Liputan6.com, Jakarta Ebola adalah infeksi virus yang bisa menyebabkan kondisi serius pada manusia. Virus Ebola tercatat telah menyebabkan wabah di beberapa negara Afrika. Ebola adalah virus yang sudah banyak menelan ribuan korban di dunia.
Ebola adalah virus serius dan mematikan yang ditularkan oleh hewan dan manusia. Ebola termasuk virus mematikan dan berbahaya. Menurut WHO, tingkat kematian akan penyakit Ebola rata-rata berada pada angka 50%.Â
Baca Juga
Advertisement
Ebola adalah penyakit yang cenderung menyebar dengan cepat melalui keluarga, teman, dan lingkungan sekitar tang berisiko. Ebola adalah penyakit langka namun parah dan seringkali fatal pada manusia.
Penyakit Ebola menyebabkan serangkaian gejala yang bisa berkembang hingga ke tingkat parah. Ebola adalah penyakit yang memiliki gejala mirip dengan malaria, tifoid, dan demam berdarah. Meski sempat menjadi wabah, Ebola adalah penyakit yang bisa dikendalikan dengan diagnosis dan penanangan yang baik.
Berikut ulasan tentang Ebola, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa(10/11/2020).
Mengenal virus Ebola
Ebola adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh irus dari keluarga Ebolavirus dan Filoviridae. Ebola dianggap sebagai zoonosis, artinya virus ada pada hewan dan ditularkan ke manusia.
Dilansir dari WHO, virus Ebola telah ditemukan pada monyet Afrika, simpanse, dan primata. Penyakit Ebola pertama kali muncul pada 1976 dalam 2 wabah simultan, satu di tempat yang sekarang disebut Nzara, Sudan Selatan, dan yang lainnya di Yambuku, Kongo.
Keluarga virus Filoviridae mencakup tiga genera: Cuevavirus, Marburgvirus, dan Ebolavirus. Dalam genus Ebolavirus, enam spesies telah diidentifikasi: Zaire, Bundibugyo, Sudan, Hutan Taï, Reston dan Bombali.
Menurut Medical News Today, tingkat kematian akibat Ebola bervariasi tergantung pada jenisnya. Misalnya, Ebola-Zaire dapat memiliki tingkat kematian hingga 90 persen sedangkan Ebola-Reston tidak pernah menyebabkan kematian pada manusia.
Advertisement
Penularan virus Ebola
Infeksi Ebola ditularkan melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, dan jaringan hewan atau manusia yang terinfeksi. Bagaimana penularan ini terjadi awal wabah pada manusia belum diketahui.
Menurut WHO, diperkirakan kelelawar buah dari famili Pteropodidae adalah inang alami virus Ebola. Ebola masuk ke dalam populasi manusia melalui kontak dekat dengan darah, sekresi, organ atau cairan tubuh lainnya dari hewan yang terinfeksi seperti kelelawar buah, simpanse, gorila, monyet, antelop hutan atau landak yang ditemukan sakit atau mati atau di hutan hujan.
Ebola kemudian menyebar melalui penularan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung melalui:
- Darah atau cairan tubuh seseorang yang sakit atau telah meninggal akibat Ebola.
- Benda yang telah terkontaminasi cairan tubuh (seperti darah, tinja, muntahan) dari orang yang sakit Ebola atau tubuh orang yang meninggal akibat Ebola.
- Kontak tidak langsung dengan lingkungan yang terkontaminasi dan selaput lendir dengan darah, sekresi, organ, atau cairan tubuh.
- Upacara penguburan di mana pelayat memiliki kontak langsung dengan tubuh orang yang terinfeksi Ebola.
- Air mani orang yang terpapar Ebola atau yang telah sembuh dari penyakitnya - virus masih dapat ditularkan melalui air mani hingga 7 minggu setelah sembuh dari penyakit.
Penularan dari orang ke orang terjadi setelah seseorang yang terinfeksi Ebolavirus menunjukkan gejala. Karena perlu waktu antara 2 dan 21 hari untuk gejala berkembang, seseorang dengan Ebola mungkin telah melakukan kontak dengan ratusan orang, itulah sebabnya wabah sulit dikendalikan dan dapat menyebar dengan cepat.
Gejala penyakit Ebola
Masa inkubasi, yaitu interval waktu dari infeksi virus hingga timbulnya gejala, adalah dari 2 hingga 21 hari. Seseorang yang terinfeksi Ebola tidak dapat menyebarkan penyakit sampai mereka menunjukkan gejala.
Tanda dan gejala Ebola sangat mirip dengan malaria, demam berdarah, dan tifoid. Penyakit virus Ebola sering kali ditandai dengan demam mendadak, kelemahan hebat, nyeri otot, sakit kepala, dan sakit tenggorokan.
Gejala tiba-tiba tersebut juga bisa diikuti dengan muntah, diare, ruam, dan gangguan fungsi ginjal dan hati.
Advertisement
Diagnosis Ebola
Karena memiliki gejala yang mirip dengan malaria, demam berdarah, dan tifoid, diagnosis yang tepat sangat diperlukan. Menurut WHO, sampel dari pasien dengan Ebola adalah risiko bahaya biologis yang ekstrim. Pengujian harus dilakukan di bawah kondisi ketahanan biologis maksimum.
Konfirmasi bahwa gejala yang disebabkan oleh infeksi virus Ebola dibuat menggunakan metode diagnostik berikut:
- antibodi-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)
- tes deteksi penangkapan antigen
- uji netralisasi serum
- uji reaksi berantai polimerase transkriptase terbalik (RT-PCR)
- mikroskop elektron
- Isolasi virus dengan kultur sel.
Cara penanganan Ebola
Belum ada pengobatan yang terbukti tersedia untuk Ebola. Perawatan Ebola berfokus pada penanangan gejala. Penanganan pasien Ebola adalah:
- obat untuk menjaga tekanan darah
- mengelola keseimbangan elektrolit
- menyediakan oksigen ekstra, jika diperlukan
- menyediakan cairan intravena dan / atau oral untuk mencegah dehidrasi
- mencegah terjadinya infeksi lain
- pemberian produk darah jika diindikasikan
Beberapa vaksin juga sudah ditemukan dan digunakan oleh sejumlah negara untuk mengendalikan virus Ebola.
Advertisement
Cara pencegahan Ebola
Individu dapat mengambil beberapa tindakan pencegahan untuk melindungi dari Ebola. Langkah-langkah ini meliputi:
- menghindari kontak dengan darah dan cairan tubuh
- mempraktikkan kebersihan tangan, termasuk mencuci tangan dengan sabun dan air atau hand sanitizer berbahan dasar alkohol
- menahan diri untuk tidak melakukan ritual penguburan yang melibatkan penanganan jenazah orang yang meninggal karena Ebola
- mengenakan pakaian pelindung di sekitar satwa liar
- menahan diri untuk tidak memegang barang yang pernah ditangani oleh penderita Ebola (termasuk pakaian, selimut, jarum, atau peralatan medis).