Liputan6.com, Jakarta Niat salat sunah rawatib perlu diketahui seluruh umat Islam. Pasalnya, salat sunah satu ini sangat mudah dilaksanakan dan waktunya berdekatan dengan salat fardu. Salat rawatib dikerjakan sebelum dan sesudah salat lima waktu.
Salat sunah rawatib yang dikerjakan sebelum salat fardu disebut dengan salat sunah Qobliyah. Sedangkan salat sunah rawatib yang dikerjakan setelah salat fardhu disebut dengan salat sunah Ba'diyah. Berikut dasar hukum pelaksanaan salat sunah rawatib dari hadis:
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: “Aku menghafal sesuatu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berupa salat sunnat sepuluh rakaat yaitu; dua rakaat sebelum salat zuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah salat maghrib di rumah beliau, dua rakaat sesudah salat isya’ di rumah beliau, dan dua rakaat sebelum salat subuh.” (HR. Al-Bukhari no. 937, 1165, 1173, 1180 dan Muslim no. 729)
Advertisement
Baca Juga
Niat salat sunah rawatib tentunya perlu diketahui sebelum melaksanakannya. Dengan berbagai keutamaannya yang sangat besar, akan sangat merugi jika kamu meninggalkan ibadah satu ini.
Bahkan Nabi Muhammad SAW selalu mengerjakan salat sunah rawatib ini. Beliau tidak pernah meninggalkannya meski dalam keadaan mukim (tidak bepergian jauh). Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (4/5/2021) tentang niat salat sunah rawatib.
Waktu Pelaksanaan Salat Sunah Rawatib
Sebelum mengenali niat salat sunah rawatib dan tata cara, kamu perlu terlebih dahulu mengetahui pembagian waktunya. Pembagian ini dibagi berdasarkan salat yang lebih diutamakan. Berikut pembagian waktu pelaksanaan salat sunah rawatib:
Salat Sunah Rawatib Mu'akkad
Salat sunah rawatib mu'akkad sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Mengenai jumlah salat sunah rawatib mu'akkad ada 12 rakaat, yaitu:
- 2 rakaat sebelum subuh
- 2 atau 4 rakaat sebelum zuhur
- 2 atau 4 rakaat sesudah zuhur
- 2 rakaat sesudah maghrib
- 2 rakaat sesudah isya
Penjelasan tentang jumlah rakaat salat sunah rawatib ini disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh At-Tarmidzi dan An-Nasa’i.
Dari Aisyah radiyallahu‘anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan dua belas (12) rakaat pada salat sunah rawatib, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga, (yaitu): empat rakaat sebelum zuhur, dan dua rakaat sesudahnya, dan dua rakaat sesudah maghrib, dan dua rakaat sesudah isya, dan dua rakaat sebelum subuh.” (HR. At-Tarmidzi no. 414, An-Nasa’i no. 1794)
Salat Sunah Rawatib Ghoiru Mu'akkad
Salat sunah rawatib ghoiru mu'akkad adalah jenis salat sunah rawatib yang tidak begitu ditekankan. Berikut adalah jumlah salat sunah ghoiru mu'akkad:
- 2 atau 4 rakaat sebelum ashar (jika dikerjakan 4 rakaat, dikerjakan dengan 2 kali salam)
- 2 rakaat sebelum maghrib
- 2 rakaat sebelum isya
Tentang waktu pelaksanaan salat sunah rawatib ini telah dijelaskan dalam sebuah hadis di bawah ini.
Ibnu Qudamah berkata: "Setiap sunah rawatib qobliyah maka waktunya dimulai dari masuknya waktu salat fardhu hingga salat fardhu dikerjakan, dan salat rawatib ba’diyah maka waktunya dimulai dari selesainya salat fardhu hingga berakhirnya waktu salat fardhu tersebut “ . (Al-Mughni 2/544)
Advertisement
Niat Salat Sunah Rawatib
Bacaan niat salat sunah rawatib pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan bacaan salat fardu. Kamu tinggal menambahkan Qobliyatan Lillahi Ta’ala (jika dikerjakan sebelum salat fardhu) di akhir niat atau Ba’diyatan Lillahi Ta’ala (jika dikerjakan sesudah salat fardhu).
Berikut niat salat sunah rawatib sebelum salat fardu subuh:
Ushallii sunnatash shubhi rak’ataini qabliy-yatan lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku (niat) salat sunat qabliyyah subuh 2 rakaat, karena Allah Ta’ala.”
Kemudian, begini bacaan niat salat sunah rawatib setelah salat fardu isya:
Ushallii sunnatal ‘isyaa’i rak’ataini ba’diy-yatan lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku (niat) salat sunat ba’diyyah isya 2 rakaat, karena Allah Ta’ala.”
Tata Cara Salat Sunah Rawatib
Niat salat sunah rawatib dan tata caranya memang tidak jauh berbeda dengan salat biasanya. Perbedaannya hanya terdapat pada bacaan doa yang dianjurkan. Berikut tata cara salat sunah rawatib:
1. Membaca Niat
2. Takbiratul Ihram
3. Membaca doa Iftitah
4. Membaca Surat al-Fatihah
5. Membaca Surat Pendek (Dianjurkan Surah Al-Kaafirun dan Al-Ikhlas)
6. Ruku dengan tumaninah (Allahu akbar)
7. Itidal dengan tumaninah,
8. Sujud dengan tumaninah
9. Duduk di antara dua sujud, dengan tumaninah
10. Sujud kedua dengan tumaninah (Allahu akbar)
11. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
12. Membaca surat Al-Fatihah
13. Membaca Surat Pendek yang dihapal
14. Ruku dengan tumaninah (Allahu akbar)
15. Itidal
16. Sujud pertama (rakaat kedua)
17. Duduk diantara dua sujud
18. Sujud kedua (rakaat kedua)
19. Tasyahud Akhir
20. Salam
Advertisement
Keutamaan Salat Sunah Rawatib
Setelah memahami niat salat sunah rawatib dan tata caranya, kamu tentu akan mendapatkan keutamaan yang sangat besar saat melaksanakan salat sunah rawatib ini. Keutamaan dari salat sunah rawatib ini sudah banyak dijelaskan dalam berbagai hadis.
Berikut beberapa keutamaan salat sunah rawatib menurut hadis:
1. Dibangunkan Rumah di Surga
At-Tarmidzi dan An-Nasa’i meriwayatkan hadis yang mengatakan bahwa, dari ‘Aisyah radiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa tidak meninggalkan dua belas (12) rakaat pada salat sunah rawatib, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga..." (HR. At-Tarmidzi no. 414, An-Nasa’i no. 1794)
2. Lebih Baik dari Dunia dan Seisinya
Aisyah radhiyallahu ‘anha telah meriwayatkan sebuah hadis tentang salat sunah rawatib sebelum (qobliyah) shubuh, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Dua rakaat sebelum shubuh lebih baik dari dunia dan seisinya.” Dalam riwayat yang lain, “Dua raka’at sebelum shubuh lebih aku cintai daripada dunia seisinya.” (HR. Muslim no. 725)
3. Diharamkan dari Api Neraka
Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha telah meriwayatkan tentang keutamaan rawatib dzuhur. Dia berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menjaga (salat) empat rakaat sebelum zuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah haramkan baginya api neraka." (HR. Ahmad 6/325, Abu Dawud no. 1269, At-Tarmidzi no. 428, An-Nasa’i no. 1814, Ibnu Majah no. 1160)