Sukses

Riya adalah Syirik Kecil, Ketahui Jenis Hukum, dan Cara Menghindarinya

Riya termasuk perbuatan yang tidak disukai Allah SWT.

Liputan6.com, Jakarta Riya adalah salah satu perbuatan tercela dalam Islam. Riya termasuk perbuatan yang tidak disukai Allah SWT. Riya digambarkan sebagai seseorang yang melakukan suatu amalan dengan tujuan pamer agar dilihat oleh manusia lain.

Riya adalah tergolong sebagai perbuatan yang bisa menyebabkan penyakit hati. Allah SWT membenci orang yang riya dan mengharamkan perbuatan ini. Riya adalah salah satu perbuatan yang dapat menghapus amal baik seseorang. 

Riya adalah perbuatan yang digolongkan sebagai syirik kecil. Itu sebabnya riya adalah hal yang perlu dijauhi setiap manusia. Riya adalah perbuatan yang bisa muncul dalam bentuk niat dalam hati atau dalam sebuah perbuatan.

Berikut pengertian riya, jenis, hukum, dan cara menghindarinya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin(23/02/2021).

2 dari 6 halaman

Pengertian riya

Secara bahasa, riya adalah istilah yang berasal dari kata Arriyaa’u yang berarti memperlihatkan atau pamer. Riya adalah perbuatan memperlihatkan sesuatu baik barang atau perbuatan baik dengan maksud agar dilihat orang lain dan mendapat pujian. Padahal tujuan utama dari beramal atau beribadah harus dilakukan demi mencari ridha Allah SWT.

Riya adalah perbuatan yang dibenci Allah SWT karena perbuatan yang dilakukan tidak didasarkan dengan niat semata-mata hanya untuk Allah SWT. Riya adalah bentuk syirik kecil yang dapat merusak ibadah dan mengurangi pahala. Kebaikan yang didasarkan dengan riya tidak bernilai di hadapan Allah.

Riya adalah sikap yang muncul karena kurangnya pemahaman akab tujuan amal dan ibadah yang dilakukan. Riya muncul akibat kurang iman kepada Allah dan hari akhirat serta ketidakjujuran menjalankan perintah agama. Orang yang riya adalah orang yang beribadah karena ingin dianggap sebagai orang yang taat pada agama.

3 dari 6 halaman

Hukum riya

Riya adalah perbuatan tercela dalam Islam. Allah SWT melarang hambanya bersikap riya dan menjauhi segala perbuatan yang merujuk pada riya. Hal ini tercantum dalam Al Quran surah Al-Baqarah:264 yang berbunyi:

“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia.”

Hukum perbuatan riya adalah haram dan digolongkan dalam syirik kecil kepada Allah SWT. Ini sesuai dengan hadis:

Dari Mahmud bin Labid, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda, “ Sesungguhnya yang paling ditakutkan dari apa yang saya takutkan menimpa kalian adalah asy syirkul ashghar (syirik kecil), maka para shahabat bertanya, apa yang dimaksud dengan asy syirkul ashghar? Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “ Ar Riya’.”

Rasulullah juga mengajarkan untuk beramal dengan niat semata-mata hanya karena Allah SWT. Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda:

“ ....Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya amalan seseorang itu akan dibalas sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Ini berarti jika seseorang melakukan suatu amalan karena Allah SWT, maka ia akan mendapatkan pahala sesuai yang ia niatkan. Sedangkan, bagi orang yang melaksanakan amal ibadah tidak dilandasi niat karena Allah SWT, maka amalnya tidak diterima oleh Allah SWT.

4 dari 6 halaman

Jenis-jenis riya

Dalam Islam, riya terbagi menjadi dua, yaitu:

Riya Kholish (riya dalam perbuata)

Riya kholish termasuk jenis riya perbuatan yang dimaksudkan untuk melakukan ibadah semata-mata hanya untuk mendapatkan perhatian dan pujian dari manusia. Tujuan dari riya ini adalah untuk diperhatikan dan mendapat pujian. Riya ini juga terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:

- riya badan, misalnya memamerkan tubuh langsing dengan alasam karena rajin berpuasa.

- riya pakaian, misalnya berhijab panjang hanya karena untuk dianggap sebagai orang alim.

- riya ucapan, misalnya melantunkan ayat-ayat Alqur’an dengan suara yang merdu dan fasih dihadapan orang hanya karena ingin dipuji.

Riya syirik (riya niat)

Riya syirik atau riya niat adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan niat untuk menjalankan perintah Allah SWT, namun juga dilandasi dengan niat agar mendapat perhatian dan pujian dari manusia sekaligus.

5 dari 6 halaman

Bahaya riya

Riya adalah sikap yang dilaknat Allah SWT. Orang yang riya juga tergolong sebagai orang munafik. Ini sesuai dengan QS. An-Nisa ayat 142 yang berbunyi:

“ Dan apabila mereka (kaum munafik) berdiri mengerjakan shalat, maka mereka berdiri dalam keadaan malas dan riya’ di hadapan manusia dan tidaklah mereka mengingat Allah kecuali sedikit sekali.”

Beberapa bahaya riya di antaranya adalah:

- Menghapus pahala atas amal kebaikan yang dilakukan

- Menjadikaan amal ibadah yang berpotensi mendatangkan kebaikan dan pahala menjadi hilang, bahkan membuat dosa.

- Riya lebih berbahaya daripada fitnah

- Orang yang melakukan riya akan terhalang daripada taufik dan hidayah Allah SWT

- Menimbulkan kesempitan dalam hidup

- Jiwa menjadi tidak tenang dan terus menerus gelisah

- Hilangnya wibawa dan kharisma diri di hadapan orang lain.

- Terjebak dalam kesombongan yang nantinya akan membuat sulit diri sendiri.

- Hilangnya keimanan.

- Timbul Kesengsaraan

- Bisa mendapat siksa di akhirat

6 dari 6 halaman

Cara menghindari sikap riya

Niatkan ibadah hanya karena Allah

Riya bisa dihindari dengan memfokuskan niat ibadah hanya semata-mata karena Allah SWT dan bukan karena ingin mendapat sanjungan dari manusia. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang memperoleh sesuai apa yang ia niatkan”. (H.R.Bukhari Muslim).

Berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah

Sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk melibatkan Allah dalam segala urusan. Termasuk berlindung dari sifat-sifat yang tercela seperti riya. Dengan berdoa, keimanan akan diperkuat dan dilindungi dari godaan setan.

Mengendalikan hati

Berusaha mengendalikan hati agar tidak terbuai dengan pujian orang lain. Sebuah pujian memang bisa memotivasi diri agar menjadi lebih baik. Namun, terkadang pujian juga bisa menjadi racun hingga membuat seseorang menjadi riya. Maka dari itu, cobalah untuk tidak berbangga diri dengan mengendalikan hati.

Selalu mengingat Allah

Manusia harus sering meminta perlindungan kepada Allah, salah satunya lewat dzikir. Sebab dengan berzikir seorang muslim akan senantiasa teringat oleh Allah.

Menyembunyikan amal kebaikan seperti menyembunyikan aib

Cara menghindari riya selanjutnya adalah menyembunyikan amal kebaikan seperti bersedekah seolah tangan kanan memberi, tangan kiri tidak mengetahui. Namun, ibadah umum yang tidak bisa disembunyikan, seperti sholat jamaah di masjid, membaca Alquran atau puasa tak perlu ditutupi. Yang terpenting berusahalah ikhlas mengerjakan ibadah karena Allah.