Liputan6.com, Jakarta Cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif menurut pakar Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Prof. dr. Pandu Riono, MPH, Ph.D paling utama adalah selalu menggunakan masker. Masker bedah bagus terutama bila tertutup rapat dan masker kain lebih baik daripada tidak sama sekali.
Baca Juga
Tak cuma menggunakan masker, tetapi vaksinasi dan membatasi mobilitas termasuk cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif. Menurut para pakar, vaksin sudah mampu melawan virus Corona varian baru seperti Alfa dan Delta yang baru-baru ini menjadi kekhawatiran. Mengingat kebanyakan varian baru lebih menular dan mematikan.
Advertisement
Mobilitas menjadi cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif karena transmisinya bisa dihambat. Ini merupakan bagian dari penegakan protokol 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas). Berikut Liputan6.com ulas cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif dari berbagai sumber, Jumat (25/6/2021).
Cara Mencegah Penularan Virus Corona COVID-19 Paling Efektif
1. Selalu Menggunakan Masker
Momen pandemi membuat berbagai upaya cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif wajib diketahui. Seorang pakar Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Prof. dr. Pandu Riono, MPH, Ph.D mengatakan masker adalah cara paling efektif melindungi diri sendiri dan orang lain dari penularan virus Corona COVID-19.
Menurutnya, masker adalah vaksin terbaik, murah, mudah dipakai dan terbukti bisa mencegah penularan. Penjelasan tersebut diperkuat dengan fakta bahwa sejak 102 tahun lalu Pendemi Flu Spanyol merebak, masker terbukti paling efektif dalam mencegah penularan virus. Untuk itu, ia menekankan untuk tetap menggunakan masker meskipun sejumlah orang sudah divaksinasi merupakan cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif.
2. Melakukan Vaksinasi
Penyebaran virus Corona COVID-19 semakin masif dan lonjakan kasus di berbagai negara mayoritas selalu mengalami peningkatan. Ditambah dengan mutasi varian baru virus Corona COVID-19 yang lebih mudah menular dan mematikan. Ini mengapa upaya membentuk herdimmunity dengan mempercepat proses vaksinasi sebagai cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif patut garis bawahi.
Prof. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, Guru Besar Fak.Kedokteran Hewan Universitas Udayana sekaligus Anggota Tim Pakar Medis Satgas COVID-19 dalam Dialog Publik KPCPEN yang disiarkan FMB9ID_IKP menuturkan vaksin COVID-19 sudah diteliti dan masih efektif melawan varian baru virus Corona COVID-19 terutama Alfa dan Delta.
Imbuhnya, vaksinasi adalah pelengkap cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif selain menegakkan protokol 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas). Hermawan Saputra, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat, mengatakan cara terbaik untuk memutus rantai penularan virus corona adalah dengan mencegah penularannya.
3. Membatasi Mobilitas
Membatasi mobilitas merupakan cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif karena hal ini bisa menjauhkan transmisinya. Pembatasan ini dijadikan pegangan agar kerumunan tidak lagi terjadi dan jaga jarak minimal 1 meter bisa selalu diterapkan. Di mulai dari mobilitas di tempat-tempat umum, pusat perbelanjaan, tempat ibadah, sekolah, dan perkantoran.
Belajar dari lonjakan kasus COVID-19 di India, Hermawan mengatakan bahwa secara masyarakat, ada kemiripan antara negeri Bollywood itu dengan Indonesia. Ia mencontohkan, dalam kegiatan keagamaan misalnya, di India ada tradisi Kumbh Mela yang juga berkontribusi pada peningkatan kasus infeksi, sama seperti liburan Natal dan Idulfitri di Tanah Air.
Advertisement
Cara Mencegah Penularan Virus Corona COVID-19 Paling Efektif Lainnya
4. Cuci Tangan
Cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif lainnya adalah dengan rajin mencuci tangan. Sebab, tangan adalah salah satu anggota tubuh yang menjadi sumber penyakit.
Cuci tangan dengan durasi minimal 20 detik untuk membunuh virus corona menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir. Setelah itu, keringkan tangan menggunakan kain yang bersih atau tisu.
Tindakan pencegahan yang satu ini dianggap lebih efektif untuk membunuh kuman, bakteri, termasuk virus corona. Cuci tangan merupakan langkah yang disarankan oleh banyak pihak, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia.
5. Hindari Sentuh Wajah
Telah diketahui bahwa tangan dapat menjadi sumber penyakit sebab sering terjadi kontak dengan benda maupun orang lain. Sementara itu, virus corona disinyalir dapat masuk tubuh manusia melalui segitiga wajah yakni mata, hidung, dan mulut.
