Sukses

Penyakit Asma, Gejala, Penyebab, Jenis, dan Pertolongan Pertamanya

Penyakit asma termasuk penyakit kronis.

Liputan6.com, Jakarta Penyakit asma merupakan salah satu kondisi pernapasan yang cukup banyak ditemui. Penyakit asma termasuk penyakit kronis atau jangka panjang. Ini sebabnya, asma bisa kambuh kapan saja.

Menurut data Kemenkes, penyakit asma termasuk penyakit tidak menular yang paling banyak diderita di Indonesia selama 2013-2018. Penyakit asma membuat saluran udara di paru-paru menyempit dan meradang. Ini menyebabkan kesulitan bernapas dan beberapa gejala lainnya. Penyakit asma bisa muncul jika seseorang terkena faktor pemicu.

Pengobatan penyakit asma biasanya berfokus pada meredakan gejala saat mereka kambuh. Berikut ulasan tentang penyakit asma, gejala, penyebab, dan pertolongan pertamanya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (22/3/2021).

2 dari 7 halaman

Gejala penyakit asma

Gejala penyakit asma terjadi ketika lapisan saluran udara membengkak dan otot-otot di sekitarnya menegang. Lendir kemudian mengisi saluran udara, selanjutnya mengurangi jumlah udara yang bisa melewatinya.

Gejala utama asma antara lain mengi, dada terasa seperti ada yang menghimpit, batuk, dan sulit bernapas. Gejala asma yang memburuk dalam waktu singkat, dikenal sebagai serangan asma. Ini bisa terjadi tiba-tiba atau bertahap selama beberapa hari. Gejala-gejala serangan asma, antara lain:

· Mengi, batuk, dan dada terasa seperti terhimpit dirasa semakin berat dan sering

· Aktivitas makan, bicara, dan tidur terganggu oleh kesulitan bernapas

· Jantung berdebar

· Mengantuk, mengalami kebingungan, letih, atau pusing

· Jari atau bibir membiru

· Pingsan

Apabila asma diidap sejak kecil, gejalanya bisa saja menghilang saat beranjak remaja dan muncul kembali di usia dewasa. Namun, gejala asma dengan kategori menengah dan berat di masa kecil akan cenderung tetap ada hingga dewasa. Asma dapat muncul pada usia berapa pun, tidak selalu berawal dari masa kecil.

3 dari 7 halaman

Penyebab penyakit asma

Penyebab penyakit asma belum diketahui pasti hingga saat ini. Penderita asma biasanya memiliki saluran pernapasan yang sensitif. Ketika terpapar faktor pemicu asma, saluran pernapasan lebih mudah menyempit dan tersumbat lendir.

Biasanya, dengan setiap napas yang diambil, udara melewati hidung dan turun ke tenggorokan, ke saluran udara, dan akhirnya sampai ke paru-paru. Ada banyak saluran udara kecil di paru-paru yang membantu mengantarkan oksigen dari udara ke aliran darah.

Gejala asma terjadi ketika lapisan saluran udara membengkak dan otot-otot di sekitarnya mengencang. Lendir kemudian mengisi saluran udara, selanjutnya mengurangi jumlah udara yang bisa melewatinya. Kondisi-kondisi ini kemudian membawa serangan asma, seperti batuk dan sesak di dada.

4 dari 7 halaman

Faktor pemicu penyakit asma

Saat paru-paru penderita asma teriritasi salah satu pemicu, otot pernapasan akan menjadi kaku dan saluran napas pun menyempit. Begitu pemicu sudah diketahui, usahakan untuk menghindarinya agar dapat mengontrol gejala penyakit asma. Berikut faktor pemicu penyakit asma:

- Zat yang terbawa udara, seperti serbuk sari, tungau debu, spora kapang, bulu hewan peliharaan atau partikel limbah kecoa.

- Penyakit pernapasan seperti flu dan pneumonia dapat memicu serangan asma.

- Olahraga, peningkatan gerakan dapat membuat pernapasan menjadi lebih sulit.

- Udara dingin atau kondisi cuaca ekstrem. Kondisi seperti kelembaban yang sangat tinggi atau suhu rendah dapat memicu asma.

- Polutan udara dan iritasi, seperti asap. Penderita asma mungkin sensitif terhadap iritan seperti asap kimia, bau yang kuat, dan asap.

- Obat-obatan tertentu, termasuk beta blocker, aspirin, ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya) dan naproxen (Aleve)

- Emosi dan stres yang kuat.Berteriak, tertawa, dan menangis dapat memicu serangan.

- Sulfit dan pengawet ditambahkan ke beberapa jenis makanan dan minuman, termasuk udang, buah kering, kentang olahan, bir dan anggur

- Gastroesophageal reflux disease (GERD), suatu kondisi di mana asam lambung kembali ke tenggorokan.

5 dari 7 halaman

Faktor risiko penyebab penyakit asma

Tidak ada penyebab tunggal yang diidentifikasi untuk penyakit asma. Sebaliknya, para peneliti percaya bahwa kondisi pernapasan disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor ini termasuk:

Genetika

Jika orang tua menderita asma, Anda lebih mungkin untuk mendapat turunan asma.

Riwayat infeksi virus

Orang dengan riwayat infeksi virus selama masa kanak-kanak lebih mungkin untuk mengembangkan kondisi asma.

