Liputan6.com, Jakarta Profesi voice over kini menjadi salah satu profesi yang mulai dilirik oleh banyak anak muda. Berkreasi dengan suara, membuat profesi ini menjadi salah satu profesi yang asyik ketika dilakoni. Walaupun 'hanya' suara, namun mempelajari dunia voice over tidaklah mudah. Harus terus belajar dan berlatih agar kualitas suara semakin baik dan dapat menemukan karakter suara yang cocok.
Baca Juga
Profesi voice over ini bisa dibilang merupakan salah satu profesi yang fleskibel. Apalagi merekam suara tidak hanya di studio dengan alat serba mahal, namun juga bisa membuat studio sendiri di rumah jika memungkinkan. Mencoba terjun ke dunia voice over di tengah pandemi saat ini juga bisa dijadikan ladang ‘usaha’. Namun, tentunya ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar suara yang ‘dijual’ dapat dilirik oleh client.
Advertisement
Salah satu voice over talent yang cukup terkenal adalah Tisa Julianti. Sosok inspiratif Tisa Julianti bagi seseorang yang sudah mengenal dunia voice over, nama Tisa Julianti sudah tidak asing lagi. Tisa Julianti merupakan seorang voice over talent dan dubber yang sudah mengisi banyak suara baik iklan ataupun karakter kartun.
Memiliki karakter suara yang khas, tak heran jika Tisa Julianti selalu mengisi suara iklan ataupun karakter kartun. Ibu dua anak ini menuturkan bahwa dirinya sudah terjun menjadi seorang voice over pada tahun 1993 dan tergabung dalam sebuah sanggar yakni Sanggar Prativi. Kini, suara Tisa sudah banyak menghiasi karakter-karakter kartun yang sangat terkenal.
Mengenal Tisa Julianti
Tisa Julianti merupakan salah satu voice over talent profesional yang sudah terjun sejak 27 tahun yang lalu. Hampir 30 tahun terjun ke dunia sulih suara membuat nama Tisa sudah terkenal dan kerap mengisi suara karakter kartun. Terjun ke dunia sulih suara sejak tahun 1993, Tisa Julianti sudah menguasai sekitar 8 karakter suara.
Perjalanan Tisa untuk sampai di titik ini tidaklah mudah. Semangat dan kerja kerasnya sejak usia belia patut dicontoh oleh anak muda yang sedang mengejar mimpinya. Semangat untuk belajar dan mencari pengalaman adalah kunci untuk menggapai apa yang diinginkan.
“Dari tahun 1993, kelas 3 sd umur 8 tahun, aku masuk ke sanggar prativi, di pasar baru selatan yang awalnya tidak pernah tahu pekerjaan voice over dan dubber ternyata disanalah tempatnya para senior-senior, seperti bu Maria Oentoe, Ferry Fadli, itu terbentuk. Dan akhirnya aku baru banget melihat ada pekerjaan di balik layar seperti itu. “ Kata Tisa Julianti melalui voice note WhatsApp pada 23 November 2020.
Walaupun hanya membagikan cerita lewat pesan suara, Tisa Julianti menjelaskan dengan sangat jelas pengalamannya saat awal mula terjun ke dunia voice over. Terjun ke industri hiburan sejak usia belia, tak heran jika kepiawaiannya di dunia sulih suara selalu mendapatkan pujian dan menginspirasi.
“Akhirnya aku mendapatkan kesempatan untuk menjadi dubber dan voice over. Tetapi tidak pernah mendapat peran utama dulu. Jadi peran-peran lewat dulu, Cuma reaksi-reaksi ‘yeayy, hmm’ . Baru setelah perjuangannya bertahun-tahun aku merasakan kepercayaan diri dan juga kepercayaan pihak studio terhadap aku untuk mendapatkan peran yang penting-penting. Sekitar untuk awal itu ya dari kelas 5 SD mendapatkan peran utama di film Disney.” Tutur Tisa Julianti.
