Sukses

Pemerintah Siapkan 16 Juta Dosis Vaksin COVID-19, Pilih Gandeng GAVI dari WHO

Upaya ini untuk mencegah penyebaran COVID-19 semakin luas.

Liputan6.com, Jakarta Peningkatan kasus positif COVID-19 di Indonesia, membuat pemerintah mengeluarkan berbagai usaha. Salah satunya ialah pengadaan vaksin COVID-19 yang diperuntukkan bagi masyarakat.

Namun, kali ini pemerintah diketahui menggandeng GAVI-COVAX dari organisasi kesehatan dunia (WHO) untuk melakukan pengadaan vaksin. Hal ini pun disampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin melalui teleconference di channel YouTube Sekretariat Presiden pada Selasa (29/12/2020). Ia juga menyampaikan jika jumlah dosis yang diberikan oleh GAVI masih belum menentu.

"Range-nya antara 3 persen dari populasi atau 16 juta dosis, sampai 20 persen dari populasi atau sekitar 100 juta dosis," ujar Budi Gunadi Sadikin.

Belum bisa mendapatkan angka pasti terkait jumlah vaksin COVID-19 dari GAVI, Budi menyebutkan jika kini Indonesia tengah melakukan perjanjian kerja sama dengan beberapa produsen vaksin lainnya, mulai dari Sinovac, Pfizer, Novavax, serta AstraZeneca.

2 dari 2 halaman

Lakukan vaksin hingga terjadi herd immunity

Pemerintah Indonesia sendiri sebelumnya akan membeli sejumlah 426 juta dosis vaksin COVID-19. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk membentuk adanya kekebalan komunitas atau herd immunity untuk mencegah penyebaran COVID-19 semakin luas.

"Dengan memperhitungkan bahwa 1 orang membutuhkan 2 dosis dan memperhitungkan guideline WHO kita persiapkan 15 persen cadangan maka total vaksin yang diperlukan ada sekitar 426 juta dosis vaksin," jelas Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin.

Ia juga menyebutkan jika Indonesia memiliki 5 jalur pengadaan vaksin COVID-19. Dimana empat melalui jalur bilateral sedangkan satunya multilateral atau melalui GAVI dari WHO. Pemerintah sendiri berencana menekan kontrak dengan empat produsen vaksin COVID-19 dengan jumlah 400 juta dosis vaksin.

"Jadi total sekitar 400 juta dosis vaksin, 100 juta akan didatangkan dari China, 100-an juta dari Novavax perusahaan Amerika-Kanada, 100 juta dari AstraZeneca perusahaan dari London, Inggris, 100-an juta lagi dari Pfizer, gabungan Jerman-Amerika," lanjut Budi Gunadi.