Liputan6.com, Jakarta Sakit maag atau sindrom dyspepsia adalah salah satu penyakit pada sistem pencernaan yang terbilang mudah untuk disembuhkan, tetapi juga bisa menjadi parah apabila tidak segera ditangani. Gejala maag yang timbul tidak bisa disepelekan.
Baca Juga
Advertisement
Umumnya, sakit maag disebabkan oleh luka terbuka yang terjadi di lapisan dalam lambung (tukak lambung), infeksi bakteri Helicobacter pylori, efek samping konsumsi obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) dan stres. Karena itu, penting untuk mengetahui gejala maag yang timbul.
Ada beragam gejala maag yang penting untuk diketahui. Dengan mengetahui gejala maag, kamu bisa menghindari dan meminimalisir terjadinya komplikasi atau hal-hal yang mungkin membahayakan kesehatan akibat penyakit maag.
Berikut liputan6.com rangkum gejala maag beserta penyebab, faktor risiko, dan cara pencegahan penyakit maag dari berbagai sumber, Senin (22/3/2021).
Penyebab Sakit Maag
Banyak orang merasa gejala maag gampang kambuh karena telat makan. Hal ini berhubungan dengan cara kerja lambung. Setiap makanan yang di konsumsi akan masuk ke lambung, lalu dicerna secara kimiawi dengan bantuan dari enzim pepsin dan renin yang dicampur dengan asam lambung (HCl).
Apabila terjadi gangguan, maka mukosa akan rusak dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Apabila gangguan ini terus-menerus terjadi, maka asam lambung akan memecah mukosa dan menyebabkan iritasi dan peradangan.
Kondisi inilah yang mengakibatkan sakit maag. Rasa nyeri karena maag akut disebabkan oleh asam lambung yang bersentuhan dengan lapisan mukosa, sehingga ujung-ujung saraf menjadi lebih peka oleh rasa nyeri.
Penyebab munculnya gejala maag adalah konsumsi alkohol, stres, merokok, minum kafein berlebihan, alergi makanan, dan gaya hidup tidak sehat lainnya.
Advertisement
Faktor Risiko Sakit Maag
Semua orang dari segala usia dan jenis kelamin bisa mengalami sakit maag. Gangguan pencernaan ini sangat umum. Sakit maag juga bisa menjadi komplikasi dari sebuah penyakit, misalnya penyakit batu empedu, radang pankreas, penyumbatan usus, dan kanker lambung.
Namun, ada beberapa faktor yang dapat membuat risiko seseorang mengalami sakit maag meningkat, seperti:
- Adanya masalah emosional, seperti kecemasan atau depresi.
- Infeksi bakteri Helicobacter pylori.
- Efek samping penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid.
- Terlalu banyak makan.
- Kelebihan berat badan.
- Makan terlalu cepat.
- Mengonsumsi makanan berminyak, berlemak dan pedas.
- Terlalu banyak mengonsumsi minuman berkafein dan soda.
- Mengonsumsi cokelat berlebihan.
Gejala Maag
Penyakit maag bisa disebabkan oleh berbagai hal dan bisa dialami oleh siapa saja. Gejala maag yang paling terasa adalah rasa nyeri di kiri atas perut dan bisa terasa hingga ke punggung.
Gejala maag dapat timbul mulai dari luka terbuka di lapisan dalam lambung (tukak lambung), infeksi bakteri Helicobacter pylori, hingga efek samping penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
Pada beberapa orang, gejala maag ringan tidak akan memberikan dampak apapun. Gejala maag umumnya baru terasa ketika kondisinya sudah parah. Seseorang yang menderita penyakit maag biasanya akan mengalami gejala maag sebagai berikut:
- Nyeri ulu hati disertai sensasi terbakar di bagian dada.
- Mual saat atau setelah makan.
- Perut kembung dan terasa penuh.
- Mudah kenyang.
- Sering sendawa.
- Intoleransi terhadap makanan berlemak.
- Nafsu makan menurun karena perut terasa sakit.
- Naiknya asam lambung.
- Penurunan berat badan.
- Cegukan
Selain itu, ada pula gejala maag yang terbilang berbahaya dan perlu segera diatasi:
- Mual dan muntah secara terus menerus.
- Tinja berwarna gelap atau mengandung darah.
- Muntah darah.
- Nyeri perut yang tiba-tiba dan terasa begitu menyakitkan.
- Sulit bernapas.
- Anemia.
Advertisement
Cara Mencegah Sakit Maag
Pada banyak kasus sakit maag ringan, gejala maag bisa hilang dengan sendirinya. Namun jika tidak ditangani dengan tepat, bisa berlangsung lama. Semakin awal pengobatan diberikan, semakin kecil kemungkinan maag menjadi akut dan menjadi komplikasi penyakit lainnya.
Hal yang tak kalah penting adalah untuk berdamai dengan rasa stres. Tak ada yang bisa memprediksi ketika ada kejadian pemicu stres. Selain itu, perbaiki gaya hidup dengan menghindari makanan pH rendah, menghindari alkohol, dan makan dengan porsi kecil.
Sebelum mengalami penyakit maag, ada baiknya melakukan pencegahan sedini mungkin. Ini bisa dilakukan dengan mengubah pola hidup, termasuk:
- Kurangi atau hindari makanan pedas, asam, dan berlemak tinggi.
- Makan lebih sering (5–6 kali sehari) dengan porsi yang lebih kecil, dibandingkan 2–3 kali makan besar.
- Membatasi atau menghentikan konsumsi alkohol dan kafein (kopi).
- Hindari atau berhenti merokok.
- Mengurangi atau menghindari penggunaan obat golongan OAINS, kortikosteroid dan antikoagulan (anti pembekuan darah).
- Mengelola stres dan kecemasan.
- Hindari menggunakan pakaian ketat di sekitar dada.
Cara Pengobatan Sakit Maag
Pengobatan sakit maag tidak terlalu rumit. Penanganan sakit maag ala rumahan juga dapat dilakukan. Sebagian pasien sakit maag mengalami perbaikan gejala maag setelah melakukan penanganan ini. Salah satunya dengan memanfaatkan bahan rumahan seperti berikut:
1. Jahe
Seduh irisan jahe ke dalam air panas selama 10 hingga 20 menit. Lalu minumlah. Cara ini membantu meredakan sakit di area perut.
2. Baking Soda
Cukup campur baking soda dengan air hingga larut, kemudian minum. Namun, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter karena baking soda mengandung kadar garam dan gas yang tinggi.
3. Permen Karet
Mengunyah permen karet membuat asam lambung menjadi netral. Jika asam tersebut naik ke kerongkongan, iritasi pada kerongkongan pun ikut berkurang.
4. Jus Lidah Buaya
Minum segelas jus lidah buaya dapat menenangkan kerongkongan yang terbakar karena naiknya asam lambung, menghindari iritasi, dan mengurangi peradangan.
5. Apabila maag terjadi di malam hari, naikkan kasur tidur bagian kepala sekitar 15–20 cm dengan mengganjal kasurnya.
Advertisement