Liputan6.com, Jakarta Membicarakan tokoh dan penokohan pasti berkaitan dengan protagonis dan antagonis. Protagonis adalah tokoh yang dikisahkan dalam cerita. Sementara antagonis adalah tokoh yang mampu membuat protagonis memiliki karakter lebih menarik dalam cerita.
Protagonis adalah tokoh yang mengendalikan jalannya cerita dan antagonis sebaliknya. Ketika protagonis menjadi penyelesai segala persoalan dalam cerita, antagonis yang selalu memunculkan persoalan dalam cerita.
Advertisement
Baca Juga
Kedua penokohan ini saling berkaitan satu sama lain. Memiliki peran yang mampu saling menonjolkan dan bikin cerita memiliki makna yang mendalam. Meski begitu, hanya protagonis yang bisa disebut sosok sentral cerita. Sebab tokoh protagonis adalah pemegang kendalinya.
Berikut Liputan6.com ulas protagonis adalah tokoh yang dikisahkan dari berbagai sumber, Jumat (23/10/2020).
Pengertian Tokoh dan Penokohan
Menurut Sudjiman
Menurut Sudjiman (1988), penokohan lebih cenderung membahas bagaimana jalan pikir si pengarang dalam menentukan dan memilih tokoh yang nantinya berperan dalam sebuah cerita. Setelah menentukan tokohnya, maka kemudian diberi siapa nama tokoh yang tepat.
Sudjiman (1988) menambahkan bahwa tokoh jika dilihat dari fungsinya, maka dapat dibedakan menjadi dua bagian: tokoh sentral dan tokoh bawahan. Seorang tokoh yang berperan sebagai pemimpin alur sebuah cerita disebut sebagai tokoh protagonis atau utama.
Menurut Aminudin
Aminudin (2002) juga menyatakan bahwa tokoh utama selalu hadir di setiap peristiwa yang terjadi di dalam sebuah cerita. Itu juga bisa ditemui di setiap halaman novel ataupun karya buku cerita lainnya. Dengan kata lain, tokoh utama akan mendominasi sebuah cerita.
Menurut Santosa, dkk
Menurut Santosa, dkk (2008), penokohan bisa dilakukan dengan cara membedakan peran satu dengan yang lain. Perbedaan pada peran tersebut diharapkan bisa diidentifikasi oleh para penonton. Hal ini bertujuan agar penonton mampu menangkap ‘rasa’ dari peran tersebut.
Menurut Dewojati
Menurut Dewojati (2010), unsur karakter yang terdapat dalam sebuah drama bisa disebut penokohan yang juga merupakan bahan yang paling aktif menggerakkan alur. Melalui penokohan, pengarang bisa mengungkapkan alasan yang logis terhadap tingkah laku tokoh.
Menurut Nurgiyantoro
Menurut Nurgiyantoro (2000), pengertian tokoh dapat dimaknai sebagai seseorang atau sekelompok orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif dimana para pembaca dapat melihat sebuah kecenderungan yang diekspresikan baik melalui ucapan maupun tindakan.
Nurgiyantoro (2000) juga menambahkan bahwa berdasarkan tingkat perannya, tokoh dapat dibagi menjadi dua: tokoh tambahan dan tokoh utama. Tokoh utama adalah tokoh yang paling diprioritaskan dalam sebuah cerita, seperti pada novel atau karya lainnya.
Sedangkan tokoh tambahan bisa disebut sebagai tokoh pembantu yang bertugas untuk membantu peran tokoh utama. Selain itu, tokoh tambahan hanya muncul pada suatu kejadian yang berkaitan dengan peran yang dilakukan oleh tokoh utama.
Advertisement
Tokoh Protagonis
Protagonis adalah tokoh yang dikisahkan dalam sebuah cerita. Tokoh protagonis juga yang memegang kendali jalannya cerita. Beberapa cerita menjadikan tokoh protagonis sebagai representasi judulnya.
Bisa dikatakan tokoh protagonis adalah tokoh utamanya. Tokoh yang menempatkan diri sebagai ide prinsipal dalam cerita. Protagonis adalah sosok baik yang kerap dijadikan patokan penonton, pembaca, dan pendengar menikmati jalan cerita.
