Liputan6.com, Jakarta Adanya varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris beberapa waktu lalu sempat mengejutkan banyak pihak. Bahkan, kini berbagai negara semakin memperketat berbagai protokol kesehatan demi mencegah penyebaran virus corona terutama varian barunya.
Namun, dilansir Liputan6.com dari Channel News Asia, Kamis (24/12/2020) Singapura melaporkan adanya kasus pertama dari mutasi COVID-19 ini. Berdasarkan laporan tersebut, pasien pertama yang diduga terinfeksi virus corona jenis baru ini merupakan seorang pelajar beusia 17 tahun yang tengah menempuh studi di Inggris sejak Agustus 2020.
Advertisement
Baca Juga
Remaja tersebut diketahui kembali ke Singapura pada 6 Desember 2020 dan memutuskan untuk tinggal di fasilitas khusus pemerintah untuk menjalani karantina. Namun, pada 7 Desember, siswa tersebut mengalami demam dan dikonfirmasi positif COVID-19 pada keesokan harinya.
Sejumlah orang-orang yang pernah melakukan kontak erat dengan pasien tersebut telah menjalani rangkaian tes COVID-19 dan dinyatakan negatif. Tidakan cepat pun dilakukan untuk mengantisipasi adanya penyebaran jenis virus corona baru di Singapura ini.
Antisipasi pendatang dari Eropa
Sebelumnya sebanyak 31 orang terdeteksi virus COVID-19 setelah datang dari Inggris. Namun dari jumlah tersebut 12 dinyatakan tak ditemukan adanya jenis varian baru dari Corona B117. Sedangkan 11 lainnya masih menunggu konfirmasi mengenai adanya virus corona jenis baru yang masuk ke negara tersebut.
Menurut keterangan otoritas kesehatan Singapura, demi mengurangi adanya penyebaran kasus varian virus baru di Singapura, pemerintah memberlakukan pembatasan bagi pada wisatawan dari Inggris. Langkah lainnya yang diterapkan ialah agar para warga Singapura yang baru datang dari Inggris menaati peraturan untuk menjalani tes PCR COVID-19 demi mencegah penyebaran dan penularan.
Advertisement