Sukses

Kekurangan Protein, Kenali 9 Gejala dan Bahayanya bagi Kesehatan Tubuh

Kekurangan protein bisa membuat kamu mengalami berbagai masalah kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta Kekurangan protein sering kali dianggap sepele banyak orang, padahal kondisi ini bisa menimbulkan penyakit. Hal ini disebabkan karena protein memiliki peran yang sangat penting dalam fungsi tubuh manusia, seperti untuk pembentukan tulang, otot, tulang rawan, kulit, hingga darah.

Protein berguna untuk membangun, memperkuat, dan memperbaiki atau mengganti jaringan tubuh. Tidak hanya itu, protein juga bisa menjadi sumber energi jika karbohidrat dan lemak tidak tercukupi.

Kekurangan protein bisa membuat kamu mengalami berbagai masalah kesehatan. Bahkan, sebuah penelitian mengatakan bahwa, sekitar satu miliar orang di seluruh dunia ini memiliki masalah pada tubuh akibat kurang mengonsumsi protein. Oleh karena itu, kamu harus mengenali berbagai gejala yang ditimbulkan saat tubuh kekurangan protein agar bisa menghindarinya.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (19/11/2020) tentang kekurangan protein.

2 dari 5 halaman

Gejala Tubuh Kekurangan Protein

Masalah pada Rambut, Kulit, dan Kuku

Kalau saat ini kamu memiliki masalah pada rambut, mungkin kamu sedang mengalami kekurangan protein. Rambut terdiri dari 90 persen protein yang dikenal sebagai keratin. Kalau kamu tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, maka rambut akan menipis dan warnanya menjadi pudar. Hal ini terjadi dikarenakan tubuh kamu tidak mendapatkan asupan protein yang cukup. Padahal fungsi protein bagi rambut adalah untuk pertumbuhan rambut

Selain itu, saat kamu kekurangan protein, kuku akan menjadi rapuh dan dalam beberapa kasus akan terlihat garis-garis putih dan bintik-bintik kecoklatan pada kuku. Hal ini juga memengaruhi kulit. Hal ini disebabkan karena fungsi protein bagi kulit adalah untuk regenerasi sel, menghasilkan sel baru, dan menggantikan sel mati. Jika kamu kekurangan protein, maka kulit akan terlihat kering, mengelupas, dan pecah-pecah.

Hilangnya Massa Otot dan Nyeri Sendi

Kalau kamu sering merasakan sakit, lemahnya otot, dan kehilangan massa, ini merupakan tanda kamu kekurangan protein. Sebuah penelitian mengatakan, ini biasa terjadi pada orang dengan usia lanjut. Kamu perlu mengonsumsi protein dengan cukup untuk pertumbuhan dan pemeliharaan otot.

Tidur Terganggu

Kalau kamu memiliki masalah kurang tidur atau kesulitan untuk tidur, kemungkinan ini disebabkan karena kamu kekurangan protein. Buat kamu yang memiliki masalah saat tidur, kamu bisa mengonsumsi makanan yang mengandung protein saat mendekati waktu tidur. Hal ini berguna agar kamu mendapatkan tidur yang lebih baik.

3 dari 5 halaman

Gejala Tubuh Kekurangan Protein

Kinerja Otak Terganggu

Asupan protein sangat penting untuk mendukung fungsi otak yang sehat. Jika kamu memiliki masalah kurangnya motivasi, ingatan buruk atau kesulitan mempelajari hal baru, ini merupakan tanda bahwa kamu kekurangan protein.

Menurut USDA, jumlah minumun protein yang direkomendasikan untuk pria dewasa adalah 56 gram per hari. Sedangkan untuk wanita 46 gram per hari. Anak-anak bervariasi, mulai dari 19 gram hingga 34 gram tergantung usia mereka.

Perubahan Suasana Hati

Otak mengandalkan neurotransmiter untuk menyampaikan informasi antarsel. Faktanya, banyak neurotransmiter yang terbuat dari asam amino, yang merupakan bahan pembangun protein.

Jadi, kekurangan protein dalam pola makan berarti tubuh tak mampu menciptakan jumlah neurotransmiter secara cukup. Hal tersebut bisa mengubah cara kerja otak. Pada kondisi ini, dengan kadar dopamin dan serotonin yang rendah misalnya, kamu bisa merasa depresi atau telalu agresif.

Penyembuhan Luka dan Cedera Lambat

Tanda kamu kekurangan protein selanjutnya adalah penyembuhan luka atau goresan di kulit lebih lambat. Ini karena kulit mengandung jenis kolagen, yang dipercaya dapat membantu dalam penyembuhan luka. Cara kerjanya adalah dengan merangsang pembentukan sel-sel baru di area luka. Pemberian kolagen dapat diberikan pada bagian luka secara langsung.

