Liputan6.com, Jakarta Penyebab stroke termasuk salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun di seluruh dunia, 15 juta orang menderita stroke. Di Indonesia, jumlah penderita stroke makin meningkat.
Baca Juga
Advertisement
Penyebab stroke bukanlah hal yang bisa disepelekan. Stroke merupakan kondisi di mana suplai darah ke otak terganggu atau berkurang. Penyebab stroke sangat berkaitan dengan kelumpuhan otak yang terjadi sangat cepat.
Penyebab stroke dapat menyebabkan kondisi darurat medis yang memerlukan perawatan cepat. Meski penyebab stroke dapat diobati, beberapa juga dapat menyebabkan kehilangan fungsi tubuh atau kematian. Ini sebabnya, lebih baik menghindari penyebab stroke sejak dini.
Berikut penyebab stroke, risiko, gejala, dan deteksi dininya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(10/3/2021).
Penyebab stroke iskemik
Ada dua jenis stroke yang bisa terjadi, iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik merupakan jenis stroke yang palin sering terjadi. Menurut WebMD, 8 dari 10 kasus stroke, disebabkan oleh stroke iskemik.
Penyebab stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah otak menyempit atau tersumbat. Ini menyebabkan aliran darah sangat berkurang atau iskemia. Pembuluh darah yang tersumbat atau menyempit disebabkan oleh timbunan lemak yang menumpuk di pembuluh darah, gumpalan darah atau kotoran lain yang mengalir melalui aliran darah dan masuk ke dalam pembuluh darah di otak.
Advertisement
Penyebab stroke hemoragik
Stroke hemoragik lebih jarang terjadi, tetapi bisa lebih serius. Penyebab stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah pecah. Kpndisi ini biasanya terjadi akibat aneurisma atau malformasi arteriovenosa (AVM).
Pembuluh darah di otak bisa menggelembung dan pecah, atau pembuluh melemah dan bocor. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dan terlalu banyak mengonsumsi obat pengencer darah juga dapat menjadi penyebab stroke ini.
Penyebab stroke ringan
Selain iskemik dan hemoragik, jenis stroke yang bisa terjadi adalah serangan iskemik transien (TIA). Kondisi ini juga biasa disebut serangan stroke ringan. Penyebab stroke ringan terjadi ketika aliran darah ke bagian otak tidak mencukupi untuk jangka waktu yang singkat.
Aliran darah normal kembali normal setelah beberapa saat, dan gejalanya hilang tanpa pengobatan. Stroke ringan tidak menyebabkan kerusakan otak permanen, tetapi meningkatkan kemungkinan mengalami stroke skala penuh.
Advertisement
Faktor risiko penyebab stroke
Seseorang bisa lebih besar memiliki risiko stroke jika mengalami sejumlah kondisi. Berikut faktor risiko penyebab stroke:
Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi adalah penyebab stroke terbesar yang pernah ada. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan arteri yang memasok darah dan oksigen ke otak pecah atau tersumbat, sehingga menyebabkan stroke. Tekanan darah tinggi juga bisa membuat stroke hemoragik lebih mungkin terjadi.
Penyakit jantung
Katup jantung yang rusak serta fibrilasi atrium, atau detak jantung tidak teratur menyebabkan seperempat dari semua stroke di antara orang lanjut usia. Penyakit jantung juga bisa menyebabkan penyumbatan arteri karena timbunan lemak.
Diabetes
Penderita diabetes seringkali memiliki tekanan darah tinggi dan lebih cenderung kelebihan berat badan. Keduanya meningkatkan kemungkinan terkena stroke. Diabetes merusak pembuluh darah yang menyebabkan kemungkinan terjadinya stroke.
Berat badan
Peluang terkena stroke bisa meningkat jika kelebihan berat badan. Seseorang dapat menurunkan peluang terkena stroke dengan berolahraga setiap hari.
Tembakau
Merokok atau mengunyahnya meningkatkan kemungkinan terkena stroke. Nikotin membuat tekanan darah naik. Asap rokok menyebabkan penumpukan lemak di arteri leher utama. Ini juga mengentalkan darah dan membuatnya lebih mungkin untuk menggumpal. Bahkan perokok pasif pun dapat mengembangkan stroke akibat tembakau.
Faktor risiko penyebab stroke
Pengobatan
Beberapa obat dapat meningkatkan peluang terkena stroke. Misalnya, obat pengencer darah untuk mencegah pembekuan darah, terkadang dapat membuat stroke lebih mungkin terjadi melalui pendarahan. Penelitian telah mengaitkan terapi hormon, yang digunakan untuk gejala menopause seperti hot flashes, dengan risiko stroke yang lebih tinggi. Estrogen dosis rendah dalam pil KB juga dapat meningkatkan peluang stroke.
Usia
Siapapun bisa terkena stroke, bahkan bayi di dalam kandungan. Tapi umumnya, peluang meningkat seiring bertambahnya usia. Risiko stroke berlipat ganda setiap dekade setelah usia 55 tahun.
Keturunan
Stroke bisa diturunkan dalam keluarga. Seseroang dan kerabatnya mungkin memiliki kecenderungan yang sama untuk menderita tekanan darah tinggi atau diabetes. Beberapa stroke dapat disebabkan oleh kelainan genetik yang menghalangi aliran darah ke otak.
Jenis kelamin
Wanita sedikit lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami stroke dibandingkan pria pada usia yang sama. Tetapi wanita mengalami stroke pada usia yang lebih tua, yang membuat mereka cenderung tidak pulih dan lebih mungkin meninggal sebagai akibatnya.
Advertisement
Cara deteksi dini stroke
Gejala stroke dapat berkembang perlahan selama beberapa jam atau hari. Ada satu metode untuk mengenali gejala stroke dengan cepat. Metode ini disebut dengan FAST yang digunakan untuk mengenali gejala stroke yang umum.
FAST merupakan singkatan dari Face, Arm, Speech, dan Time. Berikut cara mendeteksi gejala stroke melalui metode FAST:
Face (wajah)
Jika Anda melihat senyum terkulai atau tidak rata di wajah seseorang, ini adalah tanda peringatan. Minta orang tersebut untuk tersenyum. Perhatikan tanda-tanda terkulai di satu sisi wajah.
Arm (lengan)
Lengan yang mati rasa atau kelemahan lengan bisa menjadi tanda peringatan. Minta orang tersebut untuk mengangkat tangannya. Jika lengan terkulai atau turun, ini bisa menjadi peringatan gejala stroke.
Speech (bicara)
Gejala stroke yang mudah dikenali adalah kesulitan berbicara. Minta orang tersebut untuk mengulangi sebuah kalimat. Ucapan cadel yang tidak seperti biasanya dapat menunjukkan bahwa orang tersebut mengalami stroke.
Time (waktu)
Jika Anda mengenali gejala stroke di atas, jangan buang waktu. Segera hubungi layanan gawat darurat setempat jika menunjukkan gejala stroke.