Liputan6.com, Jakarta Memahami arti Masya Allah akan membuat segala sisi kehidupan tampak menakjubkan. Begitu juga membuat pengucapannya lebih mantap dilakukan.
Arti Masya Allah menurut Al-Qur’an ada dua. Meski begitu, yang paling populer adalah “Apa yang dikehendaki oleh Allah, maka itulah yang terjadi.” Arti inilah yang menjadikan Masya Allah patut diucapkan sebagai rasa syukur dan upaya mendekatkan diri pada-Nya.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya diucapkan ketika tengah takjub pada keindahan. Melainkan atas segala yang telah Allah SWT ciptakan dan tetapkan untuk seluruh makhluk di alam semesta.
Berikut Liputan6.com ulas arti Masya Allah menurut Al-Qur’an dari berbagai sumber, Senin (9/11/2020).
Masya Allah Menurut Al-Qur’an
Arti Masya Allah di dalam Al-Qur’an terdapat dalam surat Al-Kahfi ayat 39. Berdasarkan struktur kalimatnya, dua kalimat ini memiliki makna yang sedikit berbeda. Masya Allah bisa berperan sebagai predikat dan kata benda.
Surat Al-Kahfi Ayat 39
“Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu "maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan.”
Ketika berperan sebagai predikat, arti Masya Allah adalah “Inilah yang dikehendaki Allah.” Sementara ketika berperan sebagai kata benda, arti Masya Allah adalah “Apa yang dikehendaki oleh Allah, maka itulah yang terjadi.”
Bagaimana pun arti Masya Allah, tujuannya tetap sama. Tujuan pengucapan Masya Allah adalah untuk memuji-Nya. Memuji karena begitu takjub dengan segala yang diciptakan dan ditetapkan oleh Allah SWT.
Advertisement
Arti Masya Allah yang Populer
Meski memiliki dua makna, ada satu arti Masya Allah yang cukup populer. Popularitas arti Masya Allah diambil secara harfiahnya. Secara harafiah, arti Masya Allah adalah ‘apa yang dikehendaki oleh Allah, maka hal itulah yang terjadi’.
Istilah ini populer juga diucapkan ketika seorang muslim mengetahui sesuatu hal yang menakjubkan. Hal ini dapat berarti pula bahwa arti Masya Allah adalah bentuk pujian dan doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT.
Rasa ketertarikan tersebut kemudian dapat memunculkan rasa kekaguman berlebih terhadap segala ciptaan Allah. Kalimat-kalimat tasbih seperti Masya Allah memang sangat dianjurkan untuk diucap agar kebesaran Allah SWT bisa selalu diingat.
Dalil Pengucapan Masya Allah
Al-Qur’an Surat Al-Kahfi ayat 39
وَلَوْلَآ إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَآءَ ٱللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللَّهِ ۚ إِن تَرَنِ أَنَا۠ أَقَلَّ مِنكَ مَالًا وَوَلَدًا
Walau lā iż dakhalta jannataka qulta mā syā`allāhu lā quwwata illā billāh, in tarani ana aqalla mingka mālaw wa waladā
Artinya:
Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu "maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah” (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan.
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah
وَلَوْلَآ إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَآءَ اللهُ
(Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “maasyaallaah)
Yakni mengapa saat kamu memasuki kebunmu tidak mengatakan “MasyaaAllah”. Ini merupakan dorongan baginya agar mengakui bahwa kebun dan segala isinya itu ada dengan kehendak Allah, Allah bisa saja menghendaki untuk tetap menjaganya atau menghendaki untuk menhancurkannya.
لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
(Tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)
Ini adalah dorongan baginya untuk mengakui kelemahannya, dan apa yang dapat ia lakukan untuk merawat kebun itu sebenarnya adalah karena pertolongan Allah dan bukan karena kekuatan dan kemampuannya.
Dan tidak ada seorangpun yang mampu mengambil harta dan kenikmatannya kecuali Allah. Dalam hadits shahih disebutkan bahwa Rasulullah berkata kepada Abu Musa: “maukah kamu aku tunjukkan bagian dari perbendaharaan surga? Ketahuilah ia adalah kalimat Laa ilaaha illaa Allah.”
Advertisement
Muslim Mendengar Masya Allah
Saat mendengar istilah Masya Allah tersebut terucap dari seorang Muslimin yang lain, maka hendaknya seorang Muslimin juga memberikan respon dengan ucapan yang baik. Balasan yang dapat diucapkan oleh seorang Muslimin saat mendengar Masya Allah adalah dengan istilah sebagai berikut:
"Wafiika barakallah"
Artinya:
Semoga Allah memberkatimu juga.
Kedua istilah yang diucapkan tersebut sama-sama merupakan pujian terhadap kuasa Allah SWT. Maka hal tersebut semakin memperjelas bahwa seorang manusia bukanlah makhluk yang sempurna tanpa karunia dan berkah dari Allah SWT atas segala sesuatu dan kemampuan akal pemberian-Nya.
Manfaat Mengucapkan Masya Allah
Arti Masya Allah rupanya begitu dalam maknanya. Tak hanya baik dijadikan sebagai doa, tetapi juga pujian agar lebih dekat dengan sang pencipta. Jika diucapkan kepada orang lain, kebaikan juga akan didapat keduanya. Sementara jika diucapkan untuk diri sendiri, manfaatnya akan merasuk dengan sendiri.
Mengucap Masya Allah akan menjauhkan manusia dari sifat dengki dan iri lantaran pemberian yang begitu melimpah di kehidupannya di dunia kepada orang lain. Hal tersebut dapat berupa harta kekayaan dalam jumlah fantastis ataupun keturunan yang cerdas dan berbudi pekerti.
Padahal, dengki merupakan sifat manusia yang tidak disenangi oleh Allah SWT. Maka, dengan mengucap dan memahami arti Masya Allah, manusia menjadi lebih tenang sebab semua pemberian Allah SWT dapat sewaktu-waktu juga terjadi di dalam kehidupan kita. Sebaliknya, semua pemberian Allah yang telah ada di dalam hidup kita juga dapat diambil sewaktu-waktu tanpa disadari.
Advertisement
Penulisan Masya Allah
Arti Masya Allah dan penulisannya ternyata kerap disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tak bertanggungjawab. Masya Allah seringkali dituliskan pada permukaan benda dan pakaian manusia. Padahal perbuatan seperti ini tidak boleh dilakukan oleh manusia.
Ustaz Farhan Abu Furaihan menerangkan, hukum penulisan istilah yang terdapat nama Allah SWT pada benda-benda hendaknya agar selalu dijaga kebersihannya dan dijauhkan dari segala kotoran. Sebab, hal tersebut merupakan salah satu usaha umat Islam untuk membuat tulisan tersebut tetap suci.
"Perbuatan tidak baik atau hal itu dikhawatirkan bagian dari perendahan terhadap nama-nama Allah adalah memakai baju-baju La Illahailallah Muhammadarasulullah atau yang di situ ada nama-nama Allah. Terkadang kita ingin membela kalimat tauhid tapi karena ilmu, bukan sebagai dasar kita dan hanya berbekal semangat belaka malah menjerumuskan kita pada hal yang salah," terangnya pada kanal YouTube Ibn Abdil Ghafur yang tayang pada 24 November 2018 silam.