10 Penyebab Kista Ovarium karena Banyak Faktor, Berikut Penjelasannya

1. Usia

Penyebab kista ovarium yang pertama bisa dikarenakan usia. Wanita dengan usia pubertas hingga menopause sangat tinggi memiliki risiko untuk terkena masalah pada bagian ovarium. Pasalnya, pada masa tersebut wanita masih mengalami periode menstruasi. Ketika wanita mengalami menstruasi, benjolan berupa cairan di ovarium bisa saja terbentuk. Akan tetapi, tentu tidak menutup kemungkinan apabila menopause dapat menderita kista ovarium.

Kendati demikian, memang tidak banyak kasus yang terjadi. Akan tetapi jika terdapat benjolan berisi cairan pada wanita menopause tentu sangat berisiko tinggi jadi penyebab timbulnya kanker ovarium.

2. Sindrom Ovarium Polikistik

Sindrom ovarium polikistik timbul saat tubuh tidak memproduksi cukup hormon folikel dalam ovarium untuk melepaskan sel telur. Hingga akan berakibat pada terbentuknya benjolan.

3. Endometriosis

Penyebab kista ovarium ini terjadi saat bagian dari jaringan yang melapisi Rahim (endomentrium) terbentuk di bagian luar rahim, seperti pada tuba falopi, ovarium, kandung kemih, usus besar, vagina, atau rektum. Benjolan ini yang biasanya menyebabkan rasa sakit ketika sedang berhubungan seksual.

1. Obat Kemoterapi (Tamoxifen)

Wanita yang sedang menjalani kemoterapi dengan tamoxifen tinggi risiko timbul benjolan di ovarium. Tamoxifen bisa menjadi penyebab timbulnya benjolan di ovarium. Tapi benjolan ini bisa saja hilang setelah kemoterapi selesai dilakukan.

2. Obat Penyubur Kandungan

Obat penyubur kandungan umumnya digunakan untuk membantu ovulasi (proses pelepasan sel telur). Obat penyubur kandungan ini menjadi penyebab kista ovarium. Sebab akan memengaruhi keseimbangan hormon yang ada di tubuh.

Penggunaan obat ini juga bisa menyebabkan kista ovarium dalam ukuran besar. Kondisi ini disebut dengan sindrom hiperstimulasi ovarium (ovarian hyperstimulation syndrome).

1. Makanan Cepat Saji

Makanan penyebab kista ovarium yang perlu dihindari adalah makanan cepat saji. Terutama bagi yang sudah terlanjur mengidap kista ovarium. Ada baiknya untuk menghindari konsumsi makanan cepat saji secara berlebihan.

Pasalnya, mengonsumsi makanan ceapt saji bisa meningkatkan risiko komplikasi penyakit seperti kanker ovarium. Ini tidak lain karena ada kandungan pengawet dan kolesterol tinggi di dalamnya yang bisa memperburuk penyakit tersebut.

2. Gandum

Makanan penyebab kista ovarium yang juga perlu dihindari adalah gandum. Ini karena gandunm mengandung asam fitat yang mengikat mineral seperti magnesium dan seng.

3. Daging Merah

Kemudian, penyebab kista ovarium agar tidak semakin parah adalah daging merah. Pasalnya daging merah memiliki kandungan kolesterol yang cukup tinggi. Padahal kandungan ini bisa menyebabkan berkembangnya sel abnormal pada tubuh.

1. Kafein

Kafein ternyata juga menjadi salah satu penyebab kista ovarium. Pasalnya, kafein dapat mengganggu kondisi hormon dalam tubuh. Itulah mengapa, ada baiknya konsumsi minuman dengan kafein tidak berlebihan.

2. Alkohol dan Soda

Tentunya, minuman dengan kandungan alkohol dan soda juga bisa memicu munculnya kista pada ovarium. Ini dikarenakan kedua minuman tersebut akan berisiko meningkatkan kadar estrogen yang akan membuat kondisi kista semakin buruk.

Hampir sebagian besar kista ovarium tidak menyebabkan keluhan bermakna pada penderitanya, dan sangat mungkin hilang dengan sendirinya. Sayangnya jika kondisi dari kista ternyata berukuran besar bisa saja terjadi keluhan, seperti:

- Kembung.

- Perut bengkak.

- Nyeri pada rongga panggul.

- Rasa penuh di dalam perut.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kista ovarium antara lain:

- Segera periksa ke dokter jika dijumpai perubahan, seperti timbul rasa nyeri yang hebat atau rasa tidak nyaman di perut yang tidak pernah ada sebelumnya.

- Periksa bagian panggul secara teratur sebagai salah satu cara memantau jika terjadi perubahan pada ovarium.

- Jika memang dibutuhkan, penanganan terhadap kista ovarium bisa dilakukan berdasarkan usia penderita, jenis, atau ukuran kista.

- Agar tidak semakin parah, lakukan pemantauan rutin jika kista masih kecil dan menimbulkan gejala. Tapi, jika memang kista sudah membesar, ada baiknya untuk melakukan tindakan operasi pengangkatan kista.