Maka dari itu, cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif adalah hindari untuk menyentuh wajah menggunakan tangan. Apabila terpaksa harus menyentuh wajah, maka pastikan untuk mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun.
6. Etika Bersin dan Batuk
Terapkan etika bersin dan batuk dengan benar menggunakan siku tangan bagian dalam atau tisu bersih. Sebab, cairan yang diproduksi pada saat batuk dan bersin tersebut dapat menjadi media penularan virus corona.
Apabila menggunakan tisu, maka segera buang ke tempat sampah dan cuci tangan menggunakan sabun hingga bersih dan kering kembali. Ini cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif di manapun berada.
7. Hindari Berbagi Barang Pribadi
Barang pribadi milik orang lain dapat saja meningkatkan risiko penularan virus corona. Meskipun tidak nampak gejala, virus ini dapat menginfeksi tubuh manusia hingga berstatus sebagai silent carrier yang membawa dan menularkan virus corona covid-19 kepada orang lain.
Maka dari itu, cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif adalah selalu gunakan barang sendiri dan hindari untuk meminjam barang pada orang lain. Hal tersebut merupakan langkah yang dapat dilakukan untuk menekan laju penyebaran virus corona yang berbahaya.
8. Cuci Bahan Makanan
Cuci selalu bahan makanan yang diperoleh sebelum mengolahnya sebagai pelengkap cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif. Sebab, pada bahan makanan selalu saja terdapat kemungkinan adanya kuman, bakteri, hingga virus corona.
Anda dapat mencuci bahan makanan sebelum disimpan di dalam lemari pendingin dengan menggunakan larutan hidrogen peroksida ataupun cuka yang dapat membunuh bakteri, kuman, dan virus dengan cukup efektif.
9. Bersihkan Perabot Rumah
Virus corona dapat menempel pada permukaan benda yang sering terjadi interaksi. Maka dari itu, cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif dengan membersihkan selalu perabotan rumah secara rutin. Bila perlu, semprotkan cairan disinfektan setiap pagi dan sore hari yakni sebelum dan setelah beraktivitas guna membunuh virus corona.
10. Tingkatkan Imun Tubuh
Tidak hanya melakukan tindakan pencegahan di luar jaringan tubuh, namun cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif juga perlu melakukan tindakan pencegahan dari dalam tubuh selain vaksinasi.
Caranya adalah dengan meningkatkan imunitas atau sistem kekebalan tubuh terhadap berbagai virus termasuk virus corona covid-19. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan imunitas tubuh adalah dengan melakukan aktivitas fisik secara rutin dan mengonsumsi makanan sehat yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Cara Melindungi Diri saat Keluarga Terpapar Virus Corona COVID-19
Ketika salah satu anggota keluarga di rumah dinyatakan positif COVID-19, kekhawatiran pasti akan muncul. Melansir dari Healthline, menurut, Dr. David Hirschwerk dokter penyakit dalam dan penyakit menular di Northwell Health, anggota keluarga di rumah memiliki sekitar 50 persen risiko infeksi ketika seseorang yang tinggal di rumahnya terinfeksi.
1. Lakukan Tes
Jika seseorang di rumah dinyatakan positif COVID-19, segera lakukan tes PCR COVID-19 untuk diri sendiri dan anggota keluarga lain yang tinggal satu rumah secepat mungkin meski hasilnya negatif karena viral load bisa di bawah tingkat deteksi, kata Dr. Scott Braunstein, direktur medis Sollis Health di Los Angeles.
“Kami tahu bahwa sensitivitas tes meningkat secara dramatis pada 5 hingga 7 hari setelah paparan terakhir, jadi Anda akan perlu mendapatkan tes PCR COVID-19 kedua selama atau setelah periode itu.”
2. Membatasi Kontak
Penderita COVID-19 harus memisahkan diri dari orang lain di rumah. Jika memungkinkan, pengidap COVID-19 harus menggunakan kamar tidur dan kamar mandi terpisah.
Setiap orang di rumah harus menjauh setidaknya dua meter dari pengidap COVID-19. Orang dengan COVID-19 harus dikarantina minimal 14 hari sejak timbulnya gejala atau tes positif, dan lebih lama dalam kasus yang parah, kata Braunstein.
3. Biarkan Jendela Terbuka
Untuk meningkatkan ventilasi di tempat tinggal, jaga agar jendela tetap terbuka semaksimal mungkin, meskipun ini berarti bisa menaikkan suhu ruangan menjadi panas.
