Liputan6.com, Jakarta Menerima bantuan dari orang lain memang tidak ada salahnya. Hal itu karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lainnya. Namun, selama masih mampu tentu berusaha mengandalkan diri sendiri juga hal yang baik. Selain itu, lebih baik membantu orang yang tidak mampu daripada memanfaatkan belas kasihan orang lain saat diri sendiri masih bisa berusaha.
Begitu pula dengan yang dilakukan oleh seorang pria tua dari Malaysia ini. Kakek bernama Pak Zainal ini lebih memilih tinggal di sebuah halte bus daripada di rumah warisan orang tua angkatnya.
Advertisement
Baca Juga
Kisah Pak Zainal ini dibagikan oleh Natipah Abu yang merupakan bagian dari tim sukarelawan yang bertugas mencari rumah layak huni untuk pria tua tersebut. Pak Zainal mengungkapkan kisah masa silamnya yang memilukan hati. Ia keluar dari rumah tempatnya tinggal setelah ibu angkatnya meninggal dunia.
Pak Zainal memang adalah seorang anak angkat dari sepasang suami istri yang semasa hidupnya sangat menyayangi pria tersebut. Namun setelah keduanya meninggal, Pak Zainal menyadari bahwa ia hanyalah seorang anak angkat. Pria tua itu merasa tidak pantas untuk tinggal di rumah warisan orang tua angkatnya.
“Pak Zainal menyadari bahwa dia tidak berhak tinggal di rumah warisan karena dia hanya anak angkat,“ ungkap Natipah Abu seperti dikutip oleh Liputan6.com dari Siakap Keli, Kamis (15/10/2020).
Memilih Tiggal di Halte Bus
Pak Zainal kemudian memutuskan untuk pergi dari rumah tersebut dan tinggal menggelandang pada salah satu halte bus di kota Sungai Petani, Malaysia. Hingga kini, sudah hampir satu tahun ia menjadikan halte bus tersebut sebagai tempat tinggalnya.
Banyak orang menawarkan bantuan kepadanya, namun pria yang tidak pernah menikah dan hidup sebatang kara ini selalu menolak. Bahkan, ia sempat menolak bantuan tempat tinggal dari tim relawan. Pak Zainal justru sering menanyakan lowongan pekerjaan kepada orang-orang yang datang untuk membantunya.
Menurut orang-orang yang mengenal Pak Zainal, ia bukanlah sosok yang suka mengambil barang orang lain ataupun memiliki masalah kesehatan mental. Namun dengan kondisinya yang menggelandang, sangat sulit menemukan orang yang mau menerimanya sebagai karyawan. Terlebih usia Pak Zainal sudah tidak muda lagi.
Advertisement
Akan Mendapat Rumah yang Layak
Beruntung setelah dibujuk berbulan-bulan lamanya, Pak Zainal akhirnya menyetujui untuk pindah ke rumah yang akan disediakan oleh tim relawan. Saat ini tim relawan masih mencari tempat tinggal yang layak dengan harga terjangkau untuk pria tua tersebut.
"Untuk saat ini kami masih dalam proses mencari rumah yang terjangkau tidak hanya untuk Pak Zainal tetapi mungkin juga untuk teman-teman yang senasib dengan beliau. Hari ini, hari Pak Zainal, hari kita entah bagaimana akhirnya, kita sendiri tidak tahu," Ujar Natipah Abu.