Liputan6.com, Jakarta Pengertian pantun secara umum adalah bentuk puisi Indonesia (Melayu), tiap bait (kuplet) biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b). Pantun merupakan satu di antara karya sastra yang masih populer hingga saat ini.
Baca Juga
Advertisement
Pantun berasal dari bahasa Minangkabau 'patuntun', yang berarti penuntun. Awalnya, pantun merupakan satu di antara bentuk dari sastra lisan. Namun, saat ini sudah sering dijumpai pantun dalam bentuk tertulis. Kemudian seiring berjalannya waktu, pantun telah berkembang sebagai media penuturan pesan dengan permaianan kata-kata.
Meskipun begitu, pantun ditulis secara bebas dan mengandung unsur-unsur yang harus diperhatikan ketika membuatnya. Itulah mengapa, penting untuk memahami secara mendalam mengenai pantun, mulai dari ciri-ciri, fungsi, jenis, unsur-unsur, hingga contohnya.
Berikut ini telah dirangkum mengenai pengertian pantun lengkap beserta ciri-ciri, fungsi, jenis, unsur-unsur dan contohnya oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (2/6/2021).
Pengertian Pantun Menurut Para Ahli
Berikut ini terdapat beberapa pengertian pantun menurut para ahli, terdiri atas:
1. R.O. Winsted
Pantun tidaklah sebatas kalimat yang mempunyai rima serta irama, tetapi sebuah rangkaian kata yang indah untuk melukiskan suatu kehangatan cinta, kasih sayang serta rindu, benci, penuturnya.
2. Sunarti
Pantun sebagai salah satu bentuk puisi lama, memiliki keindahan tersendiri dari segi bahasa, yang satu di antara keindahan bahasa dalam pantun ditandai oleh rima a-b-a-b.
3. Herman Waluyo
Pantun adalah salah satu bentuk sastra rakyat yang menyuarakan nilai-nilai dan kritik budaya masyarakat.
4. Surana
Pantun adalah bentuk puisi lama yang terdiri dari empat larik sebait berima saling (abab).
5. Kaswan dan Rita
Pantun merupakan satu di antara jenis puisi melayu di mana dalam satu baitnya terdiri dari empat larik dan mempunyai sajak a-b-a-b. Untuk larik pertama dan kedua diberi nama sampiran, sedangkan larik ketiga dan keempat dinamakan isi.
6. Alisyahbana
Pantun adalah satu di antara jenis puisi lama yang dikenal oleh orang dulu dan telah dikenal masyarakat sejak lama sekali. Ciri utama pantun adalah setiap baitnya terdiri dari empat baris dan berisikan sampiran serta isi pantun.
Advertisement
Ciri-ciri Pantun
Puisi termasuk puisi lama, pantun memiliki aturan terikat dalam penciptaannya. Sebuah pantun dapat dikenal dari ciri-ciri pantun itu sendiri. Ciri-ciri pantun tersebut antara lain:
1. Terdiri dari empat baris setiap baitnya
Puisi lama yang satu ini memiliki ciri khas kuat, yaitu tiap baitnya selalu terdiri atas empat baris. Barisan kata-kata pada pantun dikenal juga dengan sebutan larik. Setiap baris terdiri dari minimal delapan kata dan maksimal 12 kata.
2. Memiliki pola
Ciri-ciri khas pantun yang mudah dikenali adalah pola. Ada dua pola yang biasanya terdapat dalam pantun, yakni pola a-b-a-b dan a-a-a-a.
3. Memiliki sampiran dan isi
Dalam pantun terdiri atas dua bagian, yaitu sampiran dan isi. Dua baris pertama disebut dengan sampiran. Sampiran biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud, selain untuk mengantarkan rima sajak. Sementara isi berada pada baris ketiga dan keempat, yang berisi pesan atau makna utama dari sebuah pantun.
4. Tidak ada nama penulis
Pada pantun tidak terdapat nama penulis, berbeda dengan puisi atau karya sastra lainnya. Hal ini dikarenakan dahulu penyebaran pantun dilakukan secara lisan.
Fungsi Pantun
Secara umum, pantun berfungsi sebagai alat pemeliharaan bahasa. Selain itu ada beberapa fungsi pantun, yaitu :
1. Karya sastra ini berperan dalam kemampuan menjaga alur berpikir dan menjaga fungsi suatu kata. Hal ini dapat melatih seseorang dalam berpikir tentang makna kata yang sebelumnya diungkapkan.
2. Puisi lama ini juga melatih seseorang berpikir asosiatif bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan satu dengan lainnya.
3. Selain itu, karya sastra ini dapat melatih kecepatan berpikir seseorang dalam bermain-main dengan kata.
4. Salah satu jenis puisi lama ini juga berperan sebagai media kebudayaan guna memperkenalkan dan menjaga nilai-nilai masyarakat yang berlaku. Hal tersebut berdasarkan sebuah filosofi yang berbunyi “adat berpantun, pantang melantun”. Filosofi tersebut mengisyaratkan bahwa sebuah pantun sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai sosial dan bukanlah hanya imajinasi semata.
5. Keakraban dengan sanak saudara ataupun teman dapat juga terjalin dengan bermain puisi lama ini. Seperti bermain teka-teki menggunakan pantun, sehingga setiap orang dapat saling berinteraksi satu sama lain dengan cara yang unik.
