Liputan6.com, Jakarta Sekelompok nelayan asal Yaman tiba-tiba menjadi perhatian banyak publik. Pasalnya para nelayan tersebut mendapatkan harta karun dari bangkai paus yang mengambang di Teluk Aden, Yaman Selatan.
Kelompok nelayan tersebut menemukan ambergris atau muntahan paus senilai 1,1 juta pondsterling atau sekitar Rp 22 miliar dari bangkai paus sperma. Dilansir Liputan6.com dari The Sun, Rabu (2/6/2021) Yaman sendiri menjadi salah satu negara yang begitu bergantung pada industri perikanan. Menemukan ambergris dalam bangkai paus sperma pun menjadi penemuan berharga bagi para nelayan tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu nelayan menyebutkan jika mereka mencium bau yang menyengat dari seekor bangkai paus sperma yang mengambang. Bahkan, mereka meyakini bahwa paus tersebut memiliki sesuatu yang mungkin berharga.
"Segera setelah kami mendekatinya, tercium bau yang menyengat dan kami merasa bahwa paus ini memiliki sesuatu.
Kami memutuskan untuk mengaitkan paus itu, membawanya ke pantai" ujar salah satu nelayan seperti yang dilansir Liputan6.com dari BBC, Rabu (2/6/2021).
Temukan timbunan besar ambergris hitam
Para nelayan memutuskan untuk membawa bangkai paus tersebut ke tepi pantai dan membelahnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah benar ada ambergis di perut bangkai paus tersebut.
Para nelayan tersebut pun menemukan timbunan besar dari lilin ambergris hitam atau yang biasa disebut sebagai emas mengambang seberat 127 kilogram.
“Saat kami menemukan ambergris saya merasa sangat bahagia,” lanjut nelayan tersebut.
Pasalnya, ambergris diketahui sebagai bahan untuk pembuatan parfum agar wangi parfum dapat bertahan lama. Harga ambergris sendiri cukup tinggi yaitu mencapai 50.000 dollar atau sekitar Rp 714 juta per kilogramnya.
Zat ambergris tersebut sendiri diproduksi oleh paus sperma untuk melindungi lapisan usus dari paruh cumi-cumi tajam yang mereka makan. Tak hanya digunakan sebagai bahan dasar parfum saja, akan tetapi ambergris juga kerap digunakan untuk obat-obatan.
Advertisement
Membagi rata hasil penjualan
Mendapatkan muntahan paus yang cukup banyak, para nelayan tersebut memilih menjualnya kepada seseorang yang berada di Uni Emirat Arab. Bahkan, mereka membagi hasil penjualan kepada kelompok nelayan yang beranggotakan 35 orang sama rata.
Bukan hanya dibagikan pada anggota kelompok saja, akan tetapi hasil penjualan bongkahan ambergris tersebut jiga dibagi untuk membantu masyarakat yang membutuhkan di desa mereka.
"Itu adalah harga yang tak terbayangkan. Kami semua miskin, Kami tidak pernah menyangka hal ini akan memberi kami jumlah yang sangat besar." jelas salah seorang nelayan.