumbuhan berlebih bakteri usus kecil
Konsumsi probiotik berlebih juga bisa menyebabkan pertumbuhan berlebih bakteri usus kecil atau Small intestine bacterial overgrowth (SIBO). Usus kecil (halus) dan besar biasanya mengandung berbagai jenis bakteri. Pertumbuhan berlebih bakteri usus kecil terjadi ketika bakteri dari usus besar mulai tumbuh di usus kecil.
Usus besar sebagian besar mengandung bakteri anaerob yang tidak membutuhkan oksigen dan hidup dengan memfermentasi karbohidrat yang tidak dapat dicerna dari makanan nabati saat mereka melewati usus.
Gejala SIBO mirip dengan Sindrom Iritasi Usus Besar, termasuk gas, kembung, dan diare. SIBO juga dapat menyebabkan otak berkabut dan masalah ingatan jangka pendek.
Tidak semua orang dengan Sindrom Iritasi Usus Besar memiliki SIBO, tetapi pertumbuhan berlebih lebih sering terjadi pada orang dengan Sindrom Iritasi Usus Besar. SIBO juga sering berkembang pada wanita yang lebih tua.
Advertisement
Infeksi (jarang)
Dalam kasus yang jarang terjadi, bakteri atau ragi yang ditemukan dalam probiotik dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan infeksi pada individu yang rentan. Mereka yang memiliki risiko terbesar untuk infeksi dari probiotik termasuk orang-orang dengan sistem kekebalan lemah, rawat inap yang lama, kateter vena atau mereka yang telah menjalani operasi.
Namun, risiko berkembangnya infeksi sangat rendah, dan tidak ada infeksi serius yang dilaporkan dalam studi klinis pada populasi umum. Diperkirakan hanya sekitar satu dari satu juta orang yang mengonsumsi probiotik yang mengandung bakteri Lactobacilli akan mengalami infeksi. Risikonya bahkan lebih kecil untuk probiotik berbasis ragi.
Resistensi antibiotik (jarang)
Dalam kasus yang jarang, bakteri probiotik dapat mengandung gen yang kebal antibiotik. Mereka dapat meneruskan gen ke strain bakteri lain, termasuk strain berbahaya yang menyebabkan infeksi.
Namun, biasanya suplemen dan produk probiotik sudah diuju aman dari risiko resistensi antibiotik.
Advertisement
Amankah konsumsi probiotik?
Dosis optimal konsumsi probiotik dapat bervariasi, tergantung pada kesehatan seseorang dan jenis produk probiotik. Probiotik umumnya aman dikonsumsi. Ini karena bakteri baik probiotik sudah ada secara alami di dalam tubuh. Namun, ada beberapa risiko yang terkait dengan konsumsi probiotik.
Risiko ini meningkat jika seseorang memiliki kondisi medis yang melemahkan sistem kekebalan, baru menjalani operasi, atau memiliki kondisi medis serius lainnya. Jika memiliki kondisi medis tertentu, konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi probiotik baik dalam bentuk suplemen maupun makanan.