Liputan6.com, Jakarta Long COVID-19 merupakan masalah kesehatan baru yang banyak dialami penyintas COVID-19. Sebuah studi pada pasien di Italia dilansir oleh Journal American Medical Association menunjukkan keluhan Long COVID-19 menyebabkan 44 persen penyintas mengalami penurunan kualitas hidup.
Bagaimana cara mengatasi Long COVID-19?
Advertisement
Baca Juga
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), gejala umum yang dialami penderita Long COVID adalah mudah lelah, napas pendek, batuk, nyeri pada dada, dan sendi. Gejala lain yang biasa dirasakan meski jumlah penderitanya tidak sebanyak gejala sebelumnya adalah kesulitan konsentrasi, nyeri otot, demam, sakit kepala, dan jantung berdegup cepat.
Di Indonesia sendiri belum ada penangan khusus terhadap penyintas yang mengeluhkan kondisi kesehatan seperti Long COVID-19. Hal ini sejalan dengan kaburnya faktor penyebab Long COVID-19 yang membuat sulit menekan angka kasusnya. Bahkan, tenaga medis juga masih kesulitan mendeteksi apakah seseorang penyintas akan mengalami Long COVID-19 atau tidak.Â
Lebih jelasnya, berikut Liputan6.com ulas cara mengatasi Long COVID-19 dari berbagai sumber, Sabtu (10/7/2021).
Mengenal Long COVID-19
World Health Organization (WHO) memperingatkan ancaman masalah kesehatan berkepanjangan akibat COVID-19. Sebagian pasien bisa mengalami keluhan berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah dinyatakan sembuh.
Di Inggris, keluhan semacam itu disebut "Long COVID". Sementara kalangan medis di Amerika Serikat menyebutnya dengan "Long Haulers". Pada prinsipnya kedua istilah itu merujuk kondisi kesehatan para penyintas COVID-19 yang masih merasakan keluhan lanjutan mirip COVID-19. Gejalanya bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Natalie Lambert, peneliti dari Indiana University Medical School, melakukan survei pada 1.500 penyintas COVID-19 di Amerika Serikat. Hasilnya sungguh mencengangkan. Ia mendapati 98 variasi keluhan yang dialami penderita Long COVID-19. Sebanyak 26,5 persen gejala di antaranya menyebabkan rasa sakit pada pasien.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), gejala umum yang dialami penderita Long COVID-19 adalah mudah lelah, napas pendek, batuk, nyeri pada dada dan sendi. Gejala lain yang biasa dirasakan meski jumlah penderitanya tidak sebanyak gejala sebelumnya adalah kesulitan konsentrasi, nyeri otot, demam, sakit kepala dan jantung berdegup cepat.
Advertisement
Cara Mengatasi Long COVID-19 untuk Kelelahan Kronis
Cara mengatasi Long COVID-19 seperti kelelahan kronis bisa dengan konsumsi suplemen. Kelelahan kronis yang dialami oleh mayoritas penyintas COVID-19 dari banyak kasus seolah terjadi terus-menerus dan tidak sembuh dalam hitungan bulan.
Melansir dari laman KlikDokter, Sabtu (10/7/2021) dr. Astrid Wulan Kusumoastuti menjelaskan bahwa kelelahan parah atau chronic fatigue syndrome (CFS) yang tidak membaik walau sudah istirahat cukup belum diketahui secara pasti penyebabnya. Dugaannya infeksi virus atau stres psikologis yang berat.
Hubungan antara COVID-19 dengan CFS belum dapat dibuktikan dengan jelas. Akan tetapi, ada beberapa dugaan yang mengarah kepada hubungan kedua kondisi tersebut. Mengenai cara mengatasi Long COVID-19 seperti kelelahan kronis bisa dengan mengonsumsi suplemen berikut ini.
