Sukses

10 Penyebab Maag, Gejala, Cara Mengatasi, dan Pencegahannya yang Tepat

Penyebab maag perlu diperhatikan, karena merupakan salah satu masalah yang sangat umum terjadi pada orang Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab maag perlu diperhatikan, karena merupakan salah satu masalah yang sangat umum terjadi pada orang Indonesia. Maag merupakan istilah umum untuk menggambarkan gangguan pada lambung, yang dalam dunia medis disebut dispepsia.

Gangguan maag biasanya ditandai dengan rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau sekitar ulu hati yang sifatnya berulang dan kronik. Kondisi ini tidak mengancam nyawa. Namun bila berlangsung terus-menerus dapat memengaruhi kualitas hidup penderita.

Penyebab maag dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah faktor gaya hidup yang tidak sehat, faktor kondisi medis atau kesehatan, hingga faktor efek samping penggunaan obat.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (29/6/2021) tentang penyebab maag.

2 dari 6 halaman

Gejala Maag

Sebelum mengetahui penyebab maag, kamu perlu mengenal gejalanya terlebih dahulu. Gejala maag yang paling sering timbul adalah:

- Rasa tidak nyaman atau nyeri di perut bagian atas (sekitar ulu hati)

- Rasa panas seperti terbakar di dada

- Cepat kenyang saat makan

- Sering bersendawa

- Perut kembung

Tidak hanya itu, sebagian orang juga bisa mengalami rasa mual, muntah, kehilangan nafsu makan hingga penurunan berat badan ketika mengalami sakit maag.

3 dari 6 halaman

Penyebab Maag Karena Gaya Hidup Tak Sehat

- Langsung berbaring setelah makan

Penyebab maag yang pertama terkait dengan faktor gaya hidup tidak sehat adalah langsung berbaring setelah makan. Makanan membutuhkan waktu dan proses untuk bisa sampai di dalam sistem pencernaan.

Jadi, berikan jeda waktu sekitar 2-3 jam setelah makan apabila kamu ingin tidur. Jika dipaksakan langsung berbaring setelah makan, maka akan memicu asam lambung naik. Karena naiknya asam lambung ini lah maag terjadi.

- Makan terlalu banyak dan cepat

Makan dalam porsi yang terlalu banyak, apalagi dengan terburu-buru bisa berisiko meningkatkan asam lambung yang kemudian menjadi penyebab maag. Usahakan untuk makan dengan porsi secukupnya atau sedikit, tapi dengan frekuensi yang lebih sering dalam sehari. Perhatikan juga supaya tidak makan dengan cepat-cepat.

- Minum alkohol berlebihan dan merokok

Minuman beralkohol dapat menimbulkan iritasi sekaligus mengikis lapisan lambung sedikit demi sedikit. Akibatnya, sistem pencernaan biasanya mejadi lebih rentan terhadap efek samping dari peningkatan produksi asam lambung.

Kondisi ini sering kali berujung pada gangguan pencernaan berupa gastritis atau radang lambung, yang nantinya menjadi penyebab maag. Selain minuman beralkohol, minuman bersoda dan kafein juga bisa menyebabkan sakit maag.

Selain itu, penyebab maag juga bisa terjadi karena merokok. Merokok bisa memperlambat waktu pengosongan perut yang dapat memicu kenaikan asam lambung sebagai penyebab sakit maag.

- Mengonsumsi makanan pedas, berlemak, dan berminyak

Makanan pedas, gorengan, dan makanan berlemak yang banyak mengandung cabai, lemak, dan minyak dapat merangsang peningkatan produksi asam pada lambung. Selain itu, makanan berlemak membuat seseorang rentan mengalami gangguan pencernaan sebagai penyebab maag.

Asupan lemak yang berlebihan dapat membuat proses pencernaan makanan menjadi lambat. Secara otomatis, waktu pengosongan pada lambung juga menjadi lebih lama daripada seharusnya.

4 dari 6 halaman

Penyebab Maag Karena Kondisi Medis

Penyebab maag selanjutnya terkait dengan kondisi medis dan penyakit seseorang. Berikut beberapa kondisi medis yang menyebabkan sakit maag:

- Radang lambung atau gastritis

Kondisi ini dikarenakan adanya peradangan pada lapisan kulit di dalam lambung.

- Refluks asam lambung (GERD)

Refluks asam lambung atau GERD adalah kondisi ketika asam lambung, yang seharusnya ada di dalam sistem pencernaan, justru naik ke atas. Akibatnya, menimbulkan iritasi, nyeri hingga sensasi terbakar (heartburn) pada ulu hati, dada, serta kerongkongan.

- Radang pankreas

Terjadi ketika pankreas mengalami peradangan sehingga menimbulkan infeksi, kerusakan jaringan, hingga perdarahan pada kelenjar.

- Tukak lambung

Tukak lambung merupakan kondisi di mana adanya luka atau lubang kecil pada dinding perut.

- Kanker perut atau kanker lambung

Kanker perut terjadi saat muncul pertumbuhan tumor atau sel kanker ganas pada bagian dinding lambung.

- Efek samping obat

Beberapa jenis obat dapat menjadi penyebab maag. Misalnya, obat pereda nyeri atau non-steroid anti-inflamasi yang meliputi aspirin, ibuprofen dan naproxen, berisiko menipisikan dinding pada lapisan lambung, sehingga membuatnya mudah mengalami iritasi. Selain itu, jenis obat-obatan lainnya seperti, estrogen dan kontrasepsi oral, obat steroid, obat penyakit tiroid, obat yang memiliki kandungan nitrat di dalamnya, dan jenis antibiotik tertentu, juga dapat menjadi penyebab maag.

5 dari 6 halaman

Cara Mengatasi Maag di Rumah

Berikut beberapa cara mengatasi sakit maag di rumah:

-Berhenti merokok

-Hindari menggunakan pakaian yang ketat di sekitar dada

-Kurangi berat badan

-Menghindari Stres

-Mengonsumsi Obat Maag

Obat maag golongan proton pump inhibitor (PPI), seperti omeprazol, lansoprazol, pantoprazol, dan esomeprazol, merupakan golongan paling baik dalam mengatasi nyeri lambung. Selain itu, metode alternatif seperti teknik relaksasi, meditasi, hipnoterapi dan akupunktur juga dapat dilakukan untuk membantu mengurangi gejala maag atau dispepsia.

-Mengubah pola makan

Membatasi makanan-makanan yang menyebabkan maag seperti yang telah disebutkan sebelumnya dapat mengatasi sakit maag. Selain itu, makan lebih sering dalam porsi yang lebih kecil juga bisa menjadi solusi. Setelah makan, dianjurkan untuk menunggu 2–3 jam sebelum berbaring.

6 dari 6 halaman

Cara Mencegah Maag

Cara mencegah sakit maag dilakukan dengan perubahan gaya hidup yang lebih sehat. Berikut beberapa cara mencegah sakit maag dengan perubahan gaya hidup: 

- Membatasi atau menghentikan konsumsi alkohol dan kafein (kopi). 

- Hindari atau berhenti merokok. 

- Kurangi atau hindari makanan pedas, asam, dan berlemak tinggi.

- Makan lebih sering (5–6 kali sehari) dengan porsi yang lebih kecil, dibandingkan 2–3 kali makan besar. 

- Mengurangi atau menghindari penggunaan obat golongan OAINS, kortikosteroid dan antikoagulan (anti pembekuan darah). 

- Mengelola stres dan kecemasan.Â