Sukses

Herman Lantang Sahabat Soe Hok Gie Dikabarkan Meninggal Dunia, Ini 4 Faktanya

Herman Lantang meninggal dunia di usianya yang ke-80 tahun.

Liputan6.com, Jakarta Pada Senin (22/3/2021) dini hari, Herman Onesimus Lantang dikabarkan telah tutup usia. Pria yang lebih dikenal dengan nama Herman Lantang ini merupakan salah satu dari pendiri organisasi Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (UI).

Kabar meninggalnya sahabat dari Soe Hok Gie ini pertama kali diketahui dari akun Instagram @hermanlantangcamp. Herman dikabarkan tutup usia pada pukul 03.00 WIB pada Senin (22/3/2021).

Kendati tak disebutkan penyebab meninggalnya Herman, namun kabar ini menuai banyak ucapan duka dari warganet yang mengenal sosok Herman Lantang. 

Berikut merupakan fakta-fakta terkait Herman Lantang, yang telah dirangkum dari berbagai sumber oleh Liputan6.com, Senin (22/3/2021).

2 dari 5 halaman

Mapala UI

 

Di masa kuliahnya dulu, Herman Lantang merupakan mahasiswa jurusan Antropologi di Fakultas Sastra UI (FSUI). Kemudian, bersama sejumlah rekan sekampusnya, termasuk juga Soe Hok Gie, ia mendirikan organisasi Mapala UI.

Herman disebut sebagai pemimpin dalam perjalanan pendakian perdana Mapala UI ke Gunung Semeru pada Desember 1969. Dalam ekspedisi pertama mereka ke gunung tertinggi di Pulau Jawa ini pula, Soe Hok Gie menghembuskan nafas terakhirnya.

Sebelum adanya film biografi "GIE", sosok Herman memang tak banyak dikenal oleh masyarakat luas. Namun, bagi orang-orang yang berkecimpung di komunitas pecinta alam, Herman dikenal sebagai sosok yang rendah hati.

 

3 dari 5 halaman

Aktif di kegiatan kampus

Herman Lantang lahir dan besar di Tomohon, Sulawesi Utara. Hingga akhirnya ia mengikuti kedua orang tuanya yang dipindahtugaskan ke ibukota Jakarta pada tahun 1957. Herman pun sempat mengenyam pendidikan di SMA 1 (Budi Utomo).

Di tahun 1960, setelah melalui serangkaian tes yang rumit, akhirnya Herman berhasil diterima di Jurusan Anthropologi, Fakultas Sastra UI. Selama menjadi mahasiswa, ideologi sosialisnya pun mulai terbentuk. Dia juga pernah menjadi ketua senat FSUI pada medio 1960-an. Salah satu pendiri Mapala UI itu akhirnya memimpin organisasi yang dia dirikan pada 1972-1974.

Bersama sang sahabat, yakni Soe Hok Gie, Herman juga menjadi salah satu inspirator gerakan demo long march mahasiswa UI untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno pasca G30 S dan semasa Tritura.

 

4 dari 5 halaman

Mud Doctor dan usaha kue

Lulus dari jenjang perguruan tinggi, pemilik nomor anggota M 016 ini kemudian menyalurkan jiwa petualangannya dengan bergabung ke beberapa perusahaan pengeboran minyak ternama seperti: Oil Field all part of Indonesia, East Malaysia Egypt dan Australia East Texas USA. Pria kelahiran Tomohon ini bahkan sempat diberi gelar sebagai Mud Doctor, karena pekerjaannya menangani masalah lumpur dalam pengeboran minyak bumi.

Setelah tua, Herman Lantang pun pensiun. Ia kemudian banting stir menjadi pengusaha toko kue. Bermodalkan rumah alakadarnya di bilangan Jagakarsa, Jakarta Selatan, ia pun membuat toko kue "Kelapa Tiga Taart Tempo Doeloe", yang menjual berbagai kue tradisional yang kini telah sulit ditemui di Jakarta.

Selain itu, sesekali Herman juga memenuhi undangan dari para mahasiswa yang memintanya untuk menjadi pembicara di seminar yang berhubungan dengan kegiatan alam bebas.

 

5 dari 5 halaman

Tutup Usia

Pada Senin (22/3/2021), Herman Lantang pun dikabarkan telah meninggal dunia di usianya yang ke-80 tahun. Hal ini diketahui melalui postingan Instagram @hermanlantangcamp.

"Telah dimuliakan Bapa di Sorga, Papa, Opa, Buyut, Om, Bung kami yang terkasih: Herman Onesimus Lantang. Pada hari Senin, 22 Maret 2021, Pukul 03.00 WIB, di RSUD Tangerang Selatan. Kiranya seluruh keluarga dan kerabat yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan, Tuhan Yesus memberkati," tulis akun tersebut sembari mengunggah potret Herman mengenakan topi safari.

Kendati demikian, tak disebutkan penyebab dari meninggalnya sahabat karib Soe Hok Gie ini. Namun, kepergian Herman ini tentunya menorehkan duka yang mendalam bagi keluarga serta komunitas pencinta alam Indonesia.

 

Â