“Ini sangat penting ketika mengingat bahwa di dalam ruangan, virus dapat tetap berada di udara dalam tetesan yang sangat kecil dan berpotensi menginfeksi orang lain,” kata Hirschwerk.
4. Orang yang sakit harus memakai masker saat berada di sekitar orang lain, dan siapa pun yang tinggal bersama mereka harus memakai masker atau penutup wajah juga.
“Harus ada ambang batas yang sangat rendah untuk penggunaan masker (sebanyak mungkin) di antara semua anggota rumah, terutama individu yang terinfeksi,” kata Hirschwerk.
5. Sering Mencuci Tangan
Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik, terutama setelah berada di dekat orang yang sakit. Gunakan pembersih tangan yang mengandung setidaknya 60 persen alkohol, jika sabun dan air tidak tersedia. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.
“Mencuci tangan sangat membantu dan sangat masuk akal di sekitar orang yang sakit, dan penting bagi orang yang sakit untuk mencuci tangan juga,” kata Hirsch.
Disarankan juga melakukan pembersihan dan mendesinfeksi permukaan dan barang-barang yang “bersentuhan tinggi” setiap hari, seperti meja, kenop pintu, sakelar lampu, pegangan, meja, toilet, keran, bak cuci, dan elektronik.
6. Andalkan Informasi Terpercaya
Dengarkan hanya sumber tepercaya yang didukung oleh para ahli terkait informasi dan rekomendasi COVID-19, kata Braunstein. Seperti mencaritahu informasi dari dokter, kementerian kesehatan, atau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Ada banyak informasi yang salah di media sosial dan internet yang akan merekomendasikan segala hal mulai dari meminum vitamin dalam dosis besar hingga mandi air panas sebagai cara yang efektif untuk melindungi Anda dari infeksi COVID-19,” kata Braunstein.
7. Minta Dukungan Teman
Mendapat dukungan teman dan keluarga bisa menjadi cara yang bagus untuk mengungkapkan perasaan selama masa-masa sulit.
"Jika Anda memiliki hasil tes kontak rumah tangga yang positif COVID-19, wajar untuk mengalami berbagai emosi, termasuk ketakutan, kecemasan, depresi, dan kesepian, yang bisa sangat mendalam dan melemahkan," kata Braunstein.
8. Jaga Pola Makan Sehat
Bicarakan dengan dokter tentang apakah Anda harus mengonsumsi suplemen, kata Hirsch.
“Namun, yang jauh lebih penting adalah memiliki pola makan yang sehat dan menghindari penambahan berat badan yang sangat mudah dialami selama masa stres dan ketidakpastian ini,” katanya.
Advertisement
Gejala Infeksi Virus Corona COVID-19 yang Khas
1. Demam
Demam merupakan salah satu gejala COVID-19 yang khas. Demam yang dialami berkisar pada suhu 38 derajat celcius atau lebih. Maka dari itu jika suhu tubuh sudah pada angka 37.5 derajat Celcius, jangan disepelekan.
Apalagi jika demam yang dialami terjadi setelah bepergian. Segera periksakan ke dokter dan lakukan isolasi mandiri. Memang belum tentu gejala COVID-19, tetapi demam sudah pasti terjadi karena infeksi.
2. Batuk Kering
Mengalami batuk kering yang tak kunjung berkesudahan harus diwaspadai. Paling tidak sudah berupaya melakukan pengobatan. Jika tak kunjung sembuh dan pulih, batuk kering yang dialami termasuk gejala COVID-19 yang khas.
Apalagi jika batuk kering yang dialami disertai dengan demam tinggi. Bisa jadi, infeksi virus Corona COVID-19 sudah terjadi mengingat persebarannya semakin masif. Batuk kering bisa berarti respon terhadap patogen asing yang masu dalam tubuh.
3. Kehilangan Bau dan Rasa
Ketika kehilangan bau dan rasa tiba-tiba, jangan dianggap masalah biasa. Apalagi kondisinya sedang pandemi COVID-19. Keduanya termasuk gejala COVID-19 yang khas pada kasus ringan dan sedang.
Anosmia merupakan gejala alami bagi beberapa pasien. Hingga ada yang sampai kehilangan nafsu makan karenanya. Paling tidak ada sekitar 30 persen pasien yang mengalami, seperti yang terjadi di Korea Selatan.
4. Ruam kulit
Kini gejala COVID-19 yang khas semakin terus bertambah. Menurut penelitian, ada 20 persen pasien yang terdiagnosis Corona COVID-19 dengan ruam merah pada kulitnya. Ruam merah yang dialami hampir mirip dengan cacar air. Bergelombang, gatal, dan iritasi seperti cacar.