Hipotesis kebersihan

Hipotesis ini menyatakan bahwa bayi tidak terpapar cukup bakteri pada bulan-bulan dan tahun-tahun awalnya. Oleh karena itu, sistem kekebalan tubuh mereka tidak menjadi cukup kuat untuk melawan asma dan kondisi lainnya.

Paparan alergen dini

Kontak yang sering dengan alergen dan iritan yang mungkin dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit asma.

6 dari 7 halaman

Jenis-jenis penyakit asma

Ada banyak jenis penyakit asma. Jenis yang paling umum adalah asma bronkial, yang memengaruhi bronkus di paru-paru. Berikut jenis-jenis penyakit asma:

Penyakit asma alergi

Alergen memicu jenis asma yang umum ini. Ini mungkin termasuk bulu hewan, makanan, jamur, serbuk sari, atau debu. Asma alergi sering kali bersifat musiman karena sering kali berhubungan dengan alergi musiman.

Penyakit asma non-alergi

Iritan di udara yang tidak terkait dengan alergi memicu asma jenis ini. Iritan ini mungkin termasuk kayu bakar, asap rokok, udara dingin, polusi udara, penyakit virus, penyegar udara, produk pembersih rumah tangga, dan parfum.

Penyakit asma akibat kerja

Asma akibat kerja adalah jenis asma yang dipicu oleh pemicu di tempat kerja. Bahan iritan seperti debu, gas, asap, pewarna, atau zat kimia lain bisa menjadi pemicunya. Bahan iritan ini dapat muncul di berbagai industri, termasuk pertanian, tekstil, pertukangan kayu, hingga manufaktur.

Bronkokonstriksi akibat olahraga

Bronkokonstriksi akibat olahraga biasanya memengaruhi orang dalam beberapa menit setelah memulai olahraga dan hingga 10–15 menit setelah aktivitas fisik. Kondisi ini sebelumnya dikenal sebagai asma akibat olahraga).

Hingga 90 persen penderita penyakit asma juga mengalami kondisi ini, tetapi tidak semua penderita Bronkokonstriksi akibat olahraga akan menderita asma jenis lain.

Asma yang diinduksi aspirin

Asma yang diinduksi aspirin (AIA), juga disebut penyakit pernapasan eksaserbasi aspirin (AERD), biasanya parah. Ini dipicu oleh konsumsi aspirin atau NSAID lain (obat antiinflamasi nonsteroid), seperti naproxen (Aleve) atau ibuprofen (Advil).

Gejala mungkin mulai dalam beberapa menit atau jam. Pasien ini juga biasanya memiliki polip hidung. Sekitar 9 persen penderita asma menderita AIA. Biasanya berkembang tiba-tiba pada orang dewasa antara usia 20 dan 50 tahun.

Asma nokturnal

Pada asma jenis ini, gejala memburuk pada malam hari. Pemicu yang diduga menimbulkan gejala di malam hari antara lain maag, bulu hewan peliharaan dan tungau debu. Siklus tidur alami tubuh juga dapat memicu asma nokturnal.

Asma varian batuk

Asma varian batuk tidak memiliki gejala asma klasik berupa mengi dan sesak napas. Ini ditandai dengan batuk kering yang terus-menerus. Jika tidak diobati, penyakit asma varian batuk dapat menyebabkan serangan asma yang parah yang mencakup gejala lain yang lebih umum.

7 dari 7 halaman

Pertolongan Pertama Penyakit Asma

Penyakit asma merupakan penyakit jangka panjang yang dapat kambuh sewaktu-waktu saat berkontak dengan pemicu asma. Ini membuat pentingnya mengetahui pertolongan pertama saat asma kambuh. Biasanya, ketika asma kambuh, inhaler bisa menjadi salah satu penyelamat. Selain itu ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk meredakan gejalanya. Berikut langkah-langkahnya:

Duduk tegak

Saat terjadi serangan asma, segera hentikan kegiatan yang sedang Anda lakukan. Kemudian, duduklah dengan tegak. Tindakan ini memungkinkan Anda untuk bisa bernapas dengan lebih baik. Hindari posisi bungkuk atau berbaring, karena kedua posisi tersebut dapat membuat saluran napas semakin tersumbat.

Tarik napas dalam dan panjang

Serangan asma dapat menyebabkan ketidakseimbangan kadar oksigen dan karbondioksida (hiperventilasi), yang bisa mengganggu aliran darah ke otak. Tarik napas panjang dan dalam. Lakukan selama beberapa saat hingga kondisi terasa membaik.

Tetap tenang

Agar serangan tidak semakin parah, cobalah untuk tetap tenang dan relaks. Atur napas sedemikian rupa, agar tidak terlalu cepat. Selain itu, usahakan juga untuk mengendurkan pakaian yang terasa sempit. Hal ini bertujuan agar laju napas tetap.

Segera hindari Penyebab

Penderita asma sangat perlu mengetahui bahan atau zat apa saja yang bisa menyebabkan serangan. Apakah itu debu, asap rokok, aroma zat kimia, atau lainnya. Jika sudah mengetahui, benar-benar jauhi zat penyebab asma tersebut.

Minum secangkir teh hangat

Minuman hangat yang mengandung kafein, seperti kopi atau teh, dapat sedikit membantu membuka saluran napas. Pada akhirnya, serangan asma yang terjadi akan terasa lebih ringan.

Segera cari pertolongan medis

Jika mengi, batuk atau sesak napas Anda bertambah parah setelah beristirahat, segeralah cari pertolongan medis. Jangan anggap sepele, karena serangan asma yang dibiarkan berlanjut bisa berujung pada kematian.