Liputan6.com, Jakarta Sebagai umat Kristen, tentunya sudah tidak asing dengan lagu berjudul “Hidup Ini adalah Kesempatan”. Ya, lagu ini merupakan lagu yang diciptakan oleh Pendeta Wilhelmus Latumahina. Beliau dikenal sebagai Ketua Umum Persatuan Masyarakat Kristen Indonesia Timur (PMKIT). Lagu “Hidup Ini adalah Kesempatan” sendiri dirilis pada 2015.
Pendeta Wilhelmus Latumahina sendiri, lahir pada 2 November 1955, dan meninggal pada 12 Mei 2020 pada usia 64 tahun di sebuah rumah sakit di daerah Tangerang Selatan, Banten. Kendati demikian, karya-karyanya tentu sangat membekas di benak umat.
Advertisement
Sebenarnya, Pendeta Wilhelmus Latumahina sebelum menjadi pendeta, dirinya merupakan salah satu pegawai negeri. Pendeta Wilhelmus Latumahina lulus kuliah dari perguruan tinggi Pajak, kemudian melanjutkan karir di Departemen Pajak. Bahkan, Pendeta Wilhelmus Latumahina sempat menjadi kepala cabang di sana.
Sebenarnya, kehadiran lagu dengan judul “Hidup Ini adalah Kesempatan” berawal pada 2004. Tepatnya saat anak sulung dari Pendeta Wilhelmus Latumahina dipanggil Tuhan lewat musibah kecelakaan lalu lintas. Kemudian, diwaktu yang sangat sedih tersebut, Pendeta Wilhelmus Latumahina duduk dalam keheningan kemudian merenung akan kehidupan.
Untuk mengulas lebih dalam mengenai lagu berjudul “Hidup Ini adalah Kesempatan”, berikut ini Liputan6.com telah merangkumnya dari berbagai sumber, Selasa (9/2/2021).
Lirik Lagu “Hidup Ini adalah Kesempatan”
Hidup ini adalah kesempatan
Hidup ini untuk melayani Tuhan
Jangan sia-sia, waktu yang Tuhan 'bri
Hidup ini hanya sementara
Sekuntum bunga di pagi hari
Mekar indah harum, di padang yang hijau
Demikian Tuhan mendandani rumput
Gugur bunga bila panas terik
Oh Tuhan, pakailah hidupku
Selagi aku masih kuat
Satu saat aku, 'tak berdaya
Hidup ini sudah jadi berkat
Oh Tuhan, pakailah hidupku
Selagi aku masih kuat
Satu saat aku 'tak berdaya
Hidup ini sudah jadi berkat
Hidup ini sudah jadi berkat (sudah jadi berkat)
Hidup ini sudah jadi berkat
(Hidup ini sudah menjadi berkat)
Advertisement
Pesan dalam Lagu “Hidup Ini adalah Kesempatan”
Jika diresapi secara mendalam, sebenarnya lagu berjudul “Hidup Ini adalah Kesempatan” tersebut membawa pesan atau ajakan yang tentunya sangat kuat perihal pilihan melayani Tuhan. Lewat lagu ini, Pendeta Wilhelmus memberi kesadaran, jika di dalam tiap orang terbaptis sudah melekat predikat sebagai pelayan.
Kemudian, kesediaan melayani adalah bentuk rasa syukur seseorang yang bersangkutan atas karya besar Allah di dalam diri Yesus Kristus yang sudah merelakan diri datang ke dunia, melayani, mengalami derita disiksa, mati, serta bangkit dari alam maut.
Selain itu, lewat lagu ini manusia coba disadarkan kembali, bahwa kehidupan manusia ada di dalam sebuah rentang waktu. Manusia tidak punya banyak waktu untuk hidup di dunia. Bahkan tidak ada sorang pun yang tahu kapan dirinya akan dipanggil untuk kembali ke sisi-Nya.
Intinya, banyak orang yang sudah diberi kesempatan untuk hidup lebih lama. Ada juga orang yang diberikan kesempatan hidup dengan waktu sangat sebentar. Hal ini sebenarnya bukan tentang berapa lama waktu yang Tuhan beri ke manusia, akan tetapi bagaimana sebagai seorang manusia dapat memanfaatkan waktu tersebut sebaik-baiknya.
Jadi, jangan sia-siakan kesempatan ini dengan melakukan hal-hal yang Tuhan tidak kehendaki. Setiap orang dipanggil menggunakan kesempatan hidup untuk memberkati orang lain.
Cara Memanfaatkan Waktu dalam Kehidupan
1. Lakukan kegiatan sesuai porsi
Jangan terlena dan berlebihan untuk melakukan sebuah kegiatan. Lakukan segalanya dengan takaran yang pas, tentu agar waktu yang diberikan Tuhan tidak terbuang sia-sia.
2. Tentukan prioritas
Untuk memanfaatkan waktu dalam kehidupan, coba untuk menentukan prioritas sebelum mulai menjalankan sebuah kesibukan. Terutama jika memang beban dari kegiatan yang akan digunakan cukup banyak. Patikan untuk menentukan prioritas di awal agar tidak kelabakan saat menjalankannya.
3. Tentukan target
Agar waktu yang ada bisa digunakan dengan maksimal, jangan lupa untuk menentukan target yang akan diraih. Hal ini agar tiap detik, menit, jam, hari, bahkan bulan, bisa digunakan dengan semaksimal mungkin. Tentunya dengan adanya target ini, akan menjadikan waktu yang akan datang bisa digunakan dengan maksimal dan optimal.
4. Jangan lupa dengan lingkungan sekitar
Pernahkan saking sibuknya dengan sebuah kegiatan, hingga membuat lupa orang sekitar? Pasalnya, masalah waktu tidak hanya masalah diri sendiri. Ada orang di sekitar yang juga butuh kehadiran Anda secara fisik. Kendati di masa yang serba maju ini, kehadiran langsung masih menjadi sesuatu yang penting. Jadi, jangan lupa luangkan waktu untuk keluarga dan sahabat.
5. Dunia bukan segalanya
Meski sudah memanfaatkan waktu di dunia dengan sebaik mungkin, namun ingat, jika dunia bukan segalanya. Jangan lupa untuk selalu berdoa dan berserah diri pada Tuhan, karena kehidupan setelah dunia tidak kalah penting dan merupakan prioritas untuk dipikirkan.
Advertisement