Kulit yang mengalami ruam disertai gejala demam dan batuk kering, harus diwaspadai. Menurut para ahli, ruam merupakan gejala khas keempat setelah demam, batuk kering, dan kehilangan bau. Segera lakukan pemeriksaan agar infeksi tidak menjadi semakin parah kemudian.
5. Bingung dan Mengigil
Gejala COVID-19 yang khas selanjutnya membuat pasien bingung dan menggigil. Kebingungan terjadi ketika pasien yang terinfeksi Corona COVID-19 sulit menopang dirinya. Bibir pasien akan kebiru-biruan dan mengalami nyeri dada.
Lalu rasa menggigil yang dialami pasien lebih sering terjadi pada malam hari. Kondisi seperti ini harus diwaspadai betul, apalagi ketika pasien juga sempat melakukan perjalanan, demam, batuk kering, dan sesak napas.
6. Pegal-Pegal
Pegal-pegal lumrahnya hanya disebabkan karena masuk angin saja. Jangan salah, pegal kini menajdi gejala COVID-19 yang khas. Pegal merupakan sinyal ketika tubuh tengah memerangi infeksi virus.
Pegal biasanya dibarengi dengan demam dan meriang. Pada saat itu pula sistem kekebalan tubuh sedang berperang dan menyebabkan tubuh meradang. Memang mirip masuk angin biasa, tetapi karena sedang pandemi COVID-19 gejala seperti ini tidak boleh disepelekan.
Lakukan isolasi mandiri dan redakan dengan mengonsumsi obat pereda demam. Jika perlu segera lakukan pemeriksaan untuk penanganan lebih dini. Biasanya dokter akan memeberikan resep obat penurun panas untuk pemulihan jika infeksi yang dialami bukan COVID-19.
7. Masalah Pencernaan
Rasa-rasanya masalah pencernaan tidak ada hubungannya dengan saluran pernapasan. Kali ini kondisinya berbeda, pandemi Corona COVID-19 membuat masalah pencernaan ikut perlu diperhatikan.
Menurut sebuah penelitian di China ada sekitar 200 pasien COVID-19 yang mengalami masalah pencernaan. Kondisi ini bisa menjadi gejala COVID-19 yang khas bagi beberapa orang. Beberapa di antaranya diare tetapi tidak mengalami demam.
Umumnya masalah pencernaan ini muncul pada pasien yang terlambat melakukan pemeriksaan. Penelitian juga menunjukkan bahwa pasien ini justru lebih sulit menyingkirkan virus Corona COVID-19 dari tubuh.
8. Badai Sitokin
Badai sitokin merupakan faktor pemengaruhi kasus flu tahun 1918. Banyak pula peneliti yang percaya bahwa badai ini memicu reaksi sama dengan infeksi Corona COVID-19. Badai sitokin pun termasuk gejala COVID-19 yang khas.
Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh tengah merespon infeksi. Lalu tubuh akan menunjukkan reaksi berupa peradangan yang belebihan. Peradanagn ini bisa sampai menyebabkan gagal ginjal, jantung, pembekuan darah, dan paru-paru.
9. Sesak Napas
Gejala COVID-19 yang khas adalah sesak napas. Kondisi ini terjaid karena virus Corona COVID-19 menyerang saluran pernapasan dan bereplika di sana. Gejalanya tidak langsung muncul setelah pasien mengalami infeksi, tetapi bertahap.
Biasanya sesak napas terjadi pada minggu kedua setelah pasien terinfeksi virus Corona COVID-19. Tingkat keparahan sesak napas juga bergantung dari penyakit bawaan yang dimiliki penderitanya. Bahkan bagi yang tidak memiliki penyakit bawaan, masalah bronkitis dan pneumonia bisa terjadi karenanya.
Awal mula infeksi virus Corona COVID-19 adalah mirip infeksi virus influenza. Menyebabkan pilek, hidung tersumbat, sakit kepala, sakit tenggorokan, sampai demam. Bedanya, kini masalah flu tidak boleh disepelekan karena persebaran virus Corona COVID-19 semakin masif.
10. Tidak Nafsu Makan
Kehilangan nafsu makan bagi yang terinfeksi COVID-19 tidak terjadi begitu saja. Biasanya sebelum kehilangan nafsu makan, penderita akan mengalami demam, batuk kering, dan kehilangan indra penciuman.
Namun tidak menutup kemungkinan hal ini terjadi pada pasien COVID-19 yang tak bergejala. Kehilangan nafsu makan bisa terjadi tiba-tiba. Maka dari itu, tetap patuhi berbagai protokol kesehatan agar infeksi tidak semakin masif terjadi.
