Sukses

Viral Keranda Jenazah Dihanyutkan Lewat Sungai Menuju Pemakaman, Ini 6 Faktanya

Keranda jenazah dihanyutkan lewat sungai untuk menuju pemakaman karena tidak ada jembatan.

Liputan6.com, Jakarta Belum lama ini viral di media sosial, keranda jenazah yang dihanyutkan lewat sungai untuk menuju pemakaman. Hal tersebut dilakukan warga karena tidak ada jembatan untuk melewati sungai tersebut. Jenazah yang dihanyutkan ke sungai karena tidak ada jembatan terjadi di Dusun Gorekanlor, Desa Cermenlerek, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur viral di media sosial.

Dalam video yang beredar terlihat warga setempat bergotong royong untuk mengantar jenazah ke pemakaman. Keranda jenazah tersebut diletakkan di atas ban bekas yang sudah tertata dengan rapi sehingga keranda jenazah tersebut bisa melewati sungai.

Dari video yang beredar, sejumlah warga mengantarkan jenazah Nenek Kasti Warga RT 6, RW 12 di anak Kali Lamong untuk pemakaman di makam dusun yang letaknya di seberang anak Kali Lamong.

Sebelumnya, kejadian serupa yakni menghanyutkan jenazah lewat sunai juga pernah terjadi. Warga terpaksa menghanyutkan keranda jenazah tersebut lewat sungai karena tidak ada jembatan penghubung antar dusun.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang fakta terkait keranda jenazah yang dihanyutkan lewat sungai untuk menuju pemakaman dan viral di media sosial, Sabtu (5/12/2020).

2 dari 7 halaman

Terpaksa Dihanyutkan Lewat Sungai

Viral di media sosial sebuah keranda jenazah yang dihanyutkan lewat sungai untuk menuju pemakamam. Upaya tersebut terpaksa dilakukan karena tidak adanya jembatan penghubung antar dusun.

Keponakan mendiang Nenek Kasti, Suwoni membenarkan, untuk pemakaman almarhum Nenek Kasti terpaksa harus dihanyutkan di anak Kali Lamong dengan ban bekas untuk menyeberangi.

"Ya terpaksa harus dihanyutkan untuk nyeberang ke anak Kali Lamong Mas karena tak ada jembatan. Kondisi ini sudah terjadi puluhan tahun. Tidak ada jembatan,” ujar dia, seperti dikutip dari Times Indonesia, Jumat (4/12/2020).

Suwono mengatakan, Nenek Kasti (70), tutup usia pada Rabu, 2 Desember 2020 sekitar pukul 20.30 WIB. Lantaran sudah malam dan pemakaman harus menyeberangi anak Kali Lamong, pemakaman diputuskan pada Kamis, 3 Desember 2020.

"Sehingga, Kamis, 3 Desember 2020, sekitar pukul 09.30 WIB jenazah almarhumah Nenek Kasti baru dimakamkan," tutur dia.

Suwono mengatakan, di Dusun Gorekan Lor ada dua makam. Satu makam dekat dengan dusun dan satu makam lagi berada di seberang sungai.

3 dari 7 halaman

Pernah Terjadi Tahun 2019

Hal serupa juga pernah terjadi pada tahun 2019. Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Gresik Reza Pahlevi menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya Kasti (66) Warga Dusun Gorekanlor, Desa Cermenlerek, Kecamatan Kedamean Gresik, Jawa Timur.

Reza menyesal atas kejadian pada prosesi pemakaman mendiang isteri Ponaji, yang kerandanya diseberangkan menggunakan ban bekas di anak Kali Lamong saat menuju pemakaman.

"Sebetulnya kejadian ini pernah terjadi beberapa tahun lalu sekitar awal tahun 2019. Saat itu Pemkab Gresik memfasilitasi semacam kesepakatan antara warga dusun Gorekanlor dan Gorekankidul. Apabila ada warga Gorekanlor yang meninggal dunia bisa dimakamkan di Gorekankidul bila air anak kali Lamong sedang tinggi," kata Reza, Jumat (4/12/2020).

4 dari 7 halaman

Warga Minta Bangun Jembatan

Warga Gorenkalor meminta untuk segera dibangun jembatan. Hal serupa tentunya untuk memberikan kemudahan mengantar jenazah ke dusun sebelah agar tidak dihanyutkan. Kalau musim hujan tiba seperti sekarang kemudian anak Kali Lamong meluap, makam di sebelah dusun tak bisa dimanfatkan untuk pemakaman, sebab kalau digali airnya terus keluar dari tanah.

"Makanya, kalau warga Gorekan Lor meninggal pada musim hujan dan anak Kali Lamong meluap ya pemakaman harus nyeberang anak Kali Lamong dengan cara dihanyutkan dengan ban bekas. Kondisi ini sudah terjadi bertahun-tahun," ujar dia

Warga Gorekanlor sudah berkali-kali mengadukan persoalan ini kepada pemerintah agar dibuatkan jembatan. Namun, sampai saat ini belum ada tindakan. Suwono menuturkan, pemerintah menjanjikan akan membelikan tanah untuk makam jika tak memungkinkan membuat jembatan.

"Dengan dana ratusan juta gak terwujud sampai sekarang," ujar Suwono.

5 dari 7 halaman

Pemkab Gresik Akan Beli Lahan Makan

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Pemkab Gresik Gunawan Setijadi menuturkan, sejak kejadian 'penghanyutan' pemakaman jenazah awal 2019, Pemerintah Kabupaten Gresik telah memberikan solusi dengan membeli lahan baru seluas 3.000 meter persegi untuk pembangunan makam khusus warga dusun Gorekanlor. Hal ini merupakan salah satu opsi terbaik, daripada membangun jembatan.

"Kalau membangun jembatan sangat tidak optimal, baik dari segi biaya maupun peruntukannya. Jembatan tersebut hanya sebagai akses jalan untuk jalur pemakaman saja. Jadi sangat tidak efektif dibanding biaya pembangunannya,” tutur Gunawan.   

6 dari 7 halaman

Pembelian Tanah Sudah Dianggarkan

Pembelian tanah makam tersebut sudah dianggarkan dan akan direalisasikan pada tahun anggaran 2020. Namun demikian, karena ada pandemi COVID-19, pembelian tanah makam tersebut tertunda.

"Kami akan berkoordinasi dengan beberapa OPD untuk segera merealisasikan pembelian tanah makam tersebut. Tampaknya tanah tersebut sudah disiapkan,” ujar Gunawan.  

7 dari 7 halaman

Tidak Bisa Menjamin Kejadian Tersebut Tidak Terulang Lagi

Jika belum ada jembatan ataupun pemakaman di dusun Gorenkalor, pemerintah setempat tidak bisa menjamin bahwa kejadian tersebut tidak terulang lagi. Setelah menemui Kepala Desa Cermenlerek dan seluruh perangkat desa, Camat Kedamean Arifin tidak bisa menjamin kejadian penghanyutan keranda itu tidak bakal terjadi lagi dalam beberapa waktu dekat ini.

“Bila masyarakat Gorekanlor  tetap menginginkan agar jenazah keluarganya bisa kumpul di makam keluarga, kami tidak bisa melarang. Mereka tetap tidak bersedia untuk memakamkan keluarganya ditempat lain, meskipun pihak terkait warga desa tetangganya sudah mengijinkan. Kami sudah sering memberikan sosialisasi tentang hal ini," ujar Arifin.