Advertisement
Sekilas Tentang Voice Over
Menurut Tisa Julianti, sulih suara merupakan profesi yang seru dan seseorang bisa bermain dengan suaranya dan menemukan karakternya yang tepat. Walaupun terbilang mudah, namun harus rutin melakukan latihan dan menjaga suara agar tetap terjaga. Melalui pesan suara yang dikirimkan, Tisa Julianti menjelaskan bahwa ia suka dengan voice over karena sejak dulu ia tidak suka tampil di depan banyak orang, ia lebih suka bekerja di balik layar dan tidak terlihat fisik.
“Aku memang gak terlalu suka yang tampil terlihat fisik dari dulu sebenernya, karena memang aku lebih suka di belakang layar. Jadi ketika melihat pekerjaan ini, aku makin tertarik, karena cuma dengan duduk, dengan melihat video, dan baca naskah aku tetap bisa berakting dengan luar biasa,” tutur Tisa melalui pesan suara yang dikirimkan.
Selain itu, Tisa juga sangat bersyukur bisa bergabung dan menjadi bagian dari pekerjaan voice over tersebut. Selain asyik, pekerjaan tersebut juga membuat ia lebih banyak belajar dan menemukan orang-orang hebat.
“Dan yang buat aku mencintai pekerjaan ini karena dari pekerjaan ini bisa mendapatkan materi yang bagus, Alhamdulillah bersyukur banget yang aku gak harus datang ke kantor jam 7 pagi, tapi bisa mendapatkan menurut aku gaji yang MasyaaAllahnya, ini menurut aku pribadi ya, bisa diatas gaji-gaji kantor,“ ungkapnya.
Profesi Voice Over Berkembang Pesat
Seiring dengan perkembangan jaman dan munculnya ragam profesi yang menarik membuat voice over menjadi salah satu yang kini tengah melejit dan diminati oleh anak muda. Selain menarik, cara belajar untuk memulai terjun ke dunia sulih suara juga tidak sulit. Cukup percaya diri dan terus belajar dan mencari wadah untuk meningkatkan kualitas suara dan belajar mengenal lebih jauh tentang dunia voice over.
“Profesi voice over berkembang sangat pesat, sangat pesat karena kalau dulu, jaman aku dulu sebelum ada media social, yang pengen menjadi dubber itu juga banyak ya di beberapa daerah, cuma mereka gak ada tampungannya, gak ada pelatihannya dan gak ada informasi yang luar seperti saat ini. Jadi yaudah yang menjadi dubber dan voice over saat itu orang-orang yang sangat tahu aja informasinya dari mulut ke mulut. Jadi sedikit saingannya,“ jelas Tisa Julianti.
Advertisement
Jadi Peluang di Tengah Pandemi
Pandemi Corona Covid-19 yang mewabah di Indonesia sejak awal tahun 2020 membuat seluruh aktivitas masyarakat harus dilakukan secara online. Mulai dari sekolah, kuliah, kerja, hingga agenda rapat harus dilakukan secara online. Bahkan banyak hal yang harus ditunda ataupun dibatalkan karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan.
Pandemi Corona Covid-19 juga menghambat mahasiswa yang sudah sarjana untuk mencari pekerjaan. Pasalnya tidak banyak perusahaan yang membuka lowongan di tengah pandemi ini. Melalui pesan suara yang dikirimkan pada 23 November 2020, Tisa Julianti menjelaskan bahwa profesi voice over bisa menjadi peluang untuk anak muda yang ingin mencari kerja di tengah pandemi.
“Saat pandemi seperti saat ini orang bosen di rumah, pengen apasih sesuatu yang positif dari rumah, ternyata beberapa teman-temanku bahkan aku sendiri membuka kelas waah yang daftar itu luar biasa, bisa ratusan dan itu bisa aku pastikan karena mereka tertarik akan profesi ini apalagi dengan konten-konten dari kami voice over dan dubber yang memberikan konten sangat informatif dan bermanfaat bagi mereka yang dulunya itu punya bakat terpendam,” jelas Tisa.
Tantangan Menjadi Voice Over
Setiap profesi tentunya ada tantangannya masing-masing. Tantangan tersebut akan membuat seseorang menjadi lebih semangat untuk terus mencoba menghadapi tantangan tersebut. Walaupun ada banyak tantangan yang dihadapi, namun tentunya tetap ada keseruan saat menghadapi tantangan tersebut. Untuk voice over sendiri ada beberapa jenisnya, dan setiap jenisnya terdapat tantangan masing-masing yang harus dipelajari.
