Liputan6.com, Semarang Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan memesan alat pendeteksi buatan UGM, GeNose C19. Penggunaan GeNose C19 ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pelacakan COVID-19 dengan mudah dan cepat. GeNose C19 merupakan inovasi dari para ilmuwan UGM untuk mendeteksi COVID-19 hanya dengan embusan napas.
“Kita sudah minta untuk pesan dan sudah komunikasi antara Dinas Kesehatan Jateng dengan UGM, sudah ada price list-nya juga. Kami akan pakai itu agar surveilans bisa melakukan tracing dengan cepat. Itu waktunya kan tidak lama, cukup tiga menit sudah ada hasilnya dengan cara sangat gampang,” kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (27/12/2020) malam.
Advertisement
Baca Juga
Pada 24 Desember 2020 lalu, GeNose C19 telah resmi mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan. Begitu mengantongi izin, Ganjar langsung merespons dan mengatakan bahwa Jateng akan mulai membeli alat tersebut.
Menurut Ganjar, alat tersebut bisa ditempatkan di beberapa lokasi seperti rumah sakit dan tempat keramaian. GeNose C19 juga bisa ditempatkan di puskesmas-puskesmas yang juga menjadi surveilans.
Cepat dan terjangkau
Ganjar mengatakan bahwa GeNose C19 bisa menjadi alat yang praktis dan terjangkau untuk melakukan pelacakan.
“Harganya murah, jadi artinya kabupaten/kota bahkan masyarakat bisa beli. Kalau setiap puskesmas memiliki alat ini satu saja maka bisa menjadi alat yang cukup bagus untuk melakukan tracing atau surveilans di level puskesmas,” jelas Ganjar.
Seperti diketahui sebelumnya, GeNose C19 atau Gadjah Mada Electronic Nose adalah alat pendeteksi COVID-19 yang dikembangkan oleh UGM hanya dengan embusan napas. GeNose bekerja mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama nafas melalui embusan nafas ke dalam kantong khusus. Selanjutnya diidentifikasi melalui sensor-sensor yang kemudian datanya akan diolah dengan bantuan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence).
Nantinya biaya tes dengan GeNose C19 cukup murah hanya sekitar Rp15-25 ribu. Hasil tes juga sangat cepat yakni sekitar 2 menit serta tidak memerlukan reagen atau bahan kimia lainnya. Selain itu, pengambilan sampel tes berupa embusan nafas juga dirasakan lebih nyaman dibanding usap atau swab.
Advertisement