Advertisement
Struktur Pantun
Struktur pantun terdiri dari bait, baris, kata, suku kata, rima, sampiran dan isi. Berikut ini penjelasannya:
1. Bait, Bait (dibaca "ba-it"), adalah banyaknya baris dalam sebuah pantun, misalnya (dua baris, empat baris, enam baris, delapan baris, dst)
2. Baris/larik adalah kumpulan beberapa kata yang memiliki arti dan bisa membentuk sampiran atau isi dalam sebuah pantun.
3. Kata adalah gabungan dari suku kata yang memiliki arti, meski begitu, ada kata-kata tertentu yang hanya terdiri dari satu suku kata.
4. Suku kata adalah penggalan-penggalan bunyi dari kata dalam satu ketukan atau satu embusan napas.
5. Rima adalah pola akhiran atau huruf vocal terakhir yang ada pada pantun.
6. Sampiran adalah bagian pantun yang terletak pada baris 1-2 yang merupakan awal dari sebuah pantun atau sampiran merupakan unsur suasana yang mengantarkan menuju isi atau maksud pantun tersebut.
7. Isi adalah bagian pantun yang terletak pada baris tiga-empat yang merupakan isi kandungan/pokok atau tujuan dari pantun tersebut.
Unsur-unsur dalam Pantun
Dalam sebuah pantun memiliki 2 unsur pembentuk yang perlu Anda pahami, berikut penjelasannya :
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang berasal dari struktur pantun itu sendiri. Unsur intrinsik dalam pantun terdiri dari tokoh, tema, amanat, setting atau latar tempat dan waktu, plot atau alur, dan lain sebagainya. Unsur intrinsik yang dapat menjadi ciri khas dari suatu pantun adalah rima. Rima dalam pantun memiliki akhiran yang sama sehingga dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi para pendengarnya.
2. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berasal dari luar struktur pantun. Unsur ekstrinsik ini dapat dikatakan sebagai latar belakang atau keadaan tertentu yang mendasari pembuatan pantun. Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang sangat penting untuk menentukan isi pantun. Unsur ini diperlukan untuk mendukung berbagai unsur intrinsik yang merupakan struktur pantun itu sendiri.
Unsur ekstrinsik dalam suatu pantun dapat berupa adat, norma dan nilai yang berlaku di masyarakat, serta biografi atau latar belakang pembuat pantun. Unsur ekstrinsik dapat digunakan untuk mengarahkan gaya bahasa dan makna yang terdapat di dalam isi pantun.
Advertisement
Jenis-jenis Pantun Beserta Contohnya
Berdasarkan isinya, pantun terdiri dari berbagai jenis. Berikut ini jenis-jenis pantun yang kerap ditemui dan contohnya:
1. Pantun Jenaka
Pantun jenaka merupakan pantun yang dibuat untuk tujuan hiburan. Terkadang, pantun jenaka dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung, dan dengan pantun jenaka diharapkan suasana akan menjadi makin riang. Contoh:
Duduk manis di bibir pantai
Lihat gadis, aduhai tiada dua
Masa muda kebanyakan santai
Sudah renta sulit tertawa
2. Pantun Teka-teki
Ciri-ciri pantun teka-teki adalah kalimat pertanyaan pada baris akhir pantun. Pantun ini berisi teka-teki untuk para pendengarnya. Contoh:
Kalau tuan muda teruna
Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji di luar apa buahnya
3. Pantun Nasihat
Pantun nasihat memiliki isi yang bertujuan menyampaikan pesan moral dan didikan. Pantun nasihat biasanya memiliki pesan-pesan bijak yang mengajak untuk berbuat baik. Contoh:
Jalan-jalan ke Kota Blitar
jangan lupa beli sukun
Jika kamu ingin pintar
belajarlah dengan tekun
4. Pantun Peribahasa
Seperti namanya, pantun peribahasa merupakan pantun yang di dalamnya terdapat kalimat peribahasa yang pada umumnya memiliki susunan tetap. Contoh:
Berakit-rakit kita ke hulu
Berenang kita ke tepian
Bersakit-sakit kita dahulu
Bersenang-senang kemudian
5. Pantun Kiasan
Pantun kiasan berisi bahasa atau kalimat kiasan. Hal ini berarti, pesan yang ada pada pantun ini disampaikan secara tersirat. Contoh:
Berburu ke padang datar
Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi
6. Pantun Cinta
Pantun cinta merupakan jenis pantun yang isinya berisi pesan yang berhubungan dengan cinta, romantisme, rindu antara dua insan. Hingga saat ini masih banyak orang yang menggunakan pantun cinta untuk mengungkapkan perasaan. Contoh:
Walaupun hanya sebatang tebu
Tetapi bisa diramu
Walaupun jarang ketemu
Cintaku hanya untukmu
7. Pantun Agama
Tujuan dari pantun agama sama dengan pantun nasihat, yaitu memberikan pesan moral dan didikan. Pantun agama membahas mengenai manusia dengan pencipta-Nya. Berbeda dari pantun nasihat, pantun agama lebih spesifik isinya karena diselipkan nilai-nilai dan prinsip agama tertentu. Contoh:
Banyak bulan perkara bulan
Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara Tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Esa