“Untuk tantangannya, sebenarnya untuk setiap film, setiap dubbing-an itu ada tantangannya masing-masing karena kita memiliki teknik atau pola yang berbeda-beda setiap film. Nah kalau ditanya tentang animasi, animasi itu karakternya unik-unik, kaya misalnya aku pernah menjadi monyet, jadi kuda nil, jadi anjing, jadi kucing, dan semuanya," kata Tisa.
Menurut Tisa Julianti, riset dibutuhkan sebelum memulai menyulihkan suara. Selain melatih diri, riset juga dapat membantu menambahkan pengetahuan dan meningkatkan imajinasi tentang tokoh yang dimaksud dalam sebuah animasi misalnya.
“Aku biasanya karena sering banget nonton juga, nonton-nonton film kartun dan aku pasti riset terlebih dahulu. Jadi sebenarnya gak terlalu susah seperti sandiwara radio yang imajinasinya tinggi ketika misalnya si mantili naik ke atas pohon, tapi gak ada gambarnya, ketika dia harus naik itu imajinasi kita sendiri,” tambahnya.
Advertisement
Pentingnya Percaya Diri
Saat terjun ke dunia voice over, kepercayaan diri memang sangat penting. Sama seperti akting, sulih suara juga dibutuhkan kepercayaaan diri dengan kemampuan yang dimiliki. Pasalnya, jika tidak yakin dengan diri sendiri tentunya akan sulit untuk menemukan karakter suara. Oleh sebab itu, penting untuk meningakatkan rasa percaya diri dan terus mengasah kemampuan ketika akan memilih terjun ke dunia voice over.
“Kuncinya untuk voice over itu harus tidak bisa tidak percaya diri. Tapi kalau dibilang tidak percaya dengan suaranya sendiri ya karena mereka memang belum belajar,” kata Tisa Julianti.
Dari pesan suara yang disampaikan melalui WhatsApp, voice over kondang yang bernama Tisa Julianti itu memberikan tips agar anak muda bisa lebih semangat untuk mencoba dan percaya dengan kualitas suaranya sendiri. Tisa Julianti cukup akting di Instagram dan membagikan tips maupun contoh tentang voice over yang kini menjadi profesi yang peminatnya cukup banyak.
“Jadi tips sederhananya adalah kalau menurut aku ikuti komunitasnya, karena Alhamdulillah kalian sangat-sangat beruntung dengan hadirnya media sosial, konten-konten yang luar biasa bagusnya dari temen-temenku mengenai voice over dan dubber. Jadi kalian cari tahu profesi seperti apa, harus suka dulu, kalau udah mulai suka, baru pelajari dengan ikut komunitasnya dan pelatihannya,” tambah Tisa.
Voice Over Bisa Jadi Profesi Utama
Tentunya sudah banyak yang tahu jika profesi voice over ini adalah profesi yang santai. Pekerjaan ini bisa dijadikan sebagai profesi utama jika benar-benar ditekuni. Pasalnya, jika memiliki kemampuan yang baik akan membuat langkah selanjutnya lebih mudah. Melalui pesan suara yang dikirimkan oleh Tisa Julainti di WhatsApp, ibu dua anak ini mengingatkan untuk siapapun yang ingin terjun ke dunia voice over, tidak boleh setengah hati dan tentunya harus yakin.
“Sebenarnya bisa aja ya jadi peluang usaha. Ada anak VO yang aku ajarkan itu akhirnya mereka bisa dijadikan profesi ini sebagai profesi yang utama. Kalau mau menjadikan profesi ini sebagai yang utama ya mau gak mau nyemplungnya 100 persen,“ jelas Tisa.
“Tipsnya dalah setelah ikut pelatihan-pelatihan, fokus, latihan setiap hari, cari mentor yang tepat, cari orang yang bisa membawa kalian ke industri, ya itu juga bisa dari para mentor, dari senior-seniro, dari pengarah dialog, produser, InsyaaAllah dengan kualitas kalian, kuncinya dua aja, kualitasnya bagus, attidtudenya gak bagus, gak akan dipakai lagi, atau begitu pula sebaliknya,” tutup Tisa.
Advertisement