11. Delirium
Delirium adalah salah satu gejala COVID-19 yang khas dan baru. Kondisi ini terjadi setelah pasien kehilangan indra perasa dan bau. Delirium merupakan gangguan mental yang dipengaruhi perubahan pada fungsi otak.
Sudah pasti saat delirium terjadi, pasien COVID-19 sulit berpikir, fokus, mengingat, dan berkonsentrasi. Dampak lainnya, pasien akan kesulitan tidur dan bingung. Kondisi seperti ini harus diwaspadai bila disertai dengan demam, sesak napas, batuk kering, dan gejala lainnya.
12. Mata Merah
Beberapa penelitian di negara dengan kasus infeksi tinggi seperti China, beberapa pasien mengalami mata merah. Kondisi ini bisa menjadi gejala COVID-19 yang khas bagi beberapa pasien saja, 1-3 persen.
Saat konjungtiva terjadi, penularan bisa lebih masif dilakukan oleh pasien yang mengalami. Tepatnya ketika masalah mata merah dibarengi dengan beberapa gejala lain seperti demam, batuk kering, dan sesak napas.
13. Kelelahan
Selain badan yang pegal seperti orang meriang, gejala COVID-19 yang khas menyebabkan kelelahan parah. Kelelahan ini biasanya terjadi tanpa alasan yang jelas. Tepatnya ketika seseorang tak melakukan aktivitas apapun, tetapi merasakan tubuhnya sangat lemas.
Badan Kesehatan Dunia WHO melaporkan, 40 persen dari 6.000 pasien positif COVID-19 mengaku seperti mengalami kelelahan. Pada beberapa kasus, kelelahan ekstrem masih terjadi ketika virus hilang atau saat pemulihan dilakukan.
Gejala Infeksi Varian Baru Virus Corona
National Health Service (NHS) membeberkan adanya gejala baru yang mulai muncul dan dialami oleh pasien terkonfirmasi COVID-19. Namun, gejala-gejala tak selalu sama di masing-masing pasien. Seorang Professor Epidemiologo Genetik di King's College London, Tim Spector mengungkapkan jika gejala-gejala baru tersebut muncul karena adanya mutasi pada pada virus COVID-19. Berikut gejala infeksi varian baru virus Corona:
1. Kelelahan
Mudah lelah diketahui menjadi salah satu gejala COVID-19 jenis baru. Pasalnya, virus corona yang diketahui menyerang sistem imun tubuh ini dapat membuat badan mudah merasa lelah.
2. Kebingungan atau Delirium
Delirium menjadi salah satu gejala baru muncul pada pasien COVID-19. Menurut MayoClinic, delerium ialah gangguan serius pada kemampuan mental yang mengakibatkan kebingungan berpikir, kurang kesadaran terhadap lingungkan ataupun berhalusinasi. Gejala delirium ini biasanya cukup cepat terlihat saat seseorang terinfeksi COVID-19.
3. Kehilangan selera makan
Sebelumnya, para pasien COVID-19 memiliki gejala hilangnya indra penciuman. Namun, kini seseorang yang terinfeksi COVID-19 dapat kehilangan selera makan. Hal ini dapat memperburuk sistem imun tubuh pasien.
4. Sakit Kepala
Seseorang yang terinfeksi COVID-19 juga diketahui kerap merasakan sakit kepala. Pasalnya, virus satu ini juga mempengaruhi sistem saraf pusat dan menghasilkan neurokognitif. Hal ini pulalah yang menyebabkan seorang pasein COVID-19 mengalami sakit kepala.
5. Diare
Seseorang yang menderita diare selama beberapa hari juga memiliki kemungkinan terinfeksi COVID-19. Pasalnya, virus corona yang telah bermutasi ini semakin kompleks dalam menyerang sistem imun tubuh. Maka dari itu, gejala satu ini patut diwaspadai.
6. Ruam pada kulit
Meski tak semua pasien mengalami gejala yang sama saat dinyatakan postif. Namun beberapa diantaranya muncul ruam pada kulit. Munculnya ruam di kulit pada pasien COVID-19 ini terbilang cukup jarang. Hal ini dipengaruhi pada sistem imun tubuh serta kondisi pasien.
7. Nyeri Otot
Nyeri otot ataupun pegal-pegal pada tubuh juga masih menjadi tanda akan adanya virus corona dalam tubuh. Bahkan, para varian baru virus corona, gejala satu ini pun tetap ada.
Advertisement