Liputan6.com, Jakarta Ekor kucing ternyata bukan hanya dimanfaatkan untuk menjaga keseimbangannya. Ekor kucing ternyata juga menunjukkan caranya berkomunikasi ke hewan lain dan manusia, serta masih banyak lagi manfaat untuk si kucing tersebut.
Nah melihat dari banyaknya fungsi ekor kucing ini, penting bagi pemilik hewan peliharaan untuk menjaga ekor kucing agar terbebas dari cedera dan infeksi.Â
Pemilik Rumah Sakit Hewan Newtown Square, Pennsylvania, Heather DiGiacomo mengatakan bahwa cedera ekor kucing untungnya jarang terjadi pada kucing. Meski demikian, bukan berarti kasus ini nggak mungkin terjadi.Â
Advertisement
Oleh karena itu, untuk mencegah adanya kemungkinan masalah yang terjadi, ada baiknya kamu tahu sederet cedera pada ekor kucing berikut ini, seperti dikutip laman Petmd:Â
1. Luka Gigitan
DiGiacomo menjelaskan bahwa luka gigitan adalah salah satu cedera ekor kucing yang paling umum terjadi.Â
"Mungkin ini terjadi saat kucing melarikan diri dan hewan lain yang menempel ke ekornya," jelas DiGiacomo. Sekalipun luka gigitannya kecil dan bisa sembuh dengan sendirinya.Â
Dokter hewan dari Skadron Animal Hospital di West St Paul, Minnesota, Teri Skadron menekankan, ketika hal itu terjadi tetap ada kemungkinan masalah lebih serius.Â
"Penting untuk memastikan luka tidak terinfeksi dengan tanda-tandanya yaitu kemerahan, panas, nyeri, dan peradangan," kata Skadron.Â
Jika kucingmu mendapatkan luka gigitan, ada baiknya segera dibawa ke dokter hewan untuk meminimalkan risiko infeksi yang parah.Â
Advertisement
2. Abrasi
Goresan atau luka kecil merupakan beberapa jenis abrasi yang mungkin dialami kucingmu, meski nggak main ke luar rumah. Oleh karena itu, kamu sebagai pemiliknya perlu menangani masalah kesehatan ekor kucing ini.Â
"Untuk lecet atau luka ringan, pemilik dapat menggunakan hidrogen peroksida untuk menjaga ekor tetap bersih," kata Skadron yang menjelaskan, untuk membersihkan luka menggunakan kain kasa.Â
3. Infeksi Kulit
Meskipun beberapa infeksi kulit disebabkan oleh jenis trauma yang disebutkan di atas, seperti luka gigitan hewan yang tidak diobati, penyebab paling umum adalah gigitan kutu atau reaksi alergi. Apapun penyebabnya, jika kulit menjadi meradang, merah, dan gatal, sebaiknya konsultasikan dengan dokter hewan tentang pengobatannya.
"Banyak dari kucing ini juga membutuhkan steroid untuk membantu mengurangi rasa gatal yang parah dan terkadang antibiotik jika mereka mengalami infeksi kulit sekunder."
Advertisement
4. Fraktur atau Dislokasi
Fraktur dan dislokasi ekor sering terlihat dengan trauma, seperti tertabrak mobil atau ekor secara tidak sengaja tersangkut di pintu. Skadron menjelaskan, gejala awalnya seperti ekor yang terkulai.Â
Namun untuk mengetahui cedera ini, kamu harus membawa kucingmu ke dokter hewan. Itu karena, kemungkinan dokter perlu melakukan rontgen untuk menemukan patah tulang atau dislokasi.
5. Degloving
Skadron menjelaskan Degloving terjadi ketika sejumlah besar kulit terkoyak dari jaringan di bawah ekor. Kasus ini bisa terjadi karena kucing tertabrak atau terseret mobil.Â
Menurut sebuah artikel tentang perawatan luka degloving dari jurnal tinjauan sejawat Clinician's Brief kulit, jaringan, otot, dan bahkan tulang dapat robek oleh gesekan, dan puing-puing serta bakteri dapat tertanam di luka, menyebabkan infeksi. Lantaran faktor tersebut cedera degloving pada kucing biasanya memerlukan pembedahan.Â
"Perawatan untuk cedera degloving biasanya amputasi ekor ke titik di mana ada jaringan normal," kata Skadron.
Advertisement
6. Cedera 'Fan Belt'
Buat kamu yang punya mobil, harus berhati-hati. Itu karena kucing sering kali mencari kehangatan di mesin mobil yang baru saja diparkir.Â
Ketika kamu nggak tahu bahwa ada kucing yang 'bersembunyi' lalu mesin mobil dihidupkan, ekor kucing dapat tertarik ke dalam mesin mobil. Saat hal ini terjadi, sangat mungkin terjadi cedera ekor kucing yang disebut cedera fan belt.Â
"Jenis cedera ini bisa menyebabkan kelumpuhan pada ekor dan kerusakan saraf. Dan yang lebih memprihatinkan, hal ini terkadang dapat melukai saraf yang menyuplai kandung kemih, sehingga kucing mungkin tidak dapat buang air kecil," jelas DiGiacomo.
7. Gigit Ekor Sendiri
Ini merupakan sindrom hyperesthesia yang menyebabkan kucing menggigit ekornya sendiri. Sebenarnya ini merupakan kondisi yang langka, namun sering terjadi terjadi.Â
"Hal ini dapat menyebabkan kucing sangat tidak nyaman, yang dapat mendorongnya untuk membuat kulit menjadi trauma parah."
Nah sekarang kamu sudah tahu kan, tujuh masalah umum atau cedera pada ekor kucing yang sering terjadi? Mulai sekarang, jangan mengabaikannya ya.Â
Selain rutin mengecek ekor kucing, kamu juga perlu melakukan perawatan secara keseluruhan. Salah satunya dengan mengatur pola makanannya, agar kesehatan kucingmu terjaga.Â
So, berikan kucingmu makanan bernutrisi seimbang. Rekomendasinya adalah Muezza.Â
Muezza merupakan brand makanan kucing yang terserifikasi halal dari The Central Islamic Committee Of Thailand yang mengandung protein tinggi, karbohidrat kompleks, taurin, dan ekstrak Yucca Schidigera yang dibutuhkan kucing untuk menjaga kesehatannya.Â
Menariknya, selain halal, kandungan ekstrak Yucca Schidigera dalam Muezza aampuh mengurangi bau dan membantu kotoran kucing terbentuk menjadi gumpalan, sehingga kesehatan kucing lebih terjamin.Â
Nah ada empat pilihan varian rasa Muezza, seperti Mackerel Flavor, Ocean Fish Flavor, Tuna Flavor, dan Salmon Flavor. Dari empat varian itu, kamu bisa memilih rasa yang paling disukai oleh si kucing kesayangan. Jangan ditunda, tentukan pilihan variannya sekarang karena Muezza lagi ada promo bundling yang dijamin bikin hemat kantong.Â
Ada beberapa pilihan bundling hemat. Mulai dari beli dua, tiga, atau empat sekaligus biar lebih hemat. Kamu juga bisa bebas pilih varian lho! Yuk segera beli varian rasa terfavoritnya di Shopee dan Tokopedia.Â
Beli Muezza di ShopeeBeli Muezza di TokopediaÂ
(*)
Advertisement