Meski demikian, sebelum mengonsumsi tetap harus disertai konsultasi dengan dokter. Berikut penjelasan suplemen yang bisa dikonsumsi:
1. Vitamin B12 dan Asam Folat
Metilasi atau fungsi metabolisme tubuh pasien yang sembuh dari COVID-19 ditemukan menurun. Ketika fungsi metilasi menurun, kinerja sel-sel dalam tubuh pun jadi tak maksimal. Alhasil, penyitas COVID-19 ditemukan lebih gampang merasa lelah.Â
Dikutip dari Thailand Medical, cara mengatasi Long COVID-19, peneliti menyarankan untuk mengonsumsi vitamin B12 yang dikombinasikan dengan asam folat. Keduanya diyakini dapat dijadikan cara mengatasi Long COVID-19 seperti kelelahan kronis. Vitamin B12 dan asam folat memiliki peran untuk meningkatkan fungsi metilasi yang sehat.Â
2. Nicotinamide Adenine Dinucleotide (NADH)
Menurut studi tahun 2017 yang diterbitkan oleh Journal of Human Nutrition and Dietetics, zat nicotinamide adenine dinucleotide dapat membantu mengurangi rasa lelah dan meningkatkan energi pasien dengan sindrom kelelahan kronis.
NADH adalah zat alami yang terbentuk dari vitamin B3 (niasin) dan berperan penting untuk menghasilkan sel energi. Inilah mengapa mengonsumsinya adalah cara mengatasi Long COVID-19 untuk kelelahan kronis. Penelitian lain juga menunjukkan, khasiat NADH mungkin lebih efektif bila dikombinasikan dengan suplemen lain, salah satunya koenzim Q10 (CoQ10).
3. Asam Lemak Esensial Omega-3 dan Omega-6s
Sebuah studi tahun 2018 yang dipublikasikan oleh PubMed mengatakan, orang dengan kondisi CFS memiliki kadar omega-3 dan omega-6s dalam tubuh yang tak seimbang.Â
Orang dengan CFS turut dilaporkan mengalami kelelahan dan nyeri tubuh. Untuk itu, cara mengatasi Long COVID-19 untuk kelelahan kronis bisa mengonsumsi suplemen mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6.Â
Pasalnya, tubuh manusia juga tak bisa menghasilkan kedua asam lemak esensial tersebut sendiri. Meski demikian, masih diperlukan lebih banyak studi untuk meneliti khasiat asam lemak esensial sebagai cara mengatasi Long COVID-19 untuk kelelahan kronis atau terapi sindrom kelelahan kronis.Â
4. Magnesium
Kondisi kelelahan kronis dapat disebabkan oleh kekurangan zat magnesium di dalam tubuh. Maka dari itu cara mengatasi Long COVID-19 untuk kelelahan kronis bisa dengan mengonsumsinya.
Ketika kadar magnesium dalam tubuh rendah, dapat muncul kegagalan fungsi mitokondria. Mitokondria adalah organel yang berperan sebagai penghasil energi dan mengoptimalkan kerja organ tubuh.Â
5. D-Ribose
D-ribose adalah sejenis gula yang dihasilkan tubuh untuk membantu menghasilkan energi. Inilah mengapa D-Ribose dapat dijadikan cara mengatasi Long COVID-19 untuk kelelahan kronis.
Tak hanya itu, D-ribose juga berfungsi menghasilkan energi dalam bentuk ATP (adenosine triphosphate), membangun materi genetik RNA (asam ribonukleat), dan meningkatkan energi otot.
Disebabkan fungsinya tersebut, suplemen D-ribose dipercaya punya manfaat baik bagi orang yang menderita sindrom kelelahan kronis.Â
6. L-Carnitine
L-carnitine adalah zat yang bertugas mengangkut asam lemak rantai panjang ke mitokondria. L-carnitine juga membantu mengubah asam lemak menjadi energi dan membuatnya cocok dijadikan cara mengatasi Long COVID-19 untuk kelelahan kronis.
Beberapa penelitian menemukan, orang dengan CFS memiliki kadar L-carnitine dalam tubuh yang rendah. Orang dengan CFS juga cenderung mengalami kelelahan kronis serta nyeri otot.Â
Cara Mengatasi Long COVID-19 yang Memengaruhi Jantung
Banyak penelitian menemukan bahwa penyintas COVID-19 bisa mengalami gejala jangka panjang atau Long COVID-19 seperti mengalami peningkatan gagal jantung. Menurut studi yang diterbitkan Juli 2020 di JAMA Cardiology menemukan hasil MRI jantung pada 100 pasien yang baru sembuh dari virus, 78 persennya terdeteksi mengalami kelainan dan 60 persennya peradangan berkelanjutan dari otot jantung.