 

4 dari 5 halaman

Gejala Tubuh Kekurangan Protein

Tingginya Hasrat Ingin Makan

Kalau kamu selalu merasa lapar dan mengidam makanan dan camilan, ini merupakan tanda kamu kekurangan protein dan kelebihan karbohidrat dan gula. Hal ini menyebabkan kamu memiliki keinginan untuk mengonsumsi makanan dengan kalori tinggi dan jumlah protein yang rendah.

Mudah Lelah

Penelitian menunjukkan, tak mencukupi kebutuhan protein selama seminggu saja sudah bisa berdampak pada otot yang bertanggung jawab pada postur dan gerakan, utamanya jika kamu berusia di atas 55 tahun.

Seiring berjalannya waktu, apalagi jika pola makan tidak diperbaiki, kekurangan protein dapat membuat kamu kehilangan massa otot, yang pada gilirannya dapat mengurangi kekuatan, menyebabkan sulit menjaga keseimbangan, serta memperlambat metabolisme. Kondisi ini juga bisa sebabkan anemia, yang mana sel-sel tubuh tak mendapatkan cukup oksigen, sehingga membuat kamu merasa lelah.

Gampang Sakit atau Susah Sembuh

Asam amino dalam darah dapat membantu sistem imun dalam membuat antibodi yang mengaktifkan sel darah putih untuk memerangi berbagai virus, bakteri, dan toksin. Tubuh membutuhkan protein untuk mencerna dan menyerap nutrien yang bisa menjaga tubuh tetap sehat. Terdapat juga bukti bahwa protein dapat mengubah level bakteri baik yang berperan dalam melawan penyakit di usus.

5 dari 5 halaman

Penyakit Kekurangan Protein

Protein Energy Malnutrititiom (PEM)

Penyakit kekurangan protein yang bisa dialami pada anak atau bayi adalah protein energy malnutritition (PEM). Penyakit kekurangan protein ini kerap dikenal dengan busung lapar. PEM Sendiri dibagi menjadi dua, yaitu marasmus dan kwashiorkor.

Pada penyakit marasmus memiliki gejala berupa penurunan berat badan yang ekstrem, nadi melemah, berkurangnya turgor kulit, susah BAB, dan suhu tubuh yang tidak normal. Sementara kwashiorkor ditandai dengan adanya pembengkakan (terutama pada tangan dan kaki), rewel, anoreksia, kelainan kulit (bercak putih pada kulit, ruam kulit), perlemakan pada hati, kebotakan, hilangnya kekuatan otot, dan anemia.

Sebagai orangtua, sangatlah penting untuk memastikan anak agar mendapatkan asupan protein yang sesuai dan cukup. Kamu bisa memperoleh protein pada sayuran, kacang-kacangan, gandum, daging, telur, susu, dan produk olahannya.

Cachexia

Cachexia merupakan penyakit kekurangan protein yang menyebabkan lemahnya otot rangka. Di sini tubuh akan mencari sumber lain saat kekurangan protein. Biasanya, sumber pertama yang akan didatangi adalah otot.

Penyakit ini biasanya memyebabkan penyakit kanker lambung, karena Cachexia akan mempengaruhi penyerapan nutrisi ke dalam tubuh. Penyakit Cachexia juga bisa mengakibatkan kematian pada penderitanya.

Gagal Hati

Protein sangat diperlukan untuk mereproduksi dan memperbaiki sel tubuh. Jadi, bila kamu kekurangan protein dalam jangka waktu yang panjang bisa mengakibatkan kerusakan fungsi organ tubuh, salah satunya hati.

Gagal hati merupakan penyakit kekurangan protein yang menyebabkan kerusakan dan kehilangan fungsi hati akibat ketidakmampuan sel hati untuk beregenerasi. Ciri-ciri orang yang mengalami penyakit ini adalah hilangnya nafsu makan, mudah lelah, kulit dan mata menguning, pembengkakan pada perut, diare dan mudah memar.

Apati

Penyakit kekurangan protein yang biasa terjadi juga adalah apati. Penyakit ini menyebabkan emosi menjadi tumpul yang berhubungan dengan sikap ketidakacuhan yang dapat ditemui pada beberapa tipe skizofrenia dan depresi. Penyakit apati ini bisa mempengaruhi emosi, tingkah laku, dan fungsi kognitif bagi penderitanya.

Penderita apati memiliki gejala seperti kurangnya usaha, ketergantungan, kurangnya motivasi dan kepedulian terhadap diri sendiri, kurangnya respon emosional terhadap kejadian baik negatif maupun positif.

Edema

Terakhir, edema juga merupakan penyakit kekurangan protein yang bisa muncul. Ya, kurangnya asupan protein pada manusia bisa mengakibatkan penumpukan cairan sehingga terjadi pembengkakan pada beberapa anggota tubuh seperti tangan, kaki, dan perut.

Jika darah yang mengalir pada tubuh tidak memiliki protein yang cukup, maka bisa mengalami gejala tekanan darah tinggi. Rasa nyeri pada kaki dan tangan, demam, dan pembengkakan pada kulut merupakan ciri-ciri penderita edema.

Â