Pada dasarnya, tokoh protagonis adalah penyelesai jalannya cerita. Jika dibandingkan dengan tokoh lain, protagonis adalah sosok yang lebih banyak memegang dan memengaruhi jalannya cerita.
Tokoh protagonis juga yang memegang kendali menyelesaikan segala persoalan dalam cerita. Persoalan yang berkaitan dengan orang sekitarnya, lingkungannya, dan dirinya sendiri. Bisa dikatakan protaginis adalah sosok sentral dari cerita.
Tokoh Antagonis
Jika protagonis adalah sosok sentral dari cerita, antagonis pelengkapnya. Tokoh antagonis adalah sosok yang berperan menentang dan memiliki jalan pikiran berbeda dengan tokoh protagonis.
Lebih tepatnya, antagonis berperan membuat masalah dan protagonis yang menyelesaikannya. Banyak penonton, pembaca, dan pendengar yang mungkin membenci kehadiran tokoh antagonis. Padahal tanpa antagonis, cerita tak akan hidup dan semenarik jika ada sosoknya.
Tokoh protagonis adalah pemeran baik dan penyelesai konflik. Sementara tokoh antagonis adalah pemeran jahat yang membuat konflik. Keduanya harus saling terkait dalam sebuah cerita agar jalan cerita lebih menarik dan hidup.
Advertisement
Unsur Intrinsik Drama
Tema
Unsur-unsur drama yang wajib ada yang pertama adalah tema. Tema merupakan ide pokok atau gagasan utama dalam sebuah cerita drama.  Jika sebuah drama tak memiliki tema yang jelas, pementasan drama tidak akan berjalan dengan lancar, para pemain pun akan kesulitan memerankan karakter yang diminta.Â
Tema juga berfungsi untuk membantu para penonton memahami dan menangkap maksud dan tujuan pementasan tersebut. Tema yang jelas juga dapat menentukan sasaran penonton yang ingin dituju. Misalnya, tema percintaan, yang lebih banyak ditonton kalangan remaja hingga dewasa.Â
Alur
Unsur-unsur drama selanjutnya adalah alur. Alur adalah jalan cerita dari sebuah pertunjukkan drama, sejak narasi awal hingga akhir drama. Alur inilah yang nantinya berperan menciptakan permasalahan, konflik, klimaks, dan penyelesaian permasalahan. Adanya alur dalam drama akan membuat drama menjadi lebih menarik.
Tokoh
Tokoh atau pelaku drama terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama atau peran utama disebut primadona sedangkan peran pembantu disebut figuran. Agar pementasan drama lebih menarik, tokoh harus memiliki watak yang menonjol. Dengan adanya unsur-unsur drama satu ini, penonton akan lebih mudah memahami dan menghayati drama yang dipentaskan.
Unsur Intrinsik Drama
Watak
Unsur-unsur drama selanjutnya adalah watak. Watak adalah perilaku yang diperankan oleh tokoh drama. Dalam drama ada beberapa watak yang biasanya selalu muncul, yakni protagonis dan antagonis.
Watak protagonis adalah watak (karakter) baik yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya: penyabar, kasih sayang, santun, pemberani, pembela yang lemah, baik hati dan sebagainya. Sedangkan watak antagonis adalah watak (perilaku) jahat yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya: sifat iri dan dengki, kejam, penindas dan sebagainya
Latar
Latar atau setting adalah gambaran tempat, waktu dan situasi peristiwa dalam cerita drama. Latar menjadi salah satu unsur-unsur drama yang juga tak boleh dilewatkan dalam sebuah pementasan drama.Â
Pada umumnya, latar akan disesuaikan dengan kondisi suasana saat cerita berlangsung. Sehingga penonton lebih bisa memahami kapan, di mana, serta suasana dalam drama. Selain latar yang tak boleh dilewatkan, dekorasi panggung juga bisa dibuat sedemikian mirip dengan setiap adegan. Berbagai jenis properti dapat mendukung pementasan lebih hidup dan mengesankan.Â
Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada penonton. Biasanya, amanat atau pesan ini disampaikan tersirat ataupun tersurat dalam dialog tokoh utama.Â
Â
Â
Advertisement