Studi lain yang dirilis Desember 2020 di Circulation menemukan bahwa hampir 20 persen orang dirawat di rumah sakit akibat virus Corona memiliki beberapa jenis cedera jantung. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan pada efek jangka panjang COVID-19 pada jantung, terutama karena kita sudah mengalami krisis kesehatan jantung seperti di AS.
"Waktu pemulihan berbeda untuk orang yang berbeda. Sementara beberapa orang mungkin pulih dalam beberapa hari, yang lain mungkin merasa lelah selama berminggu-minggu setelah infeksi virus," catat Saurabh Rajpal, MD, seorang ahli jantung dan asisten profesor di Division of Cardiovascular Medicine di The Ohio State University College of Medicine, dikutip dari laman Livestrong, Sabtu (10/7/2021).
Berikut cara mengatasi Long COVID-19 dengan kembali membangun kesehatan jantung:
1. Terus Bergerak Sebanyak yang Bisa Dilakukan
Meskipun penyintas COVID-19 menjadi lebih mudah lelah, penting untuk tidak berdiam diri saat tubuh pulih dari virus dan menjadi Long COVID-19.
"Imobilitas total merupakan faktor risiko pembekuan darah dan harus dihindari," catat Dr. Rajpal.
Setelah beberapa hari istirahat, ia merekomendasikan untuk kembali ke rutinitas olahraga secara bertahap.
"Jika Anda memiliki gejala saat kembali beraktivitas seperti ketidaknyamanan dada, sesak napas atau detak jantung yang cepat atau tidak teratur, konsultasikan dengan dokter," katanya.
2. Mengonsumsi Makanan Sehat dan Bergizi
Hasil studi yang dirilis tahun 2015 di Journal of American College of Cardiology, menemukan bahwa diet kaya buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, kacang-kacangan, ikan, unggas, lemak, dan moderat di susu dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga sekitar sepertiganya.
Direktur Penelitian Klinis di Ciccarone Center for the Prevention of Cardiovascular Disease, sekaligus profesor dokter di John Hopkins Medicine, Michael Blaha, MD menjelaskan konsumsi makanan yang tepat untuk menjaga kesehatan jantung.
Cara mengatasi Long COVID-19 dengan membangun kembali kesehatan jantung penting untuk menghindari makanan yang diproses secara berlebihan (misalnya makanan cepat saji atau makanan kemasan), gorengan atau yang mengandung banyak lemak jenuh, yang dapat meningkatkan LDL (kolesterol jahat).
3. Medical Check Up
Meskipun untuk saat ini tampaknya bukan waktu yang tepat untuk pemeriksaan rutin, bukan hal yang baik pula menghindari perawatan pencegahan. Dikatakan Alexandra Lajoie, MD, ahli jantung non-invasif di Providence Saint John's Health Center di Santa Monica, California, dengan melakukan pemeriksaan rutin bisa mencegah peningkatan perkembangan penyakit dan ini cara mengatasi Long COVID-19 tepat yang menyerang jantung.
Schiff merekomendasikan cara mengatasi Long COVID-19 yang menyerang jantung dengan memastikan nilai lab yang dipantau secara teratur, terutama untuk gula darah, kolesterol dan trigliserida, dan menindaklanjuti dengan dokter jika dirasa mengalami gejala penyakit jantung, termasuk ketidaknyamanan dada, sesak napas, atau detak jantung cepat atau tidak teratur.
4. Berhenti Merokok
Daftar implikasi kesehatan yang terkait dengan merokok, tentunya termasuk kesehatan jantung merupakan alasan yang cukup meyakinkan untuk berhenti merokok.
Dr. Lajoie percaya bahwa satu-satunya hal terpenting yang dapat dilakukan sebagai cara mengatasi Long COVID-19 yang menyerang jantung adalah menghindari merokok sama sekali.
"Merokok hampir merupakan jaminan bahwa Anda akan mengembangkan beberapa bentuk penyakit kardiovaskular selama hidup Anda," katanya.
Advertisement