Sukses

Penyebab TBC, Gejala, Pengobatan, dan Cara Mencegahnya

Penyebab TBC bisa kamu hindari dengan menerapkan pola hidup sehat.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab TBC atau Tuberkulosis adalah masuknya bakteri Mycobacterium tuberculosis (Mtb) ke tubuh melalui pernapasan. Bakteri ini dapat ditularkan oleh orang yang terinfeksi TB paru (paru-paru) yang melepaskan Mtb ke udara melalui batuk, bersin, atau meludah.

Tuberkulosis atau TBC menjadi penyakit menular paling mematikan di dunia. Jumlah penderita infeksi serius yang mempengaruhi paru-paru ini jumlahnya makin bertambah. WHO menemukan 10,4 juta kasus baru pada tahun 2016 dan 1,7 juta kematian akibat TBC.  

Dokter membuat perbedaan antara dua jenis infeksi TBC yaitu laten dan aktif. Dalam beberapa kasus, bakteri menginfeksi tubuh orang tersebut tetapi tidak menimbulkan gejala apa pun. Ini dikenal sebagai TB laten. Bakteri tetap berada dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif. Mereka tidak menyebabkan gejala dan tidak menular, tetapi mereka dapat menjadi aktif.

Bakteri pada TB Laten kemudian setelah periode berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, mulai menyebabkan gejala TB. Ini dikenal sebagai TB aktif. Sekitar sepertiga populasi dunia diyakini memiliki TB laten.

Ada kemungkinan 10 persen TB laten menjadi aktif, tetapi risiko ini jauh lebih tinggi pada orang yang memiliki sistem kekebalan yang terganggu, yaitu orang yang hidup dengan HIV atau kekurangan gizi, atau orang yang merokok.

Penyebab TBC bisa kamu hindari dengan menerapkan pola hidup sehat. Meskipun merupakan penyakit menular, penyakit ini tak lantas mudah menular begitu saja. Mengenali berbagai penyebabnya serta cara pencegahan yang tepat dapat membuatmu terhindar dari TBC. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (24/5/2021) tentang penyebab TBC.

2 dari 5 halaman

Penyebab TBC

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab TBC adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri penyebab TBC kadang-kadang bisa tetap hidup di udara selama beberapa jam, terutama di tempat-tempat kecil tanpa udara segar. Udara segar dan sinar matahari mempersulit bakteri untuk tetap hidup. Udara segar menaburkan bakteri dan sinar matahari membunuh mereka. Seseorang yang tinggal atau bekerja bersama penderita TBC jauh lebih tinggi berisiko daripada penularan dari orang asing.

Sejak 1980-an, jumlah kasus TBC telah meningkat secara dramatis karena penyebaran HIV, virus yang menyebabkan AIDS. Infeksi dengan HIV menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga sulit bagi tubuh untuk mengendalikan bakteri TB. Akibatnya, orang dengan HIV jauh lebih sering terkena TB dan berkembang dari penyakit laten menjadi aktif dibandingkan orang yang tidak HIV positif.

 

Faktor Penyebab TBC

Tidak semua orang yang menghirup bakteri menjadi sakit. Pada banyak orang sehat sistem kekebalan mampu menghancurkan bakteri penyebab TBC. Siapa saja bisa terkena TBC, tetapi faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan risiko penularan.

Faktor-faktor penyebab TBC yaitu:

- Sistem kekebalan tubuh melemah

Salah satu faktor penyebab TBC terjadi adalah sistem kekebalan tubuh yang melemah. Sistem kekebalan tubuh yang sehat sering berhasil melawan bakteri TBC. Tetapi tubuh tidak dapat melakukan pertahanan yang efektif jika daya tahan tubuh rendah. Sejumlah penyakit, kondisi, dan obat-obatan dapat melemahkan sistem kekebalan.

Beberapa faktor penyebab TBC yang diakibatkan sistem kekebalan tubuh melemah adalah HIV/AIDS, diabetes, penyakit ginjal berat, kanker tertentu, kemoterapi, obat untuk mencegah penolakan organ yang ditransplantasikan, beberapa obat digunakan untuk mengobati (rheumatoid arthritis, penyakit crohn dan psoriasis), malnutrisi, dan usia yang sangat muda atau lanjut.

- Bepergian atau tinggal di daerah tertentu

Menurut MayoClinic, Risiko tertular TBC lebih tinggi bagi orang yang tinggal di atau bepergian ke daerah yang memiliki tingkat TBC yang tinggi dan TBC yang resistan terhadap obat.

TBC memengaruhi semua kelompok umur dan semua bagian dunia. Namun, penyakit ini kebanyakan menyerang orang dewasa muda dan orang yang tinggal di negara berkembang, seperti negara-negara di Afrika, Eropa Timur, Asia, Rusia, Amerika Latin, dan Kepulauan Karibia. Oleh karena itu, kamu tentunya harus selalu menjaga kesehatan untuk menghindari faktor penyebab TBC ini.

