Sukses

Kisah Perjalanan Setengah Abad Yamaha Musik Indonesia

Nama YMI pun semakin dikenal berkat sistem pendidikan musik yang mudah diikuti, berbobot, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Liputan6.com, Jakarta Ketika mendengar kata Yamaha Musik pertama kali yang tersirat adalah penyedia alat musik. Namun jika ditelusuri lebih jauh, Yamaha Musik dimulai bukan sebagai penyedia alat musik lho.

Sejarah Yamaha Musik Indonesia (YMI) dimulai pada 1970. Saat itu perwakilan Yamaha Jepang, Yasuke Sato datang ke Indonesia dan tertarik menjalin kerja sama untuk mempopulerkan musik di Tanah Air.

Yasuke bertemu dengan Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Ekonomi & Industri, untuk membicarakan kemungkinan jalinan kerja sama sekaligus dalam rangka mempopulerkan kegiatan bermusik di Tanah Air.

Sri Sultan pun mengarahkan perwakilan dari Yamaha untuk bertemu dengan 'The Singing General' yang tak lain adalah Jenderal Polisi Hoegeng Imam Santoso, si pencinta musik pop.

Kemudian pada Oktober 1971, Yamaha Musik Yamaha mendirikan dan membuka Kursus Electone pertama di Jakarta dengan menerima peserta dari segala umur dan berhasil menarik simpati masyarakat. Kemudian nama Yamaha Musik Yamaha diubah menjadi Yamaha Musik Indonesia (YMI) dan bertahan hingga saat ini.

Nama YMI pun semakin dikenal berkat sistem pendidikan musik yang mudah diikuti, berbobot, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pada 1973, YMI mulai mendistribusikan alat-alat musik yang disesuaikan dengan material dasar serta kondisi iklim di Indonesia, bersama perusahaan lokal yang juga agen tunggal, yaitu PT Nusantara Musik (Nusantik).

2 dari 3 halaman

Sekolah Musik Favorit dan Lahirkan Musisi Tanah Air

Keberhasilan YMI melebarkan sayap hingga ke penjuru Tanah Air terbukti dengan lahirnya sekolah musik. Pada 1981, YMO membuka 30 sekolah musik di Indonesia dan terbesar di 22 kota besar dan menggelar berbagai kegiatan konser musik di tingkat sekolah musik sampai tingkat nasional.

YMI juga berhasil mewujudkan cita-cita lama yaitu membuka showroom, yaitu Yamaha Music Center untuk menunjang kegiatan bermusik. Tak berhenti di situ saja, bertempat di Balai Sidang, Senayan, Jakarta pada 21 Mei 1983, YMI bersama PT Nusantik menggelar Light Music Contest (LMC) dan menetaskan sejumlah musisi yang hingga kini namanya dikenal di Nusantara. Sebut saja Krakatau, Ruth Sahanaya, Kahitna, Trie Utami, Lea Simanjuntak, dan masih banyak lagi.

3 dari 3 halaman

Ekspor Alat Musik

Pada 1990 PT Yamaha Musik Indonesia Distributor (YMID) berdiri dan mulai memasarkan alat musik Yamaha serta kegiatan sekolah musik. Pemasaran produk seperti gitar akustik, elektrik, jazz drum, small instrumen, dan Yamaha amplifier berjalan lancar hingga saat ini bahkan berhasil diekspor ke 60 negara di dunia, seperti Amerika, Eropa, Australia, Asia dan Timur Tengah.

Pengembangan produk tak berhenti sampai disitu saja. Memasuki era milenium, Pada 2005, Yamaha mendistribusikan alat profesional audio dan 2008 mendistribusikan alat audio visual.

Lalu pada 2017, PT Yamaha Musical Product Asia (YMPA), DMI dan Piano factory berdiri, dan pendistribusian Line6, Ampeg, serta Nexo berjalan hingga 2019. Sampai kini, Yamaha terus memberikan ruang untuk para bibit-bibit berprestasi dan musisi di Tanah Air.

Apresiasi tertinggi pun terus berdatangan dari pada musisi yang pernah dibawa YMI dalam kontes maupun acara bergengsi. Menyoal alat musik yang dihadirkan Yamaha pun dinilai sangat all out dengan hadirnya beragam fitur termutakhir.

Bahkan untuk metode pengajaran untuk anak usia dini, dilakukan dengan child friendly, sehingga mereka mudah memahami dan nyaman ketika belajar tentang musik.

 

Yamaha Infografis

Mau tahu perjalanan Yamaha selengkapnya, klik di sini.

 

(Adv)