Liputan6.com, Jakarta Makna Bhinneka Tunggal Ika menjadi bagian penting bagi bangsa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan yang tertera dalam lambang negara Indonesia, Pancasila. Semboyan ini menjadi gambaran luas dari Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya sebagai simbol dan semboyan, makna Bhinneka Tunggal Ika sangat kuat dalam prinsip bangsa Indonesia. Makna Bhinneka Tunggal Ika sangat terkait dengan identitas bangsa. Dengan semboyan ini, keragaman sekaligus kesatuan bangsa Indonesia tergambar dengan jelas.
Makna Bhinneka Tunggal Ika mampu menyatukan perbedaan bangsa. Makna Bhinneka Tunggal Ika juga punya sejarah panjang terkait berdirinya Indonesia. Sebagai warga negara yang baik, sudah semestinya, makna Bhinneka Tunggal Ika dipahami.
Berikut makna Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin(28/12/2020).
Mengenal Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 1951 dan Undang Undang RI Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
Tertuang dalam Pasal 5 yang berbunyi, "Di bawah lambang tertulis dengan huruf latin sebuah semboyan dalam bahasa Jawa-Kuno, yang berbunyi: Bhinneka Tunggal Ika. Penjelasan dari Pasal 5 tersebut, perkataan Bhinneka adalah gabungan dua perkataan: bhinna dan ika. Kalimat seluruhnya itu bisa disalin, 'berbeda-beda tetapi tetap satu jua'.
Kalimat tersebut telah tua dan dipakai oleh pujangga ternama, Empu Tantular dalam arti, "di antara pusparagam adalah kesatuan".
Bhinneka Tunggal Ika merupakan kalimat yang terdapat pada pita yang dicengkeram oleh burung garuda, lambang negara Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika adalah merupakan jati dirikebangsaan Indonesia yang tepat untuk menyatukan perbedaan.
Advertisement
Sejarah Bhinneka Tunggal Ika
Istilah Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno. Makna Bhinneka Tunggal Ika didapat dari kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuno yaitu kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular dari kerajaan Majapahit. Kakawin ini berisi ajaran toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha.
Menurut jurnal dari Letkol Czi Dr. Safril Hidayat, psc, M.Sc tentang Bhinneka Tunggal Ika, dalam buku Bung Hatta Menjawab (1979), Mohammad Hatta menuliskan bahwa usai merdeka, semboyan ini dicantumkan dengan lambang yang dibuat Sultan Abdul Hamid (Pontianak)dan diresmikan pemakaiannya oleh Kabinet RIS tanggal 11 Februari 1950 sebagai semboyan pada lambang negara.
Mohammad Yamin dalam bukunya 6000 Tahun Sang Merah Putih (1954) menyatakan bahwa semboyan itu dinamai seloka Tantular karena kalimat yang tertulis dengan huruf yang jumlah aksaranya 17 itu berasal dari pujangga Tantular yang mengarang kitab Sutasoma pada Era Majapahit. Arti seloka itu adalah walaupun berbedabeda ataupun berlainan agama, keyakinan dan tinjauan tetapi tinggal bersatu.
Jauh sebelumnya, semboyan Bhinneka Tunggal Ika pertama kali diteliti oleh Prof. H. Kern pada tahun 1888 dalam Verspreide Geschriften (1916, IV:172). Semboyan ini awalnya tertera dalam lontar Purusadacanta atau Sutasoma (lembar 120) yang tersimpan di Perpustakaan Kota Leiden.
Semboyan diteliti kembali oleh Muhammad Yamin pada tahun-tahun berikutnya dan tertuang dalam bukunya 6000 tahun Sang Merah Putih (1954). Sejarah semboyan Bhinneka Tunggal Ika menempuh proses evolusi dan kristalisasi mulai sebelum kemerdekaan, pergerakan nasional 1928 sampai berdirinya negara Republik Indonesia 1945.
Makna Bhinneka Tunggal Ika
Kalimat lengkap dalam kakawin karangan Mpu Tantular ini adalah “Bhinneka Tunggal Ika, Tanhana Dharma Mangrwa.” Arti dari kalimat ini adalah “berbedalah itu, tetapi satulah itu; dan didalam peraturan undang-undang tidak adalah diskriminasi atau dualisme.”
Transkrip Sultan Hamid II tentang semboyan ini menyatakan bahwa masuknya kalimat Bhinneka Tunggal Ika pada pita yang dicengkram cakar Elang Rajawali Garuda Pancasila adalah sebuah sinergitas dari berbagai pandangan kenegaraan saat itu, yaitu paham federalis(kebhinnekaan) dengan paham kesatuan/Unitaris (Tunggal).
Kata Bhinneka artinya keragaman; Tunggal artinya satu;dan Ika artinya itu. Maknanya yang beragam-ragam satu itu dan yang satu itu beragamragam. Makna “yang satu itu” yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Nusantara memiliki segudang deretan suku, budaya, bahasa, hingga ras yang unik. Keanekaragaman di setiap daerah tersebut menjadi kekayaan yang patut dibanggakan.
Advertisement
Bhinneka Tunggal Ika dalam membentuk nasionalisme
Bhinneka Tunggal Ika secara tidak langsung merupakan gambaran nasionalisme bangsa Indonesia. Makna Bhinneka Tunggal Ika menjadi prinsip warga negara Indonesia untuk membangun nasionalisme.
Unsur-unsur yang membentuk nasionalisme di antaranya adalah:
Kesatuan Sejarah
Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dari suatu proses sejarah, yaitu sejak zaman prasejarah, zaman Sriwijaya, Majapahit kemudian datang penjajah, tercetus Sumpah Pemuda 1928 dan akhirnya memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Kesatuan Nasib
Bangsa Indonesia terbentuk karena memiliki kesamaan nasib yaitu penderitaan penjajahan selama tiga setengah abad dan memperjuangkan demi kemerdekaaan secara bersama dan akhirnya mendapatkan kegembiraan bersama Tuhan tentang kemerdekaan.
Kesatuan Kebudayaan
Walaupun bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman kebudayaan namun keseluruhannya merupakan satu kebudayaan yaitu kebudayaan nasional Indonesia.
Kesatuan Wilayah
Bangsa Indonesia hidup dari mencari penghidupan dalam wilayah Ibu pertiwi, yaitu tumpah darah Indonesia.
Kesatuan Asas Kerokhanian
Bangsa Indonesia sebagai satu bangsa memiliki kesamaan cita-cita, kesamaan pandangan hidup dan filsafat hidup yang berakar dari pandangan hidup masyarakat Indonesia itu sendiri yaitu pandangan hidup Pancasila.