3 dari 5 halaman

Gejala Tuberkulosis

Pada tuberkulosis laten, seseorang memiliki infeksi tuberkulosis, namun bakteri menetap di dalam tubuh pada kondisi yang inaktif dan tidak mengalami gejala.

Pada tuberkulosis aktif, individu menunjukkan tanda dan gejala serta dapat menularkan kuman yang ada di dalam tubuhnya. Kondisi ini dapat terjadi setelah beberapa minggu terinfeksi oleh bakteri tuberkulosis, maupun bertahun-tahun setelahnya.

Tanda dan gejala tuberkulosis aktif adalah:

- Batuk-batuk yang berlangsung tiga minggu atau lebih

- Batuk darah

- Nyeri dada, atau nyeri yang timbul saat bernapas atau batuk

- Penurunan berat badan yang tidak disengaja

- Kelelahan

- Demam

- Keringat malam

- Menggigil

- Penurunan nafsu makan

Tuberkulosis juga dapat terjadi pada bagian tubuh lainnya, termasuk ginjal, tulang belakang, atau otak. Saat tuberkulosis terjadi di paru-paru, tanda dan gejala dapat bervariasi sesuai dengan organ yang terlibat. Misalnya, tuberkulosis yang terjadi pada tulang belakang dapat menyebabkan nyeri punggung, dan tuberkulosis yang terjadi pada ginjal dapat menyebabkan terdapatnya darah pada urine.

4 dari 5 halaman

Pengobatan TBC

Selain mengetahui gejala TBC dan penyebabnya, berikut ini pengobatan dan pencegahan TBC. Obat-obatan merupakan dasar pengobatan tuberkulosis. Tapi mengobati TB memakan waktu lebih lama dibanding mengobati infeksi bakteri jenis lain. Prinsip utama pengobatan TBC (tuberkulosis) adalah patuh untuk minum obat selama jangka waktu yang dianjurkan oleh dokter (minimal 6 bulan).

Jika TB laten, perlu minum satu jenis obat TB. Untuk TB aktif, terutama jika itu adalah virus yang tahan obat, memerlukan beberapa obat sekaligus. Obat-obatan yang paling umum digunakan untuk mengobati tuberkulosis meliputi Isoniazid, Rifampisin (Rifadin, Rimactane), Etambutol (Myambutol), dan Pirazinamid.

Menyelesaikan proses pengobatan sangat penting. Menghentikan pengobatan terlalu cepat atau melewatkan dosis bisa memungkinkan bakteri yang masih hidup menjadi resisten terhadap obat-obatan, yang mengarah ke TB yang jauh lebih berbahaya dan sulit untuk mengobati.

5 dari 5 halaman

Cara Mencegah TBC

Meskipun menjadi penyakit yang serius, bukan berarti TBC tidak dapat dihindari. Kamu bisa melakukan pencegahan sebagai berikut:

- Ketahui apakah kamu berisiko

Kalau kamu termasuk berisiko, maka harus lebih waspada terhadap penyakit TBC. Ini orang-orang yang berisiko terkena TBC:

- Orang dengan HIV/AID,

- Pecandu narkoba dan alkohol,

- Orang yang tinggal di daerah padat penduduk dan panti jompo,

- Orang yang sering berkontak dengan penderita TBC,

- Tenaga medis, dan

- Turis yang datang ke Negara dengan angka kasus TBC yang tinggi.

- Waspada dengan Pengidap TBC di Sekitar Kamu

Memiliki keluarga atau tetangga yang menderita TBC bukan berarti harus dijauhi. Hal yang terpenting adalah mengetahui sumber penularan dan menghindarinya.

Karena penyakit ini menular melalui udara, penderita sebaiknya menggunakan masker, membuang dahak di tempat yang dapat langsung dilaliri air, menutup mulut ketika batuk atau bersin, serta tidak berganti-ganti alat makan dengan orang yang sehat.

- Kenali Gejala TBC

Kamu perlu mengenali gejala TBC, maka kamu akan lebih sadar terhadap diri sendiri. Artinya, saat menemukan gejala yang mirip, kamu akan segera memeriksakan diri ke dokter sehingga dapat ditangani dengan cepat. Selain itu, kamu dapat lebih waspada terhadap mereka yang kamu curigai menderita TBC.

- Lakukan Vaksinasi Bacillus Calmette-Guerin (BCG)

Vaksin BCG dapat melindungi anak-anak maupun orang dewasa dari tuberculosis, dan telah masuk dalam imunisasi wajib oleh pemerintah. Untuk anak-anak, lakukan imunisasi sesuai jadwal untuk mencegah TBC pada kemudian hari.

- Lakukan Tes Lebih Dini

Kalau kamu merasa mengalami gejala TBC, jangan ragu untuk melakukan tes agar dapat terdiagnosis secara dini. Hal ini akan membantu tenaga medis untuk mengobati kamu dengan hasil yang lebih efektif. Tes yang dimaksud adalah tes dahak, tes kulit tuberculin, dan tes rontgen paru.